Tuesday 16 January 2018

7 PILLAR KEHIDUPAN

Rujukan: 7 Pilar Kehidupan oleh Dr M Ratib an-Nabulsi

Bimbingan oleh:  Ustazah Dr Sholihah Kaswari


7 Pilar Kehidupan ialah:  Alam Semesta, Akal, Fitrah, Syahwat, Syariat, Kebebasan Memilih, dan Waktu.


Hidup itu bermakna anda memerlukan bebanan untuk mensucikan jiwa.  Pensucian jiwa itu memerlukan alam semesta untuk mengenal tuhan.  Akal diperlukan untuk menangkap maklumat disebalik alam semesta.  Fitrah digariskan untuk membimbing jiwa meraih ketenangan.  Syahwat digariskan untuk mencetuskan kesabaran dan kesyukuran melalui ikhtiar (pilihan) bukan paksaan.  Syariat datang menentukan pilihan sama ada benar atau salah, baik atau buruk dan semua memerlukan masa sebagai bekas untuk menampung amal.



1.  ALAM SEMESTA

a.  Alam semesta adalah semua makhluk selain Allah
b.  Sumber pengetahuan tentang alam semesta dlm Quran ada 1300 ayat
c.  Alam semesta adalah Quran yg diam, Quran adalah alam semesta yg berbicara, sedangkan Rasulullah saw adalah Quran yg berjalan
d. Alam semesta dgn segala isinya dicipta untuk kita atas dua sebab i.  Pengenalan/pengetahuan--membuat manusia beriman  ii.  Kemanfaatan--membuat manusia bersyukur
e.  Setiap kali pengetahuan manusia terhadap Allah bertambah, maka bertambah pula ketaatannya kpd Allah
f.  Setiap makhluk di muka bumi diciptakan untuk manusia dengan dua manfaat  i. manfaat duniawi yg terbatas ii. manfaat ukhrawi yg abadi
g. Cara pemikiran (tafakur) dlm Quran i. Memikirkan sesuatu berikut asal penciptaannya (al Alaq: 2)  ii.  Memikirkan sesuatu dan ketiadaan sesuatu itu (al Mulk: 30)

h.  Alam mengandungi petunjuk yang menghantar manusia untuk mengenal tuhannya melalui proses pemikiran yang melibatkan akal dan maklumat sebelumnya (Ali Imran: 190-191):  Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi, dan pada pertukaran malam dan siang, ada tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan, dan keluasan rahmat Allah) bagi orang-orang yang berakal; (iaitu) orang yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka baring mengiring, dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): "Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau menjadikan benda-benda ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab neraka.
i.  Alam juga merupakan manifestasi nama-nama Allah dan sifat-sifatNya, maka manusia digesa untuk mencari dan menemukan nama dan sifat tersebut (Al-Furqan 25: 45):  Tudakkah engkau melihat kekuasaan Tuhanmu?  Bagaimana ia menjadikan bayang-bayang itu terbentang (luas kawasannya) dan jika ia kehendaki tentulah ia menjadikannya tetap (tidak bergerak dan tidak berubah)! Kemudian Kami jadikan matahari sebagai tanda yang menunjukkan perubahan bayang-bayang itu;        
j.   Alam semesta dan fenomenanya memperkenalkan dirinya kepada anda agar anda mendapati keindahan dan kesempurnaan sifat pada dzat dan perbuatan Allah (Al-An'am 6:1):  --Segala puji bagi Allah yang menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap dan terang; dalam pada itu, orang-orang kafir menyamakan (sesuatu yang lain) dengan tuhan mereka. 

k.  Apakah KPI kita terhadap Alam? Kita perlu mengenal tujuan alam diciptakan:  i. Kenali tuhan alam itu, siapakan Allah, caritahu di mana Allah?:  Al-Ta'rif-->Iman-->Hamba   ii.  Pengambilan  manfaat dari alam, contoh madu yang dihasilkan oleh lebah:  Al-Takrim-->Syukur-->Khalifah   iii. Maka jika sedar diri sebagai hamba dan khalifah di alam ini , kita  akan aman dan selamat (An-Nisa 4: 147):  Apa gunanya Allah menyiksa kamu sekiranya kamu bersyukur (akan nikmatNya) serta kamu beriman  (kepadaNya)?  Dan (ingatlah) Allah sentiasa Membalas dengan sebaik-baik (akan orang-orang yang bersyukur kepadaNya), lagi Maha Mengetahui (akan hal keadaan mereka).                                                                       



2. AKAL
a.  Akal adalah perkara pokok dalam agama.  Dalam Quran hampir 1000 ayat membicarakan ttg akal
b. Seorang yg berakal menjalani kehidupan penuh keselamatan dan kebahagiaan
c.  Segala sesuatu itu mempunyai penopang, dan penopang amal seseorang adalah akalnya.  Maka sebesar apa akalnya sebesar itulah ibadahnya kpd Tuhannya
d.  Allah anugerahkan akal agar kita mengenalNya, taat kpdNya dan seterusnya berbahagia di dunia dan akhirat.
e.  Allah bertanggungjawab utk memberi hidayah kpd manusia. Manusia bertanggungjawab atas akal yg dicipta Allah dlm dirinya bagi tujuan mengenal Allah
f.  Tiga prinsip akal  i. Prinsip sebab  ii. Prinsip tujuan  iii.  Prinsip tidak kontradiktif
g.  Sekiranya seorang hamba hanya mentaati apa yg diterima akal dan difahami, maka sejatinya ketaatan itu utk akal dan pemahamannya, bukan utk Allah penciptanya
h.  Ta'abud ialah anda taat kpd Allah meski tidak memahami perintah itu dan tidak mengetahui hikmahnya--dgn ini anda akan mendapat kedudukan yg tinggi di sisi Allah
i.  Siapa yg jadikan akalnya sebagai hukum dan tidak berpandukan syariat maka ia sesat.  Jadikanlah syariat sebagai hukum yg memandu akal.
j.  Apakah akal itu?  Suatu kekuatan yang Allah cipta bagi manusia untuk melakukan aktiviti pemikiran sama ada dalam bentuk tadabbur, tafakkur mahupun ta'amul bagi menghasilkan zikra, ibrah dan ta'ah
k.  Akal disebut dalam Al-Quran dengan 3 redaksi:  Ulul Albab, Ulul Absar, dan Ulul Nuha

l.  Pemikiran disebutkan dalam Al-Quran dengan 4 redaksi:  Afala ta'qilun (menderia dengan pancaindera-->maklumat --IQ), Afala tatafakarun (memikir dengan fitrah -->keimanan --SQ) , Afala tatazakkarun (mengingat dengan ganjaran -->kesedaran --EQ) , dan Afala tatadabbarun --memikir secara keseluruhan-->Kecerdasan IQ+SQ+EQ-->Berilmu, Beriman, Berakhlak.  (Al-Fatihah 1:1-7), Al-A'raf 7:179--Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk neraka jahanam banyak dari jin dan manusia yang mempunyai hati (tetapi) tidak mahu memahami dengannya (ayat-ayat Allah), dan yang mempunyai mata (tetapi) tidak mahu melihat dengannya (bukti keesaan Allah) dan yang mempunyai telinga (tetapi) tidak mahu mendengar dengannya (ajaran dan nasihat); mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi; mereka itulah orang-orang yang lalai.

m.  Ulul Albab:  Kemampuan untuk mengabstrasikan sesuatu yang bersifat ilmiah (ayat-ayat quraniyyah) menjadi suatu peringatan (zikra) yang membawa kepada kesedaran maknawi
n.  Ulul Absar:  Kemampuan mengabstraksikan sesuatu yang bersifat nyata (ayat-ayat kauniyyah dan ayat-ayat takwiniyyah) menjadi suatu pengajaran (ibrah) yang membawa kepada keimanan
o.  Ulul Nuha:  Kemampuan merealisasikan zikra dan ibrah yang terdapat pada ayat qur'aniyyah, kauniyyah dan takwiniyyah menjadi satu ketaatan (ta'ah) yang membawa kepada penahanan hawa nafsu
p.  Maka apakah KPI kita terkait dengan akal?  Pemikiran kepada ayat Ali-Imran 3: 190-191--Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi, dan pada pertukaran malam dan siang, ada tanda-tanda (kekuasaan, kebijaksanaan, dan keluasan rahmat Allah) bagi orang-orang yang berakal; (iaitu) orang yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka baring mengiring, dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata): "Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau menjadikan benda-benda ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab neraka.

q.  Apakah pemikiran itu (3:190-191)?  i. Asas:  Akal den maklumat sebelumnya  ii. Objek: Fakta alam semesta dan fenomenanya  iii. Tindakan: Tafsiran atas fakta alam  iv. Natijah:  Natijah pentafsiran atas fakta.   Pemikiran ialah anda memindahkan fakta-fakta alam melalui deria menuju akal, lalu mentafsirkannya dengan maklumat sebelumnya melalui Al-Quran sehingga menatijahkan pentafsiran.

r.  Aplikasi pemikiran terhadap alam dan fenomenanya:  Al-Inshiqaq 84: 19--Sesungguhnya kamu tetap melalui beberapa keadaan yang bertingkat-tingkat baik buruknya, (sebelum kamu menemui Tuhan -- menerima kesenangan dan kebahagiaan atau sebaliknya).







3.  FITRAH
a.  Fitrah bererti anda menyukai kebenaran dan membenci kebatilan, menyukai kebaikan dan membenci keburukan, menyukai keadilan dan membenci kezaliman, menyukai kasih sayang dan membenci kekasaran.  Dengan sifat inilah Allah menciptakan manusia seluruhnya.
b.  Jiwa manusia memiliki keselarasan sempurna dengan agama.  Jiwa tidak akan tenang kecuali bila ia mengenal Allah.
c.  Ketika jiwa melakukan perbuatan dosa ia mengetahui bahawa ia telah berbuat dosa tanpa orang memberitahunya.
d.  Allah menciptakan jiwa bersifat lurus di atas fitrah yang lurus (arRuum: 30)
e.  Allah mengilhamkan kpd jiwa jalan ketaqwaan dan jalan kefasikanya.  Apabila akal berfungsi mendekatkan anda kpd Allah, maka fitrah berfungsi memaklumkan kebenaran dan kesalahan kpd anda.
f.  Di dalam jiwa ada ruang kosong yang hanya bisa diisi oleh keimanan, ketaatan dan kedekatan kpd Allah.  Itulah fitrah.

4.  SYAHWAT
a.  Syahwat adalah kecenderongan terhadap sesuatu untuk dimiliki.  Contoh: wanita, anak, dan harta
b.  Allah tidak menciptakan syahwat di dalam diri kita kecuali agar dengannya kita naik ke arah Allah.
c.  Allah tidak menciptakan syahwat di dalam diri kita kecuali Dia ciptakan juga saluran yang bersih sebagai media untuk melunaskannya
d. Kecintaan pada wanita misalnya, saluran yang bersih baginya adalah pernikahan
e. Syahwat bersifat neutral--boleh membawa anda naik menuju Allah dan boleh juga menjerumuskan anda ke tingkatan manusia terendah
f.  Nafsu bersifat negatif--suka kepada perkara yang mendatangkan keburukan
g. Di dalam Islam tidak ada pengekangan syahwat, yang ada ialah pembatasan dan bimbingan.

5.  SYARIAT
a.  Akal adalah pengukur ilmiah, fitrah adalah pengukur jiwa, syariat adalah pengukur bagi akal dan fitrah.
b.  Kebaikan adalah sesuatu yg dianggap baik oleh syariah, keburukan adalah sesuatu yg dianggap buruk oleh syariat
c.  Bila akal anda selaras dengan syariat, maka akal anda sihat dan jika sebaliknya anda telah menyimpang
d.  Allah ciptakan alam semesta supaya kita mengenaliNya, dan Dia turunkan syariat supaya kita beribadah kepadaNya. Tiada jalan menuju peribadahan Allah kecuali dengan syariat yg Dia tetapkan
e.  Bila anda hendak mendekatkan diri kpd Allah, maka syariat yg lurus akan menghantarkan anda kpd Allah.


6.  KEBEBASAN MEMILIH
a.  Allah kurniakan manusia kebebasan untuk memilih (al An'aam: 148; al-Kahfi: 29)
 b. Bahkan sekadar adanya perintah dan larangan menuntut adanya kebebasan memilih
c.  Sekiranya Allah memaksa kita untuk taat tentu tidak akan ada pahala dan dosa
d.  3 golongan manusia  i. Jabariah--meyakini bahawa Allah memaksakan semua amal perbuatan yg dilakukan  ii.  Mu'tazilah--menggunakan akal dlm semua hal dan bebas dari campurtangan Allah  iii. Ahli Sunnah wal Jamaah--jalan tengah di antara 2 golongan di atas--yakin Allah kurniakan kebebasan memilih kpd hambaNya
e.  Allah menjadikan manusia sebagai makhluk yg mulia dgn mengurniakannya kebebasan untuk memilih.
f.  Hidayah yg dihasilkan oleh paksaan (oleh Allah) tidak akan menyebabkan kebahagiaan dan tidak akan menghantar kpd syurga
g.  Allah memerintahkan hamba2nya sebagai pilihan, melarang mereka sebagai peringatan, membebankan kewajiban kpd mereka dgn mudah dan tidak membebani perkara sulit
h.  Allah anugerahkan hak memilih kpd kita untuk memberi nilai pada amal perbuatan kita.
i.  Ada perkara yg manusia tidak mempunyai hak memilih  i. Ayah dan ibu ii. Waktu kelahiran  iii. Lingkungan dan tempat kelahiran  iv. Bentuk fizikal tubuh
j.  Manusia mempunyai hak memilih, namun timdakannya adalah tindakan Allah.
j.  Kehendak Allah bererti Dia memperkenankan manusia untuk melakukan tindakan yg ia inginkan, sebab ia mempunyai hak memilih dan Allah yg berkuasa memberinya kekuatan untuk melaksanakan pilihan tersebut (alBaqarah: 286).

7.  WAKTU
a.  Waktu adalah umur manusia yang dianugerahkan Allah untuknya dan telah ditetapkan jangka waktunya sesuai dengan hikmah mutlak Allah
b.  Umur manusia menjadi wadah penampung amalnya dan ia pergunakan sebaik-baiknya untuk mengenal Allah, untuk beramal soleh dan untuk berdakwah ke jalan Allah (al-'Ashr: 1-3)
c.  Iman adalah hubungan manusia dgn Allah dan ia memberikan kebahagiaan hakiki yg sgt diidamkan oleh manusia--peribadahan kpd Allah yg satu mengangkat manusia dari penyembahan terhadap selain Dia
d.  Kerana iman merupakan hakikat positif dan penggerak, maka amal soleh merupakan buah alami dari keimanan.
e.  Amal soleh yg mencakupi banyak umat dan bangsa akan diwarisi dari generasi ke generasi dan pahalanya semakin besar di sisi Allah
f.  Rasulullah telah mengubah wajah sejarah seluruhnya hingga ke hari ini dalam masa 23 tahun
g.  Memgelola waktu bermakna menetapkan tujuan lalu mewujudkannya
h. Pergunakanlah yg lima sebelum datang yg lima:  waktu muda sebelum tua, waktu sihat sebelum sakit, waktu kaya sebelum miskin, waktu luang sebelum sibuk, dan waktu hidup sebelum mati.

Monday 15 January 2018

ASMAUL HUSNA

BAHAN RUJUKAN:

1.  Mengenal Allah: rujukan utama makna Asmaul Husna dan rahsia penerapannya dalam kehidupan oleh Prof Dr Muhammad Ratib al-Nablusi.

2.  Asmaul Husna for Success in Business and Life oleh Dr Muhammad Syafii Antonio

3.  Ensiklopedi Asma'ul Husna:  Menyelami samudra makna Asma'ul Husna dan tata cara pengamalannya dalam ibadah oleh Syaikh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr

Bimbingan oleh: Ustazah Dr Sholihah Kaswari.

Mengenali tindakan-tindakan Allah yang terbaik di alam semesta melalui nama-namaNya yang terbaik.

Berikut adalah catatan ringkas mengenai Asmaul Husna:


1 dan 2:  AR-RAHMAN (Yang Maha Pengasih) DAN AR-RAHIM (Yang Maha Penyayang)

a.  Ar-Rahman adalah Zat yang berkehendak untuk memberi lalu bertindak memberi kepada makhlukNya dan dengan itu wujudlah pemberian.  Ar-Rahim adalah Zat yang mengetahui kemaslahatan untuk hambaNya lalu bertindak menguji/mengazab/menarik balik nikmat yang diberikan kepada  hambaNya bagi tujuan untuk menyadarkan hambaNya supaya kembali kepadaNya
b.  Anda boleh disebut mencontohi sifat Ar-Rahman jika memiliki keinginan untuk memenuhi keperluan seseorang, kemudian menunaikan keinginan itu, yakni memberikan bantuan atau memenuhi keperluannya
c.  Nilai perasaan ditentukan oleh perbuatan baik yang mengiringinya.  Tanpa bukti perbuatan nyata, kelak di akhirat semua bentuk perasaan tidak ada nilainya
d.  Para ulamak mengatakan:  Sesungguhnya rahmat yang sempurna adalah jika pemberianmu mengalir kepada orang yang memerlukan, didasari kehendak, dan kemudian engkau mengerjakan apa yang kau kehendaki.
e.  Sebahagian ulamak membagi rahmat kepada 2 kategori:  i. rahmat umum (fizikal) --rahmat yang diturunkan Allah kepada seluruh manusia-- seperti udara, makanan, pakaian, tempat tinggal, kenderaan dsbnya  ii. rahmat khusus (ruhani) --nikmat kedekatan kepada Allah, cahaya yang memenuhi hatinya, dan kenikmatan menjalankan ketaatan kepadaNya.  Rahmat khusus boleh diperolehi oleh orang bukan Islam sekiranya dia berusaha mencari kebenaran dan dikurniakan hidayah oleh Allah                           
f.  Rahmat Allah yang khusus tidak boleh didapatkan dengan mudah--mesti istiqamah menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi laranganNya, terus berusaha mendekati Allah, dan menafikan apa pun selain Dia dalam ketaatan anda. Hati anda diliputi perasaan bahawa Allah mencintai anda.
g.  Sebagai mukmin, sudah seharusnya kita berusaha dan berjuang untuk mendapatkan rahmat Allah yang khusus.  Di antara usaha-usahanya ialah:  istiqamah menjalankan ketaatan, mujahadah, menginfakkan harta, menolong yang lemah, membantu anak yatim, membantu tetangga, menghadiri majlis ilmu, menahan pandangan, sentiasa berrzikir, membaca Al-Quran, dan amal-amal baik lainnya
h.  Segala sesuatu yang menyakitkan dan menyulitkan manusia semuanya bersumber dari Ar-Rahim.  Tindakan Allah yang menyakitkan (azab) selalunya ditimpakan kepada  mereka yang kufur nikmat.  Allah menimbulkan bahaya untuk memberi manfaat, mengambil untuk memberi, menguji untuk memberi kebaikan, merendahkan untuk memuliakan, menyempitkan untuk meluaskan dsbnya.  Tujuan tindakan Allah yang menyakitkan adalah untuk memberikan kesedaran diri kepada hambaNya supaya kembali kepada Allah dan seterusnya mendapat ganjaran syurga.
i.  Allah menciptakan anda untuk akhirat.  Kerana itu, Dia berkuasa mengorbankan kehidupan dunia anda, demi kepentingan akhirat anda.  Namun, jika anda diredhai maka mintalah dari Nya, bersandarlah kepadaNya agar Dia memberi anda dunia dan akhirat.




3. AL MALIK--Maha Raja/Yang Maha Berkuasa

a. Zat yang Maha Berkuasa dan tidak memerlukan bantuan yang lain lalu dengan kuasa tersebut bertindak memberikan atau menncabut kerajaan/kekuasaan/kemuliaan/kehinaan  kepada orang yang dikehendakiNya lalu menatijahkan ketundukan/kepatuhan/keperluan bantuan  segala makhluk kepadaNya
b. Menurut  Imam Ghazali, Malik adalah "Yang tidak memerlukan kepada yang lain.  Dia yang memiliki segala sesuatu dan diperlukan oleh segala makhlukNya.  Bahkan wujud segala sesuatu, bersumber dariNya atau dari sesuatu yang bersumber dariNya.  Maka segala sesuatu selainNya menjadi milikNya dan sangat memerlukan kepadaNya. Itulah raja yang mutlak."
c. Apa yang kita ada semua milik Allah--segala harta benda/jiwa hanya dipinjamkan oleh Allah kepada makhlukNya dan Dia berkuasa menarik balik kepemilikanNya
c.  Petunjuk dan kesesatan adalah balasan yang didasarkan atas usaha yang dilakukan manusia.  Semakin banyak amal kebaikan yang dilakukan oleh seseorang semakin banyaklah petunjuk yang kurniakan oleh Allah kepadanya dan begitu juga sebaliknya.  Allah berkuasa memberikan petunjuk kepada sesiapa sahaja yang dikehendakiNya
d. Allah berkuasa memulia dan menghinakan hambaNya. Mereka yang diberikan nikmat lalu ingkar kepada Allah, maka Allah berkuasa menarik kembali nikmat yang dikurniakan
e. Allah jadikan malam dan siang, mematikan yang hidup dan menghidupkan yang mati
f. Segala urusan kembalikan kepada Allah. Dialah Pencipta dan Pengatur alam semesta.


4.  AL-QUDDUS--Yang Maha Suci

a. Zat yang terbebas daripada kesempurnaan yang dapat dipersepsi oleh akal manusia dan terbebas dari segala kepalsuan atau kekurangan
b. Allah menamai diriNya sendiri dengan Al-Quddus di dalam Surah Al-Hasyr: 23--"Dialah Allah ...Yang Maha Suci."  Allah Al-Quddus adalah zat yang suci dari segala kekurangan, kelemahan, dari adanya isteri, anak dan sekutu.  Dia yang Maha Suci, Maha Indah, Maha Baik, Maha Benar dalam zat, sifat, dan perbuatanNya.
c.  Kesucian Allah bersifat kekal, tidak terikat kepada ruang dan waktu.  Kesucian Allah diagungkan oleh seluruh makhlukNya seperti dalam surah Al-Jum'ah: 1--"Sentiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
d. Tugas manusia di dunia ialah menyucikan dirinya supaya layak mendapat kedudukan mulia di sisi Allah.  Apabila seseorang itu mulia di sisi Allah dia akan mulia juga di sisi manusia
e. Apabila manusia terus mendekatkan diri kepada Allah ia akan menjadi orang yang berhati besar, bersih hati yang dipenuhi cinta kepada Allah.



5.  AS-SALAM--Yang Maha Sejahtera

a.   Zat yang selamat dari keaiban, sifatnya selamat dari kekurangan dan tindakannya selamat dari keburukan
b.  Allah pemberi keselamatan, keharmonian, kebahagiaan, kesejahteraan dan lain-lain kepada makhlukNya yang dikehendakiNya.  Allah sebagai As-Salam, menyelamatkan hamba-hambaNya dari mara bahaya.  Dia memberikan kedamaian, kasih sayang dan keselamatan di akhirat.  Dialah pemegang kunci utama segala keselamatan dan kedamaian
c.  Manusia yang patuh syariat Allah akan selamat dunia akhirat dan akan memberikan keselamatan kepada orang lain
d.  Hati yang bersih-Qalbun Salim- adalah hati yang terhindar dari keraguan dan syirik.  Hati yang sentiasa berzikir akan mendapat ketenangan dan merasa dekat dengan Allah dan mereka akan mendapat perlindungan Allah.  Zikrullah adalah ciri orang yang memiliki akal
e.  Sebagai Zat yang Maha Salam, Allah menganjurkan kita memberikan salam, baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita ataupun yang berbuat jahil.  Hal itu dijelaskan dalam surah Al-Furqan: 63--"....orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik."
f.  Allah memerintahkan hambaNya untuk menjauhi segala kemaksiatan, kerosakan dan bencana.  Sebaliknya, dengan sifat As-SalamNya, Dia mewajiibkan kita untuk menebarkan keselamatan di muka bumi
g.  Seorang mukmin yang mampu 'menjiwai' ke As-Salam -an sifat Allah, pasti selalu berusaha untuk menjadi peribadi yang memberi kedamaian dan berperanan dalam mengajak sesama manusia supaya berada di jalan keselamatan.


6.  AL MU'MIN -- Yang Mengurniakan Keamanan

a.  Zat yg memiliki pengetahuan yg sempurna tentang zat, sifat dan perbuatanNya dan bertindak mengikut pengetahuanNya dengan tindakan yang aman dan benar lalu tindakanNya menatijahkan keamanan dan keimanan
b. Iman merangkumi pengetahuan, ketaatan dan kebahagiaan.  Kejujuran ada bersama orang-orang mukmin.  Manusia secara individu/kelompok akan selalu berusaha memperoleh rasa aman dengan cara yang berbeza-beza,  Padahal, hakikat rasa aman itu sebenarnya hanya dari Allah seperti dalam surah Al-Quraishy: 4--"Dan Dia memberikan keamanan pada mereka dari ketakutan."
c. Penyembahan kpd Allah dlm bentuk taat dan cinta melalui (i) makrifat nama yg indah (ii) makrifat nama yg agung (tunduk)
d.  Asmaul Husna perlu dikaitkan dengan alam semesta--apa yg kita lihat di alam semesta hendaklah dikaitkan dgn Allah.
e. 4 kategori manusia:  i. Tahu yg dirinya tahu--ajar orang lain cth cikgu ii. Tak tahu yg dirinya tahu--tidak mengamalkan apa yg dia tahu iii. Tak tahu dan tahu yg dirinya tak tahu--belajar dari yg tahu cth pelajar  iv. Tak tahu dan tak tahu yg dirinya tak tahu--bodoh sombong.



7. AL-MUHAIMIN--Yang Maha Memelihara

a.  Zat yang  memiliki kekuasaan untuk memberikan kebaikan kepada hambanya berdasarkan pengetahuan yg sempurna lalu mewujudkan kebaikan bagi hambaNya (cinta) dan natijahnya menghasilkan kekuasaan/kekuatan ke hadapan (tawakkal)
b.  Allah bukan hanya Pencipta alam semesta, namun juga memeliharanya dari kehancuran atau kebinasaan.  Pemeliharaan Allah atas makhlukNya bersifat tetap dan tiada terbatas
c. Terdapat 3 cabang makna Al Muhaimin i. Kuasa cinta dan belas kasih ii. Kuasa menjaga amanah iii. Berkuasa memenangkan siapa pun dari hambaNya yg benar-benar beriman kepadaNya
d.  Allah selalu melihat dan mengetahui segala hal tentang makhlukNya tanpa ada yang tertutup.  Allah menaungi hambaNya dari segala keadaan.  Allah menjamin rezeki semua makhlukNya.  Allah telah mengirim para rasul yang membawa petunjuk agar kelangsungan hidup manusia berjalan dengan baik
e.  Menurut Imam Ghazali, pemeliharaan Allah atas urusan makhlukNya meliputi sisi amal perbuatan, rezeki dan ajal mereka. Hal ini berdasarkan pengetahuan, penguasaan, dan pemeliharaanNya.  Makna Al-Muhaimin seperti ini hanya dimiliki oleh Allah
f. Ada 3 hal yg harus dilakukan berkenaan nama Al Muhaimin  i. mengetahui keadaan hati, keadaan diri dan iman--kena rajin hadiri majlis ilmu  ii. Memiliki keinginan yg kuat untuk  perbaiki kesalahan yg dilakukan  iii. Istiqamah dlm menjaga keimanan dan perbaiki diri
g.  Allah pemelihara segala sesuatu.  Sifat memelihara ini telah Allah anugerahkan pula kepada manusia. Maka tanggungjawab kita adalah mengembangkan anugerah tersebut dalam memelihara diri, kehidupan keluarga, kehidupan masyarakat, dan alam semesta yang telah Allah ciptakan untuk manusia.



8. AL-AZIZ--Yang Maha Perkasa, Yang Maha Mulia

a.  Zat yg tidak didapati seumpama dengannya tetapi sangat diperlukan dalam semua keadaan dan sangat susah untuk didapati.  Di antara sifat-sifat Allah yang lain yang terangkum dalam Allah Al-Aziz ialah rahimNya, kemurahanNya, rahmatNya, kasihNya
b.  Hanya Allah Al Aziz sebab segala sesuatu hidup kerana Dia. Kemuliaan hanya dimiliki Allah dan Dia menyeru siapa sahaja yang menginginkan kekuasaan agar memohon kepadaNya.  Al-Fathir: 10--"Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah lah kemuliaan itu semuanya"
c.  Orang yg beriman, walaupun diperlukan oleh ramai orang, tetap rendah hati--Allah akan angkat darjatnya.  Contoh:  Rasulullah saw--sangat diperlukan oleh semua manusia namun baginda sangat tawadhuk
d.  Orang yang memohon kekuasaan kepada selain Allah tidak akan mendapat apa-apa.  Contohnya kisah para tukang sihir di zaman Firaun yang dengan bangga melemparkan tongkat dan tali mereka seraya berkata "Demi kekuasaan Firaun, sesungguhnya kami benar-benar akan menang"  (surah Asy-Su'ara' :44).  Ternyata mereka tidak memperolehi kemenangan--kuasa Allah mengatasi kuasa Firaun
e.  Sebagai Zat Yang Maha Kuasa, Allah memuliakan orang yang dikehendaki, serta menghinakan orang yang dikehendaki.  Maka muliakan sifat Al-Aziz Allah agar Dia pun memuliakan kita
f.  Seorang mukmin yang perkasa mampu menjaga kehormatan dirinya sehingga tidak terjerumus ke hal-hal yang menghinakan diri kerana melakukan perbuatan tercela.  Hina dan mulianya seseorang tercermin dari sikap dan perilakunya. Orang yang menjaga kesucian dan istiqamah dalam zuhudnya layak disebut aziz--mulia dan kuat. Contohnya : Para Nabi.


9.  Al-JABBAR--Yang Maha Kuasa--KehendakNya Tidak DIingkari

a.  Zat yg dgn ketinggian kuasaNya yg memaksakan kehendaknya berlaku bagi tujuan membaiki semula makhluknya yg telah rosak.
b.  Allah maha memperbaiki segala hal, pengatur segala hal di seluruh alam.  Allah berkuasa menjadikan orang-orang yang lemah, miskin, teraniaya, berduka dan yang sakit, menjadi semakin sengsara.  Sebaliknya, Dia juga berkuasa memberikan kekayaan kepada orang-orang miskin, membebaskan orang-orang yang teaniaya, menyembuhkan orang yang sakit dan sebagainya
c.  Allah memaksa dan mengharuskan apa yg dikehendakiNya terjadi--kun faya kun seperti dalam surah Yaasin: 82  "Sesungguhnya urusanNya, apabila Dia menghendaki sesuatu, hanyalah berkata kepadanya, 'Jadilah!' Maka terjadilah ia."
d.  Allah bersama org yg lemah, org yg teraniaya oleh org yg zalim/sombong.  Di dalam Al-Quran terdapat kisah-kisah yang menunjukaan sifat Al-Jabbar Allah.  Di antaranya ialah  i. Kisah Nabi Musa dengan Firaun--akhirnya Allah telah menolong Bani Israel dari kekejaman Firaun  ii. Kisah Nabi Yusuf yang dianiaya oleh abang-abangnya--akhirnya Allah telah menjadikan Nabi Yusuf sebagai seorang pembesar negara  iii. Kisah Nabi Ibrahim dengan Raja Namrud--Allah telah perintahkan api menjadi sejuk
e.  Allah mencela makhlukNya yang angkuh dan sombong sebab hanya Dialah yang pantas menyombongkan diri.  Manusia yg mencontohi sifat  jabbar tidak cinta pada harta dan kedudukan, tidak sombong/zalim.


10.  AL- MUTAKABBIR-- Yang Maha Memiliki Segala Keagungan

a.  Zat yang mengenakan sifat keagungan dan menampakkan sifat tersebut kepada selainNya.  Dialah Zat pemilik kesombongan atau kebanggaan pada perbuatan sendiri.  Sifat ini hanya dimiliki Allah, kerana hanya Dialah yang berhak untuk menyombongkan diri kepada segenap makhlukNya
b.  Bagi Allah sifat takabur adalah kesempurnaan, sedangkan bagi manusia takabur adalah sifat tercela yg menunjukkan kekurangan. Manusia tidak memiliki alasan untuk menyombongkan diri.
c.  Imam Al-Ghazali mengatakan bahawa Al-Mutakabbir adalah Zat Allah yang memandang selainNya hina dan rendah --sebagaimana pandangan raja kepada hamba sahayaNya--yg mengakui diriNya maha besar sehingga tidak sedikit pun dipengaruhi oleh kezaliman makhluk
d.  Untuk mengetahui kebesaran Allah, kita harus merenungkan segala ciptaanNya termasuk diri kita sendiri.  Gunakan sisa umur utk mencari ilmu agar kita mengetahui bukti-bukti kebesaran Allah.  Di dalam Al-Quran banyak ayat kauniyah yang perlu ditadabburi maknanya
e.  Applikasi sifat Al-Mutakabbir kepada orang mukmin:  i. Jangan bersikap sombong  ii. Pandang potensi diri sebagai kurnia besar dari Allah--manfaatkan potensi diri sebaik mungkin demi meraih kehidupan yang bahagia dan kejayaan cemerlang dalam pekerjaan


11.  Al KHALIQ-- Yang maha Pencipta

a.  Zat yang mencipta segala sesuatu, sekaligus menentukan keadaan, kondisi, dan rezeki semua makhlukNya.  Dia menentukan; bagaimana, bilamana, dan di mana penciptaan itu akan terjadi.  Penciptaan Allah paling agung dan sempurna sejak awal hingga kiamat--cth: rupa/sistem fizikal manusia--tidak berubah sejak zaman Nabi Adam
b.  Ilmu pengetahuan dan pengalaman manusia tidak abadi--terus berubah dan berkembang dari masa ke masa.  Manusia menggunakan daya inovasinya untuk mencipta sesuatu menjadi lebih baik
c.  Al Khaliq--mencipta dan mementukan ukuran; Al Bari--mengadakan dari yang tiada; Al Mushawwir--pemberian bentuk rupa kepada sesuatu sesuai dengan yang dikehendaki Allah
f.  Allah yang mencipta kita maka Dia paling tahu keperluan kita.  Maka jika kita  ada masalah rujuklah kepada Al Quran.



12.  Al BARI' --Yang Maha Mengadakan

a.  Al Khaliq-- maha menciptakan, yg menentukan (takdir)
b. Al Bari'--mengadakan sesuatu dari tiada
c.  Al Mushawwir--yang memberi bentuk
d.  Manusia pencipta secara majazi--mencipta sesuatu dari bahan yg sedia ada
e.  Dlm diri manusia ada persaingan antara aqal dan nafsu.
f.  Praktikkan makna nama-nama Allah dlm kehidupan seharian
g.  Hijab antara manusia dgn Allah adalah sifat takabur dan sombong
h. Prinsip pembacaan ilmu--bagaimana kita respon ilmu dgn mempraktiknya
i.  AsmaulHusna merangkumi i. Tauhid Ululhiyyah ii. Tauhid Rububiyyah iii  20 Sifat Allah.


13.  AL-MUSHAWWIR --Yang Maha Memberi Rupa

a. Zat yang memberi bentuk dan rupa, cara dan substansi bagi ciptaanNya lalu bertindak membentuk makhlukNya mengikut kehendakNya lalu terciptalah makhlukNya yang penuh kesempurnaan
b. Pengertian Al-Mushawwir tak terlepas dari pengertian 2 sifat Allah yang lain:  Al-Khaliq dan Al-Bari'.  Ketiganya memiliki kesamaan, tetapi tidak sepenuhnya sama.  Ketiganya berkaitan dengan ciptaan, tetapi masing-masing mengandung makna tersendiri yang membedakan dari yang lain
c.  Ayat Quran juga menyebutkan ketiga sifat ini dalam satu rangkaian:  "Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa...."(Al-Hasyr: 24)
d.  Imam Al-Ghazali menjelaskan ketiga hal di atas melalui illustrasi pembinaan sebuah bangunan:  i. Jurutera --ukur dan tentukan kadar bangunan--apa dan berapa banyak kayu, bata, simin, luas tanah dsbnya. Kemudian dilukis bentuk/pelan bangunan oleh arkitek ii. Kontraktor dan para buruh  akan mendirikan bangunan mengikut pelan  iii.  Pereka Dalaman--memperhalusi dan memperindahkan dalaman bangunan.  Proses sebegini biasa dalam pembinaan bangunan sedangkan Allah di dalam menciptakan sesuatu melakukan ketiganya, kerana Dia adalah Al-Khaliq, Al-Bari', dan Al-Mushawwir
e. Allah membentuk rupa dan susunan setiap makhluk yang diciptakan secara kasar (konkrit) atau halus (abstrak).  Contoh sifat Al-Mushawwir Allah yang mencipta secara kasar terdapat dalam Surah Ali Imran: 6:  "Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendakiNya"
f.  Maka termasuk dalam pengertian Al-Mushawwir adalah pembentukan janin dalam rahim, ketika Allah menyempurnakan penciptaanNya dengan memberinya penglihatan, pendengaran, membentuk kepalanya, struktur tubuhnya yang terdiri atas kulit dan anggota tubuhnya.  Ini semua termasuk dalam pemberian bentuk dan rupa
g.  Allah memberi bentuk rupa untuk semua makhlukNya.  Seluruh makhluk memiliki gambar dan rupa tertentu...



14.  AL-GHAFFAR--Yang Maha Pengampun

a.  Zat yang memiliki pengetahuan tentang dosa hambanya yg banyak, lalu bertindak mengampunkannya sama ada memaafkan dosa atau menutup aib hambanya.  Ini bertujuan untuk menyelamatkan hambanya dari keburukan/azab sama ada di dunia atau di akhirat.
b.  Dalam al Quran nama ini disebut dalam 3 bentuk tindakan Allah:  i. al- Ghafir--bagi manusia yg membuat satu dosa  ii. al-Ghafur--bagi manusia yg membuat banyak dosa  iii.  al-Ghaffar--bagi manusia/komuniti/kaum yg terlalu banyak dosa.  Cth: Kaum Nabi Nuh
c.  Allah mengampunkan dosa (dulu, kini, akan datang) sekiranya kita bertaubat dengan penyesalan
d.  Orang yg berputus asa dari rahmat Allah adalah orang yang paling rugi
e.  Allah tidak pernah menzalimi makhlukNya
f.  Allah menerima taubat seseorang sebelum orang itu bertaubat (Surah at-Taubah: 118).  Ramai manusia yang bertaubat selepas dia diazab
g.  Allah kirimkan seseorang yg lembut dan tenang utk menasihati anda.  Anda ada pilihan untuk terima nasihat atau sebaliknya.  Jika anda tidak terima nasihat,  Allah akan datangkan ujian/cobaan/kesulitan yg akhirnya akan mendorong anda untuk bertaubat.
h.  Allah tutup aib/fikiran kotor anda sehingga tidak diketahui oleh orang lain
i.  Manusia yg bahagia akan menggabungkan perasaan takut akan azab Allah dan harap --untuk men rahmat Allah--optimis utk ke syurga
j.  Orang mukmin optimis--mengambil sisi positif bagi sesuatu perkara.  Cth:  ingat manisnya madu dan lupakan sakit sengatan lebah
k.  Akhlak org mukmin berkaitan al-Ghaffar ialah menutup aib org lain--tampakkan kebaikan orang dan sorokkan keburukannya
l.  Ungkapkan kelebihan seseorang sebelum memberikan nasihat/kritikan,  inshaaAllah dia akan dengar nasihat/kritikan kita.



15.  AL-QAHHAR --  Yang Maha Memaksa

a.  Zat yang memiliki ketinggian kuasa yang mampu mengubah/menundukkan sesuatu dari tabiat asal melalui pemaksaan tindakan yang berterusan (berulang kali)--kuantiti yg banyak tetapi kualiti tetap sama
b.  Zat yang memiliki kuasa untuk memaksa kehendakNya yang bertentangan dengan kehendak makhlukNya
c.  Allah berkuasa atas sesuatu yang mungkin.  Dia membuat sesuatu yang mungkin menjadi ada dan sebaliknya
d.  Allah berkuasa memaksa dan menakluk
e.  Allah berkuasa menyatukan 4 elemen-- air, udara, api dan tanah
f.  Allah berkuasa menghinakan orang yang hebat/besar dan berkuasa menakluk hamba-hambaNya dengan kematian
g.  Akal manusia 'dipaksa' untuk tidak mengetahui hakikat keabadian Allah.  Penglihatan manusia 'dipaksa' untuk tidak dapat mengawasi cahaya-cahaya kemuliaanNya
h.  Allah menciptakan berbagai peristiwa yang kita tidak tahu apa maksud dan hikmahnya
i.  Allah maha menyeluruh-Syamil-kekuatan dan kekuasan Allah mencakup seluruh makhluk --Allah menundukkan dan menakluk jiwa hamba-hambaNya
j.  Aplikasi sifat qahhar kepada orang mukmin--mampu menakluk nafsunya.  Nafsu menyerang dari dalam diri manusia sedangkan  musuh yang nyata menyerang dari luar diri manusia
k.  Contoh tindakan Allah sebagai Al-Qahhar--kisah Nabi Musa dan Nabi Yusuf.



16.  AL- WAHHAB  --  Yang Maha Memberi Kurnia


a.  Zat yang memiliki karunia yang tidak terhad yang diberikan kepada hambaNya (pemberian hakmilik) tanpa menuntut balasan
b.  Cinta adalah pengikat antara hati hamba dengan Allah.  Cinta sahabah kepada Allah dan Rasulullah sangat besar sehingga rela berkorban harta dan jiwa
c.  Orang kafir hidup dengan nikmat dan menjadi tawanannya sedangkan orang mu'min lebih mementingkan pemberi nikmat dan merenung dari mana datangnya nikmat
d.  Orang mu'min lakukan kebaikan tanpa mengharapkan balasan dari manusia, tetapi mengharapkan balasan dari Allah
e.  Orang berbuat baik/membantu kita adalah di atas dorongan dari Allah;  oleh itu kita mesti i.   bersyukur kepada Allah  ii. berterima kasih kepada orang yang membantu kita
f.  Lupakan kebaikan kita kepada orang lain tetapi ingat kebaikan orang lain kepada kita
g. Tingkat syukur ada tiga:  i. segala nikmat berasal dari Allah  ii. penuhi hati dengan pujian terhadapNya--selalu menyebut Alhamdulillah  iii.  berbuat baik kepada hamba Allah yg lain
h.  Akhlak mu'min terhadap nama Al-Wahhab:   i.  mengerahkan segala kurniaan Allah untuk kepentingan Allah dan di jalan Allah  ii. Curahkan apa pun--ilmu, waktu, kekuatan, usaha, kedudukan, kewibawaan dll demi keagungan Allah.



17.  AR-RAZZAQ  --  Yang Maha Memberi Rezeki

a.  Zat yang memiliki nikmat yang tak terbatas sama ada nikmat zahir atau nikmat batin.  Ar-Razzaq menunjukkan kuantiti--banyaknya permintaan dari semua hambaNya.  Kualiti tetap sama.
b.  Rezeki adalah sesuatu yang memberikan manfaat--rezeki adalah nikmat
c.  Allah menciptakan manusia dan kemudian disokong existensi manusia melalui nikmat.  Manusia mesti  i. memikirkan proses sumber rezeki yang diperolehi; cth hujan yang menghidupkan tanam-tanaman yang jadi makanan kepada binatang ternakan dan seterusnya menjadi makanan kepada manusia  ii. ingat tujuan hidup manusia adalah untuk beribadah kepada Allah--dengan rasa cinta dan taat
d.  Rezeki bagi badan adalah makanan, rezeki bagi ruh/jiwa adalah pengetahuan.  Pengetahuan adalah merupakan rezeki paling utama.  Kalau anda dikurniakan harta yang melimpah oleh Allah dan sahabat anda dikurniai pengetahuan, yakinlah bahawa sahabat anda lebih maju beberapa langkah di sisi Allah berbanding diri anda
e.  Mintalah kepada Allah untuk urusan kecil atau besar.   Ini merupakan akhlak penghambaan yang sempurna kepada Allah
f.  Jika kita benar-benar yakin Allah adalah pemberi rezeki, kita akan berusaha untuk sentiasa mendekatiNya
g.  Jika anda merasa sedih/sakit ketika kehilangan sesuatu, bererti anda belum kenal Allah.  Oleh itu jika hilang sesuatu anggaplah itu bukan rezeki anda lagi--redha sajalah
h.  Biasanya orang kaya dikurniakan nikmat zahir dan orang miskin dikurniakan nikmat batin.  Orang kaya yang juga dikurniakan Allah nikmat batin amat sedikit sekali
i.  Nikmat batin atau rezeki ruhani adalah untuk ruh/jiwa. Bila anda selalu menyediakan makanan untuk jiwa, anda pasti akan selalu merasa tenang dan bahagia
j.  Pengurangan rezeki yang dikehendaki Allah bertujuan untuk menguji dan mendidik hambaNya.  Allah pasti menggantinya dengan memberi anda rahmat untuk bisa menyaksikan kebesaranNya.  Jika Allah tenggelamkan anda dalam nikmat dunia, Dia pasti mengharamkan anda untuk merasakan nikmat kedekatan denganNya
k.  Allah sempitkan rezeki ruhani anda cth: tidak dapat solat dengan khusyuk, atau tidak dapat beribadah dengan baik sehingga setiap tindakan kering tanpa makna.  Mohonlah dari Allah rezeki ruhani/batin kerana ia akan membahagiakan anda di akhirat nanti.
l.  Akhlak mukmin berkaitan Ar-Razzaq:  i.  Taat kepada Allah untuk mendapatkan rezeki dariNya.  Terimalah apa pun rezeki yang Allah kurnikan kepada kita dengan rasa syukur ii. Anda adalah penjaga harta, Allah adalah pemiliknya.



18.  AL- FATTAH  --  Yang Maha Membuka

a.  Zat yang memiliki kunci-kunci keghaiban dan kunci-kunci ini digunakan untuk membuka pintu-pintu kebaikan di mana pintu-pintu itu dalam keadaan tertutup rapat.  Allah maha membuka segala pintu rezeki.
b.  Pintu-pintu kebaikan terbahagi dua  i. kebaikan di dunia (cth: harta, kesihatan, keamanan dsbnya) ii.  kebaikan di akhirat (cth: imu, iman, petunjuk, kebijaksanaan, makrifat dsbnya)
c.  Laksanakan ketaatan kepada syariat Allah dahulu sebelum kita memohon kepada Allah untuk membuka pintu-pintu yang dihajati
d.  Untuk mendapatkan cinta Allah kita perlu laksanakan amalan-amalan sunat di samping amalan-amalan fardhu
e.  Apabila kita cinta dunia, 3 hal akan menimpa kita:  i. kesibukan yang sangat melelahkan  ii. angan-angan yang tiada akhirnya  iii.  kefakiran tanpa pernah merasa cukup
f.  Kesenangan orang mukmin adalah kelapangan jiwanya sebab yakin Allah sediakan nikmat di akhirat.
g.  Kenikmatan orang kafir hanya di dunia. Mereka sangat takut mati dan kehilangan nikmat yang ada padanya
h.  Makna lain Al-Fattah ialah al-Hakim--maha memberi keputusan yang besar di antara hamba-hambaNya
i  Allah buka hati orang mukmin yang dikasihiNya dengan memberinya cahaya dan makrifat--kasyaf
j.  Orang mukmin Allah bukakan pintu makrifat.  Pelaku maksiat Allah bukakan pintu taubat
k.  Hal pertama yang dibukakan Allah dalam urusan agama adalah ilmu.  Allah buka pintu pengetahuan dan pintu hikmah melalui lisan
l.  Orang mukmin walaupun miskin tetap bahagia sebab yakin Allah akan buka segala pintu kebaikan
m.  Respon kita terhadap Al-Fattah  i.  Selalu mohon pertolongan/petunjuk kepada Allah ii.  Jangan berputus asa untuk mendapatkan kebaikan yang terdapat pada pintu-pintu yang masih tertutup.  Cth.  Jangan putus asa dalam menghafal ayat Quran.



19.  Al-'ALIM -- Yang Maha Mengetahui

a.  Zat yang memiliki pengetahuan yang maha sempurna lalu kesempurnaan pengetahuan itu wujud dalam ciptaanNya di alam semesta yang tetap/tidak berubah dan tiada objek yang mendahului segala ciptaanNya
b.  Zat yang memiliki segala ilmu dan maha mengetahui segala yang berlaku di alam semesta yang merupakan manifestasi atau pewujudan ilmu Allah
c.  Nama Allah yang paling buat kita istiqamah ialah Al-'Alim dan Al-Qadir
d.  Ilmu manusia bersifat kasbiy (diupayakan dan didapatkan)  sementara ilmu Allah bersifat qadim (kekal dan abadi)
e.  Ilmu/pengetahuan manusia merupakan konklusi dari kaedah-kaedah yang digariskan Allah.  Manusia dibatasi oleh ruang dan waktu
f.  AsmaulHusna seluruhnya bersifat tawqifiyyah--kita tidak boleh menyebut nama Allah kecuali yang sudah termaktub dalam Quran dan Sunnah
g.  Ilmu Allah mengenai sesuatu tidak didasarkan atas sesuatu itu sendiri, melainkan sesuatu itu didasarkan atas ilmu Allah.  Ilmu manusia mengenai sesuatu didasarkan atas sesuatu itu sendiri
h.  Perbezaan antara ilmu Allah dan ilmu manusia:  i.  Ilmu Allah adalah ilmu hakiki yang menyatu dalam ZatNya  ii.  manusia mengetahui sesuatu yang tidak diketahui melalui sesuatu yang sudah diketahui.  Ilmu Allah tidak memerlukan pemikiran seperti manusia  iii. manusia mengetahui bidang tertentu tetapi tidak mengetahui bidang-bidang lain.  Ilmu Allah adalah satu, tunggal, tidak bertingkat-tingkat.  PengetahuanNya terhadap segala sesuatu yang wujud tidak berbeza-beza  iv.  Ilmu Allah mencakup kehidupan yang paling kecil dan halus, mengetahui lautan yang paling dalam, dan segala di alam semesta
i.  Ilmu yang paling mulia adalah ilmu mengenal Allah.  AsmaulHusna adalah inti seluruh ilmu
j.  Muraqabah adalah menyembah Allah dengan meyakini nama-namaNya--ar-Raqib(Maha Mengawasi), al-Hafiz(Maha Menjaga), al-'Alim(Maha Mengetahui), al-Sami' (Maha Mendengar) dan al-Bashar(Maha Melihat).  Sesiapa yang dapat memahami nama-nama ini, beribadat kepada Allah berdasarkan nama-namaNya itu, bererti ia telah mencapai muraqabah.



20 & 21  AL-QABIDH (Yang Maha Menyempitkan) & AL-BASITH (Yang Maha Melapangkan)

a.  Zat yang memiliki kuasa untuk menyempitkan /melapangkan urusan manusia termasuk yang mukmin atau kafir bagi tujuan pendidikan atau hukuman
b.  Allah menyempitkan/melapangkan dalam banyak hal.  Di antaranya:  i. rezeki  ii. awan  iii. cahaya dan kegelapan  iv. ruh  v. bumi  vi. menerima sedekah
c.  Kita kena perhati diri sendiri--apakah ketika ini disempitkan atau dilapangkan oleh Allah?
d.  Jika Allah sempitkan anda dengan menjauhkan berbagai kebaikan maka anda akan merasa sendiri, sepi, kurang, dan rasa terabai kerana Allah tidak berkenan menjelma dalam diri anda.  Anda baca Quran, tetapi tidak merasakan penjelmaan Allah dalam diri anda.  Anda mendirikan solat, tetapi tidak merasa khusyuk.  Anda berzikir mengingati Allah, tetapi kecintaan anda kepadaNya tidak bertambah.  Maka pertingkatkan kualiti ibadah anda.
e.  Bagi orang mukmin, Allah sempitkan bagi tujuan pendidikan--sehingga timbul rasa takut, cinta dan harap kepadaNya
f.  Apabila Allah kurniakan kelapangan, jangan kita tergelincir menjadi ujub, rasa diri lebih baik dari orang lain. Apabila mengalami kesempitan, jangan kita tergelincir menjadi putus asa
g.  Maksiat apa pun yang dilakukan seseorang pasti akan membuatnya rasa sempit--ini adalah fitrah
h.  Akal bertujuan untuk kita mengenal Allah.  Fitrah bertujuan untuk mengetahui kesalahan yang kita lakukan ketika kita ditimpa kesempitan
i.  Ketika kesulitan dan kesempitan menimpa, tidak ada cara lain untuk membersihkan dan memperbaikinya kecuali dengan bertaubat
j.  Orang mukmin selalu menilai diri dan perbuatannya serta berupaya menjauhi berbagai hal yang tercela
k.  "Orang yang paling mudah hisabnya pada hari kiamat adalah yang ketika di dunia selalu menghisab dirinya kerana Allah"  -- Al-Hasan  al-Basri
l.  Al-Qabidh adalah Dia yang membuat anda takut jika Dia menjauhi anda.  Al-Basith adalah Dia yang membuat anda merasa aman kerana ampunanNya
m.  Sebagai orang mukmin, apa hubungan kita dengan al-Qabidh dan al-Basith?  Contoh: Ketika anda berdakwah hendaklah berimbang antara membuat mad'u (orang yang didakwah) merasa ketakutan akibat maksiat yang mereka lakukan dan memotivasi mereka untuk selalu mentaati Allah
n.  Dalam hati orang mukmin mesti ada 3 perkara: i. pengagungan Allah melalui alam semesta ii. kecintaan kepada Allah kerana nikmat-nikmatNya  iii. takut kepada Allah kerana siksaNya.



22 & 23 Al-KHAFIDH (Yang Maha Merendahkan) & Al-RAFI' (Yang Maha Meninggikan)

a.  Zat yang memiliki kuasa untuk merendahkan orang-orang kafir/mukmin yang sombong dengan tujuan untuk menghinakannya
b.  Zat yang memiliki kuasa untuk meninggikan orang-orang mukmin yang tawadhuk dengan tujuan untuk memuliakannya
c.  Zat yang melekatkan kemuliaan kepada diri seorang mukmin selepas dia melalui pelbagai ujian  dan dia mampu menghadapinya
d.  Antara ayat Quran yang menggandingkan nama ini:  Al-Waqiah: 3, Al-Insyirah: 4
e.  Allah berkuasa  i. merendahkan orang yang bermaksiat kepadaNya  ii. menghinakan orang yang memusuhiNya  iii. menjatuhkan darjat orang yang memang pantas dijatuhkan
f.  Siapa yang ingin mendapatkan bahagian kebaikan dari nama al-Khafidh, rendahkanlah dirinya sebelum Allah merendahkannya.  Rendahkan diri dengan ketaatan dan tawadhuk kepada Allah
g.  Semakin tinggi tawadhuk dan kehinaan seorang hamba depan Allah, semakin mulia dan terhormat dia di tengah-tengah manusia
h.  Rendahkan iblis dan syaitan dengan tidak mengikut bisikannya.  Jika kita mengikut bisikan syaitan, itu tanda kita meninggikannya
i.  Al-Rafi' terkait dengan perbuatan Allah dalam 2 aspek:  i. bersifat material. Cth: Allah tinggikan langit tanpa tiang  ii.  bersifat maknawi.  Cth: Allah tinggikan sebutan (darjat) Rasulullah saw
j.  Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan tanamkan rasa cinta di hati hamba-hambaNya yang lain kepada orang yang dicintaiNya
k.  3 keadaan orang mukmin  i. dihukum atas dosa/pelanggaran syariat Allah  ii.  diuji bukan atas pelanggaran syariat Allah--sebagai pendidikan  iii. lulus dari kedua-dua keadaan -- mendapat kemuliaan. Manusia tidak dihukum dan diuji lagi ketika  berada di syurga
l.  Orang mukmin yang taat dan ikhlas kepada Allah akan dapat keutamaan dariNya--darjat yang tinggi ditengah manusia dan kedekatan kepadaNya.



24&25  AL-MU'IZZ  (Yang Maha Memuliakan)  &  AL-MUDZILL  (Yang Maha Menghinakan)

a.  Zat yang menurunkan syariat (Quran dan Sunnah) yang di dalamnya terdapat peraturan/hukum yang mengatur kehidupan manusia; sekiranya manusia mengikut syariat maka ia jadi mulia, sekiranya manusia tidak mengikut syariat maka ia jadi hina.
b.  Tiga dorongan yang dikurniakan Allah kepada manusia untuk kelansungan hidup:  i. Lapar dan haus--maka manusia akan makan dan minum untuk terus hidup  ii. Cinta lawan jenis--maka manusia akan bernikah dan seterusnya mendapat zuriat  iii. Mulia--maka manusia tidak akan melakukan maksiat dan seterusnya dipandang mulia
c.  Dalam diri manusia ada tiga unsur penting:  i.  Akal--mempelajari pengetahuan/syariat   ii. Hati--memahami pengetahuan/syariat--bertindak sebagai pengawal syahwat  iii.  Syahwat--sekiranya sabar dengannya maka manusia jadi mulia, sekiranya tidak sabar dengannya manusia jadi hina
d.  Applikasi kepada manusia:  kembalilah kepada syariat Allah.  Bersabar/tahan diri dari melakukan sesuatu yang tidak halal untuk kita.  Jadilah kita manusia yang cerdik--muliakan diri kita sebelum Allah bertindak untuk menghinakan kita
e.  Kita mesti menyebut kedua nama ini secara bersama dan mesti meyakini bahawa jika Allah menghinakan kita, pada hakikatnya adalah untuk memuliakan kita
f.  Ungkapan paling benar yang bisa kita ucapkan berkaitan dua nama ini adalah:  Allah menghinakan untuk memuliakan



26.  AS-SAMI'  (Yang Maha Mendengar)

a.  Zat yang memiliki pendengaran yang tidak terbatas dan merangkumi penglihatan, pengetahuan, dan kedekatan.  Objek yang didengar  termasuk suara, gelombang, getaran, dan segala bunyi.  Tindakan atau respon dari pendengaran adalah pemaqbulan
b.  Di dalam al-Quran, nama as-Sami' digandingkan dengan:  i. al-'Alim (30 kali)   ii. al-Basyir (10 kali)  iii. al-Qarib  (1 kali)
c.  Allah maha mendengar segala perkataan manusia--sama ada suara melalui lisan, kata hati(berkata-kata dalam hati), lintasan fikiran/idea, dialog  hati ke hati dan sebagainya
d.  Niat yang baik dicatat 1 pahala,  jika dilakukan dapat ganjaran lebih
e.  Niat yang buruk, jika tidak dilakukan sebab tiada kemampuan masih dicatat sebagai 1 dosa;  jika tidak dilakukan di atas kesedaran bahawa ia satu keburukan, maka tidak dicatat sebagai dosa
f.  Applikasi 1:  Cuba untuk menyusun kata-kata yang terbaik--perkataan kita adalah doa.  Allah mendengar dan makbulkan doa kita mengikut kehendahNya.  kebanyakan konflik sosial dan stress berlaku akibat perkataan yang tidak harmoni.  Sekiranya kita dapat menghindari diri dari mengeluarkan perkataan yang buruk pada setiap masa--ini bermakna kita perolehi makrifat dengan nama as-Sami'
g.  Applikasi 2:  Berdoalah--yakinlah bahawa Allah mendengar doa kita.  Jangan meninggikan suara semasa berdoa kerana Allah sangat dekat dengan kita--lebih dekat dari leher kita.  Berdoalah dengan suara merayu, syahdu, lereh dan tunduk--seperti Nabi Zakaria
h.  Applikasi 3:  Belajarlah menjadi pendengar yang baik--Allah sentiasa mendengar rintihan hambanya, adakah kita sentiasa mendengar ayat-ayat Allah?   Dua perkara yang perlu diingat:  i. Dengarlah nasihat/kritikan orang lain.  Ini adalah peluang untuk kita memperbaiki kelemahan diri.  Saidina Umar Al-Khatab suka rakyat menegur kesilapannya--dengan ini memberikan kesabaran dan melenturkan egonya.   ii. Dengarlah ayat-ayat Quran dengan penuh fokus dan perhatian.  Contohnya apabila kita mendengar surah al-'Asr dengan fokus dan penuh perhatian, tentu banyak persoalan yang akan timbul--ini akan menambahkan keimanan kita.



27.  AL-BASYIR  (Yang Maha Melihat)

a.  Zat yang memiliki penglihatan yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu, bertindak untuk melihat objek-objek  sama ada yang dapat dilihat atau tidak dapat dilihat oleh manusia dan menatijahkan kesempurnaan kepada objek yang dilihat
b.  Al-basyaru bermaksud penglihatan--dan boleh dimaknakan kepada 4 perkara:  mata, cahaya, akal, dan kalbu.  Hati yang mempunyai kekuatan untuk memandang disebut dengan basyirah  (rujuk surah Qaf: 22)
c.  Manusia yang bertaqwa akan dikurniakan cahaya oleh Allah pada hari kiamat  (rujuk al-Hadid: 28)
d.  Manusia mempunyai keterbatasan dalam sudut pandangnya--walaupun pentingkan keselamatan hidup tetapi masih melakukan maksiat yang boleh membinasakan dirinya
e.  Manusia yang berpegang teguh kepada agama Allah akan selamat dalam hidupnya di dunia dan akhirat (rujuk ali-Imran 102-103)
f.  Nabi Yusuf mempunyai sudut pandang yang jauh apabila menolak godaan Zulaikha.  Beliau mohon perlindungan kepada Allah dari mengkhianati/menzalimi Raja Aziz (suami Zulaikha)
g.  Sakit batin (kalbu)  adalah lebih besar bahayanya dari sakit fizikal
h.  Applikasi --akhlak muttaqin melalui nama al-Basyir:    i.  fahami tujuan Allah berikan penglihatan kepada kita--lihatlah alam semesta dan ingat kebesaran Allah   ii.  bukakan mata kita di sepertiga malam untuk bermunajat kepada Allah--sikitkan tidur kita   iii. tundukkan pandangan dari sesuatu yang diharamkan Allah   iv. jangan rendahkan pandangan Tuhan kepada kita ketika bersendirian--bersihkan hati kerana ia tempat pandangan Allah kepada kita  v. hendaklah kita mempunyai sudut pandangan yang jauh ke hadapan--fikir/syura/istikharah sebelum membuat sesuatu keputusan.


28.  AL-HAKAM  (Yang Maha Menetapkan)

a.  Makna dari segi bahasa ada 4:  i. menegah sesuatu  ii. mengetahui/memahami  iii. memutuskan perkara dengan adil  iv. memisahkan 2 perkara--antara yang haq dengan bathil
b.  Makna dari segi istilah:  Zat yang memiliki pengetahuan yang sempurna terhadap dua perkara yang berbeza lalu dengan pengetahuan itu Dia bertindak memisahkan/membezakan dua perkara yang berlawanan dan menatijahkan kemaslahatan atau keadilan yang hakiki
c.  Contoh yang jelas bagi makna istilah di atas ialah hukum pembahagian harta warisan di mana Allah membezakan dua perkara yang berbeza--tanggungjawab lelaki tidak sama dengan perempuan, oleh itu bahagian harta warisan yang diperolehi juga berbeza
d.  Contoh applikasi dari kisah dalam Quran  i.  Kisah Saidatina Aisyah yang difitnah dengan Safwan.  Allah telah menurunkan wahyu bagi membersihkan Saidatina Aisyah selepas 30 hari fitnah tersebar--hikmah tunda wahyu adalah untuk mendapatkan bukti orang yang beriman  di dalam masyarakat yang kompleks pada waktu itu   ii.  Kisah Nabi Yusuf yang dianiaya abang-abangnya dan dihukum penjara selama 7 tahun--beliau sabar menanti kemenangan yang ditentukan oleh Allah
e.  Allah menilai kesabaran kita apabila menunggu masa doa akan dimakbulkan--oleh itu mohonlah kesabaran dari Allah dalam apa jua hal
f.  Allah memberikan kita pilihan--kebaikan atau keburukan.  Jika kita memilih kebaikan Allah akan berikan kebaikan kepada kita.  Jika kita pilih keburukan Allah akan berikan keburukan
g.  Respon orang Mukmin terhadap nama Al-Hakam:  i. Al-Ahzab: 36--Allah pemutus hukum oleh itu ikut segala hukum yang Allah tentukan--kami dengar dan kami taat.  Bersihkan hati kita supaya mudah untuk menerima hukum Allah  ii. Al-Anfaal: 1-- Kaum Ansar bertanyakan tentang pembahagian harta rampasan perang.  Allah menyeru mereka supaya bertaqwa dan kukuhkan ikatan ukhuwwah--apabila mereka telah bertaqwa mereka akan menerima apa saja ketentuan yang diputuskan oleh Allah tentang harta perang tersebut
h.  Hanya Allah yang maha mengetahui hikmah sesuatu perkara yang diputuskanNya-- maka terimalah segala ketentuanNya dengan redha dan penuh kesabaran.



29.  Al-ADL  (Yang Maha Adil)

a.  Zat yang memiliki pengetahuan yang sempurna lalu dengan pengetahuan itu Dia meletakkan ukuran yang tepat/seimbang pada penciptaan, syariat dan tindakanNya sehingga berlaku dengan tujuan untuk/demi mewujudkan keselesaan, keharmonian, dan keindahan kepada makhlukNya
b. Keadilan terkait dengan al-Hakam.  Zalim lawannya Adil
c.  Ada 2 kategori manusia:  i.  mereka yang mengerjakan amal soleh--ganjaran kebaikan akan diperolehi  ii. mereka yang berbuat kejahatan--bahaya akan menimpa dirinya sendiri.  Allah tidak sekali-kali berlaku zalim kepada hamba-hambaNya (Fussilat: 46)
d.  Contoh ketepatan/keseimbangan ciptaan  Allah--padi dijadikan supaya masak dalam masa serentak semuanya.  Bayangkan betapa sukarnya untuk menuai padi yang tidak masak secara serentak
e.  Respon seorang mukmin -- applikasi Al-Adl:    i. cari sebanyak mungkin ciptaan Allah dan teliti keadilanNya--ini dapatkan mendekatkan diri kita dengan Allah   ii. jadilah manusia yang sentiasa berbaik sangka dengan Allah--terimalah Qada dan Qadar Allah dengan redha
f.  Qada adalah apa yang telah diputuskan oleh Allah--ada dalam Quran.  Qadar adalah takdir manusia--tindakan yang diambil mestilah mengikut apa yang diputuskan Allah dalam al-Quran.  Qadar boleh berubah melalui doa.  Lailatul Qadar bermaksud Malam Penentuan Takdir
g.  Manusia diuji mengikut kemampuan--Allah yang menjadikan manusia maka Dia paling mengetahui tahap kemampuan seseorang.  Maka usahakanlah sebaik mungkin untuk menyusun takdir diri bersesuaian dengan syariat Allah
h.  Ambil pengajaran dari kisah Um Sulaim, isteri Abu Talhah yang menyambut pulang suaminya dengan tenang walaupun ketika itu anaknya baru meninggal dunia.  Beliau berbaik sangka dengan ketentuan Allah--Allah telah menggantikan zuriat anak yang soleh kepadanya.



30.  AL-LATIFF  (Yang Maha Lembut)

a.  Zat yang memiliki pengetahuan secara terperinci terhadap kemaslahatan hamba-hambaNya lalu Dia bertindak mewujudkan kemaslahatan tersebut secara bertahap-tahap tanpa kekerasan.
b.  Dari segi bahasa Al-Latiff mempunyai 3 makna:  ringan, lembut, dan tersembunyi
c.  Di Dalam Al-Quran, Al-Latiff digandingkan dengan 'Li'  dan 'Bi'.
d.  Latiff + Li bermaksud lembut terhadap--Kelembutan Allah melalui peristiwa-peristiwa pahit (biasanya), tetapi akhirnya dapat kebaikan (contoh: Yusuf: 100).  Perkataan 'muhsinin' di penghujung ayat (Yusuf: 90) bukan hanya bermaksud baik, tetapi juga bermaksud bersangka baik dengan Allah
e.  Latiff + Bi bermaksud lembut dengan--kelembutan yang dekat dan tanpa pengantara--biasanya terkait dengan nikmat  (contoh: Asy-Syura: 19)
f.  Tujuan belajar Al-Latiff adalah untuk berbaik sangka dengan Allah dan seterusnya bersabar dengan ujian Allah
g.  Contoh Allah mewujudkan kemaslahatan secara bertahap-tahap ialah proses perkembangan bayi--dilahirkan tanpa gigi--sekiranya dari mula bayi bergigi tentu ibunya kerap kesakitan akibat puting susunya digigit bayi....
h.  Sebagai seorang mukmin kita hendaklah mengaplikasikan makna asmaul husna Al-Latiff dalam kehidupan seharian terutamanya dalam menjalankan dakwah.  Contohnya kita perlu berlemah lembut apabila menyampaikan ajaran Islam sama ada kepada orang bukan Islam atau orang Islam yang tidak mempraktikkan Islam.



31.  AL-KHABIR  (Yang Maha Waspada)

a.  Zat yang memiliki pengetahuan terhadap sesuatu lalu kelembutan dalam mengetahui sesuatu yang telah diketahui secara terperinci melahirkan tindakan yang penuh hikmah yang sukar untuk diketahui oleh makhlukNya
b.  Nama al-Khabir tidak boleh berdiri dengan sendiri--dalam al-Quran nama ini sering digandingkan dengan al-Alim (Maha Mengetahui),  al-Latiff (Maha Lembut) dan al-Hakim (Maha Bijaksana)
c.  Ayat-ayat al_Quran yang menggandingkan nama-nama tersebut ialah:  Al-Hadid :22-23;  Al-Baqarah: 271; dan Al-An'am: 103
d.  Nama-nama Allah di hujung ayat -ayat Al-Quran meringkaskan makna ayat tersebut--maka dengan ini mempermudahkan kita apabila mentadabburi  ayat-ayat Al-Quran
e.  Besi hanya boleh ditajamkan oleh besi--begitu juga manusia--hanya boleh ditajamkan oleh manusia.  Oleh itu kita perlu bergaul dengan sesiapa sahaja tanpa mengira bangsa, agama, dan pangkat.  Pergaulan yang luas ini akan menajamkan jati diri kita.  Perkara yang baik dijadikan tauladan, dan perkara yang buruk dijadikan sempadan--berpandulah kepada Al-Quran dan Sunnah--inshaaAllah hidup kita akan selamat
f. Kesan kita belajar Al-Khabir:  i. Kita hidup adalah sebagai tawanan Allah--Dia maha mengetahui niat segala tindakan dan Dia mentakdirkan segala yang berlaku ke atas diri kita tanpa eksperimen
terlebih dahulu  ii.  Pilihan terbaik di atas segala tindakan adalah dengan mengikut peraturan dalam Al-Quran.  Sebelum membuat apa-apa keputusan hendaklah kita zikir dengan hati dan kemudian berfikir sedalam-dalamnya
g.  Apa yang perlu kita buat sebagai seorang mukmin selepas memahami makna Al-Khabir?  Kita perlu:  i. Contohi sifat Allah ini -- jadilah seorang yang teliti dalam menangani sesuatu hal --aktiviti/usaha untuk menjadi orang yang khabir itu yang akan dinilai oleh Allah ii. Jadilah  seorang yang pakar dalam sesuatu bidang ilmu terutamanya ilmu ugama--buat penyelidikan dengan tekun- menyelidik adalah di antara aktiviti yang ditekankan dalam Al-Khabir  iii. Jadikan sifat Al-Khabir sebagai motivasi kita untuk menjadi orang yang terbaik dalam sesuatu bidang--setelah kita menguasai sesuatu ilmu jangan pula jadi sombong  iv. Sentiasa berbaik sangka dengan Allah--terima sahaja ketentuan Allah dengan redha--pasti ada hikmahnya
h.  Jika kita ditimpa musibah, terimalah dahulu walaupun dengan kesedihan--kemudian hendaklah kita mengawali kesedihan kita dan seterusnya merayu/berdoa agar Allah memberikan balasan yang lebih baik.


32.  Al-HALIM  (Yang Maha Penyantun)

a.  Zat yang memiliki pengetahuan yang sempurna tentang perkara yang telah, sedang, dan akan berlaku kepada hambaNya, lalu bertindak menangguhkan hukuman demi mewujudkan kebaikan kepada hamba-hambaNya
b.  Makna dari segi bahasa:  Tidak terbega-gesa/bersabar/dan tahan diri untuk tidak menghukum
c.  Di dalam Quran digandingkan dengan nama-nama yang lain:  i. Alim (Mengetahui)--ilmu Allah tidak didahului oleh kebodohan  ii. Ghani (Kaya)--tetap memberi walaupun kepada orang kafir   iii. Syakur (Syukur)--orang kafir yang baik, Allah bagi rezeki di dunia  iv. Ghafur (Ampun)--Allah tunda hukuman untuk beri tempoh kembali kepadaNya
d.  Allah tangguhkan azab kepada satu tempoh yang ditetapkan;  jika tidak semua yang ingkar telah mendapat azabNya  (rujuk surah Thaha: 129).  Allah tangguhkan azab kepada umat Rasulullah saw yang ingkar--beri masa untuk mereka bertaubat
e.  Applikasi Al-Halim melalui 4 kisah:  i.  Perjanjian Hudaibiyyah--umat Islam dihalang memasuki Mekah--tindakan Rasulullah saw mempersetujui perjanjian dibimbing oleh Allah  ii. Umair bin Wahab (orang kafir Mekah ketika itu) ke Madinah dengan niat untuk membunuh Rasulullah saw--ditemui oleh Saidina Umar.  Apabila ditanya oleh Rasulullah saw sebab dia datang ke Madinah--beliau berbohong.  Dengan bimbingan Allah, Rasulullah saw menerangkan hal sebenar--maka Umair percaya kerasulan Nabi dan akhirnya dia masuk Islam  iii. Allah menangguhkan azab kepada penduduk di Taif yang telah membaling batu kepada Rasulullah saw sehingga berdarah  iv.  Kisah Zun Nun Al-Misri yang mencari cara untuk mendapat kasih sayang Allah--dekatkan hati kepada Allah--ibarat anak kecil yang dimarahi ibunya;  dan kemudian didakap dengan penuh kasih sayang
f.  Respon orang Mukmin terhadap nama Al-Halim:  i. banyakkan bertafakur dengan merenungi makna Al-Halim--berfikir natijah sesuatu keputusan/tindakan yang diambil  ii. Berfikir tentang rintangan yang akan dihadapi--mesti mengawal/menahan emosi/gejolak hawa nafsu (rujuk surah An Nazi''at: 40-41).  Ikat hawa nafsu dengan ilmu yang perolehi oleh akal dan seterusnya difahami di dalam hati (qalbun).



33.  AL-AZHIM  (Yang Maha Agung)

a.  Zat yang memiliki ketinggian sifat dalam hal kewujudanNya, ilmuNya, dan kuasaNya yang mana ketinggian tersebut tidak mampu dipersepsi oleh akal makhlukNya
b.  Agung dalam kewujudanNya:  Manusia wujud dari ketiadaan, Allah wujud tanpa ketiadaan--sedia ada sejak azali.  Manusia bergantung kepada banyak perkara untuk terus hidup, Allah tidak bergantung kepada apa-apa pun untuk terus wujud.  Semua makhlukNya yang bergantung kepadaNya
c.  Agung dalam ilmuNya:  Ilmu Allah mendahului kita.  Allah mengetahui segala apa yang telah/sedang/akan berlaku kepada makhlukNya, semua telah tertulis di Lauh Mahfuz (al-Hadid:22).  Ilmu Allah tidak berdasarkan mana-mana ciptaan sedangkan ilmu manusia berdasarkan ciptaan Allah dan ciptaan makhluk yang lain.  Allah mengetahui apa yang anda akan pilih dalam hidup
d.  Agung dalam kuasaNya:  Melibatkan pemahaman tentang asmaulhusna al-Kahhar.  Kuasa Allah sukar difahami makhluknya, contoh--dalam sistem alam Allah berkuasa menyatukan 4 unsur--air, api, tanah, dan udara demi untuk menjadikan bumi selesa untuk makhlukNya
e.  Akal manusia dibatasi untuk memahami keagungan kewujudan, ilmu, dan kuasaNya.  Rasulullah saw juga tidak terkecuali dari melakukan kesilapan dalam hidupnya kerana beliau juga terbatas dalam memahami makrifat Allah. Bukti hal ini terdapat dalam surah Ghafir 40:55,  al-Fath 48:2, dan at-Taubah 9: 117
f.  Surah lain berkaitan keagungan Allah:  al-Waqi'ah 56:74, al-A'la 87: 1, dan al-Baqarah 2: 255.  Setiap hari dalam solat kita berzikir memuji keagungan Allah semasa ruku' dan sujud--Allah Maha Agung, Allah Maha Tinggi
g.  Apakah kesan dalam diri manusia apabila faham makna al-Azhim?  Kesannya ialah--Kagum dengan kewujudan, ilmu dan kuasa Allah sehingga mendatangkan rasa takut dan harap kepadaNya
h.  Applikasi makna al-Azhim:  i. Jadilah manusia yang suka menyantuni orang-orang miskin (al-Haqqah 69: 34).  Yakinlah dengan hari kebangkitan di mana Allah akan memberi ganjaran kepada orang yang menolong orang miskin  ii. Buang jauh-jauh rasa keagungan diri--rendahkan diri anda!



34.  AL- GHAFUR  (Yang Maha Memberi Ampunan)

a.  Zat yang memiliki pengetahuan tentang aib/dosa makhlukNya lalu dengan pengetahuan tersebut Dia bertindak menutup aib/dosa mereka dan akhirnya terselamat dari azab Allah
b.  Makna bahasa--al-Ghafur--dari perkataan ghafara yang bermaksud menutup dan memaafkan.  Allah memaafkan dan menutup dosa/aib walaupun banyak (kuantiti) dan dosa/aib walaupun besar (kualiti).  Ini menunjukkan betapa luasnya ampunan Allah.  al-Ghafur lebih spesifik maksudnya dari al-Ghaffar
c.  Ada pandangan ulamak yang mengatakan perkataan ghafara boleh dipecah kepada 3:  i. Ghafir--Allah menghilangkan catatan dosa makhlukNya  ii.  Ghafur--Allah menjadikan malaikat lupa untuk mencatat dosa MakhlukNya  iii. Ghaffar--Allah menjadikan diri makhlukNya lupa untuk membuat dosa
d.  Tujuan mempelajari asmaulhusna adalah supaya kita mengenal Allah--makrifatullah--hanya Allah yang kita sembah--tiada sekutu bagiNya.  Allah yang menciptakan alam semesta --bumi, langit, hujan, buah-buahan dan lain-lainnya (al-Baqarah: 22).  Allah turunkan al-Quran dengan semua nama-namaNya--maka sebutlah nama-namaNya dalam doa seharian kita
e.  Ayat al-Quran yang menekankan makna al-Ghafur -- memohon ampun dan bertaubat kepada Allah--az-Zumar: 53-54.  Orang mukmin digalakkan membaca doa memohon keampunan sebelum memberi salam semasa solat
f.  Dua jenis istigfar:  i. Istigfar Am--memohon ampun setelah melakukan dosa  ii.  Istigfar khas--memohon ampun ketika belum melakukan dosa, hati diserang oleh nafsu dan berlakulah dialog dalam hati--perlu dibersihkan dengan istigfar.  Preventif--agar tidak jatuh dalam maksiat.
g.  Nafsu jika diikut berterusan boleh menjadikan anda musyrik.  Buktinya seperti dalam ayat-ayat berikut:  i. Fatir: 28--dengan ilmu anda takut  ii. an-Nazi'at: 40--dengan takut anda menahan hawa nafsu  iii. al-Baqarah: 22--dengan ilmu makrifat anda tidak akan musyrik  iv. Furqan: 43--orang yang mengikut hawa nafsu akan musyrik
h.  Hati yang mati akan dikuasai oleh nafsu, hati yang hidup sentiasa bersama al-Quran.  Amal soleh adalah amal yang dilakukan berdasarkan ilmu.  Carilah ketenangan dengan kepuasan hati(ilmu), bukan dengan kepuasan nafsu.  Mintalah fatwa kepada hati yang ada ilmu.
i.  Applikasi nama al-Ghafur dalam kehidupan:  i. Maafkan kesalahan orang yang telah berbuat buruk kepada anda--inilah istigfar secara praktik.  An-Nur: 22--amalan praktis tentang al-Ghafur--ayat turun merujuk kepada kisah Saidina Abu Bakar dengan Misbah --ayat ini boleh diapplikasi kepada semua orang mukmin.  Saidina Abu Bakar memaafkan Misbah dan memilih keampunan Allah--betapa lembutnya akhlak beliau--inilah yang patut dicontohi orang mukmin  ii. Kerapkan diri untuk memohon keampunan Allah.  Ikutilah kalimah zikir Rasullullah saw yang diajar oleh Allah--contohnya: istigfar 100 kali sehari.  Pelajarilah ilmu hadith supaya ibadah/zikir/doa dll dilakukan mengikut nas yang sahih--mengikut sunnah Rasulullah saw.



35.  ASY-SYAKUR  (Yang Maha Menerima Syukur)

a.  Zat yang memiliki pengetahuan terhadap amal soleh hambaNya lalu Dia bertindak membalasi amal soleh tersebut dan balasan itu jauh lebih baik dari amal soleh itu sendiri
b.  Asy-Shakur dari perkataan syakara yang ada dua makna: i. Ath-thana'--pujian di atas kebaikan orang yang berbuat baik  ii. Az-ziadah--tambahan terhadap sesuatu yang sedikit
c.  Ath-thana'--Allah membalasi usaha baik kita dengan memberikan rasa ketenangan  (Fathir: 34).  Terjemahan  surah Fathir: 34:  Segala puji tertentu bagi Allah, yang telah menghapuskan perasaan dukacita dari kami;  Sesungguhnya Tuhan kami Maha Pengampun, lagi sentiasa memberi balasan yang sebaik-baiknya (kepada orang-orang yang taat).  
d.  Az-ziadah--Allah membalasi amal soleh hamba-hambaNya dengan memberikan pahala yang lebih dari apa yang mereka telah kerjakan (An-Nahl: 97).  Orang mukmin masuk syurga kerana syakurnya Allah, bukan semata-mata kerana amalannya
e.  Imam al-Ghazali mengartikan Syakur sebagai 'Dia yang memberi banyak balasan terhadap pelaku kebaikan dan ketaatan yang sedikit'
f.  Di Dalam Quran, Asy-Syakur  digandingkan dengan:  i. Alim--semua tindakan Allah berdasarkan ilmu (an-Nisa': 147)  ii.  Sabar--Allah Maha Sabar dan syakur terhadap hamba-hambaNya--kita juga perlu bersabar dahulu baru boleh bersyukur  iii. Ghafur--Allah Maha Memaafkan kerana hambaNya berbuat baik  iv. Halim--Allah menangguhkan hukuman kerana Dia tahu hambaNya akan kembali kepadaNya
g.  Apakah respon kita setelah memahami makna Asy-Syakur?  Kita mesti melakukan sebanyak-banyak amal soleh semasa di dunia supaya tidak menyesal semasa di akhirat seperti firman Allah dalam surah Al-Fajr:24--"Alangkan baiknya kalau aku dahulu sediakan amal-amal baik untuk hidupku (di sini)"
h.  Amal soleh mesti dilakukan dengan ilmu.  Amal yang dilakukan tanpa ilmu adalah berdosa.  Maka semua orang mukmin hendaklah mencari ilmu sebanyak mungkin supaya boleh melakukan pelbagai jenis kebaikan
i.  Orang mukmin hendaklah sentiasa mengingati Allah sama ada ketika sendirian atau bersama khalayak ramai:  i.  Ingat Allah ketika sendirian--Allah akan sebut nama kita di khalayak malaikat  ii. ingat Allah ketika bersama khalayak ramai--Allah akan sebut nama kita di Arash
j.  Applikasi:  Kita hendaklah membalasi pemberian orang dengan kadar yang lebih dari apa yang diberi.  Contoh:  sekiranya kawan kita memberi hadiah beg bernilai rm100, hendaklah kita balas dengan barangan yang bernilai lebih dari rm100
k.  Ungkapan:  Syukur terhadap nikmat.  Syukur terhadap nikmat itu rasanya nikmat.  Oleh itu mustahil kita syukur nikmat kerana nikmat Allah terlalu luas--tidak mampu untuk dibalasi.  Puji Allah setiap waktu dan bersyukurlah kepada Allah terutama semasa sujud qiyamulail.



36.  AL-'ALIYY  (Yang Maha Luhur/Tinggi)

a.  Zat yang mempunyai kedudukan dan kuasa yang maha tinggi, tidak mampu dijangkau oleh akal manusia dan justeru terhasil ketetapan tentang  keagungan, kebesaran, dan kebijaksanaanNya
b.  Al-'Aliyy boleh dibahagi kepada dua makna  i.  as-sumuw (tinggi)  atau irtifa (menjulang ke atas)  ii. al-'uluww yang bermakna ketinggian, keagungan, dan kekuasaan
c.  Konsep Al-Quran tentang sifat 'Aliyy dinamakan al-matsal al A'la--Allah mempunyai sifat-sifat yang Maha Tinggi.  Sifat-sifat yang tinggi, sempurna, tiada sebarang kesalahan/kekurangan hanya disandang oleh Allah
d.  Di dalam Al-Quran,  Al-'Aliyy digabungkan dengan:  i.  Al-'Azim -- (Baqarah: 255) ii. Al-Kabir  iii. Al-Hakim
e.  Manusia tinggi kerana ada orang yang meninggikannya sedangkan Allah Maha Tinggi tanpa bergantung kepada sesiapa untuk meninggikanNya
f.  Respon/applikasi 1:  Berusaha meraih kemuliaan--manusia dianugerahi Allah dengan potensi untuk memuliakan dirinya,  Jalan menuju kemuliaan diri telah dijelaskan dalam Al-Quran dan As-Sunnah.  Sesiapa yang memuliakan dirinya mengikut kedua-dua sumber tersebut, pasti Allah akan memuliakan dirinya.  Jangan merasa lemah dan bersedih hati kerana orang yang beriman tinggi darjatnya di sisi Allah (Ali Imran: 139)
g.  Respon/applikasi 2:  Hindari perilaku yang sia-sia--orang yang mengagungkan Allah sebagat Zat yang Maha Tinggi, pasti tidak mahu merendahkan dirinya dengan melakukan perbuatan yang sia-sia.  Berlandaskan ketinggian/keluhuran Zat Allah, kita pun hendaklah sentiasa menjaga keluhuran diri sebagai manusia.  Di hadapan Allah hendaklah kita rendah/hinakan diri kita--zahirkan kebergantungan kita kepadaNya
h.  Contohi sikap Saidina Umar Al-Khatab--beliau garang dan tegas dengan orang kafir; tetapi beliau sangat sayang kepada orang mukmin yang mengkritik kesilapannya.  Beliau juga merendahkan dirinya dengan orang yang berrilmu dan sangat menghargai pengorbanan isterinya.



37.  Al-KABIR (Yang Maha Besar)

a.  Zat yang mempunyai kesempurnaan wujudNya yang azali dan abadi lalu bertindak mencipta yang meagarah kepada kebesaranNya dan sifatNya yang tidak dapat disamai oleh selainNya
b.  Allah kabir dari segi sifatNya -- tiada yang sama dari segi wujudNya.  Dari segi af'al -- Allah maha besar ciptaanNya
c.  Imam Al-Khatabi mengatakan bahawa Allah Al-Kabir adalah Dia yang memiliki keagungan dan keluhuran.  Semua yang besar selain diriNya adalah kecil
d.  Imam al-Ghazali mengatakan bahawa kebesaran Allah adalah "kesempurnaan Zat".  Yang dimaksud  dengan zat adalah wujudNya sehingga kesempurnaan zatNya adalah kesempurnaan wujudNya
e.  Implikasi mempelajari Al=Kabir:  i. jiwa akan tunduk dipuaskan oleh Allah kerana jiwa manusia minat kepada perkara yang besar  ii. akan melahirkan ketundukan jiwa bila menyedari ciptaan Allah yang besar  iii. jiwa akan fokus apabila berhubung/berdepan  dengan Allah
f.  Applikasi makna AL-Kabir:  i.  Sentiasa mengagongkan kebesaran Allah.  Allah pencipta alam semesta, manusia belajar dari alam semesta--semua ilmu dari Allah--sebut AllahuAkbar, Subhanallah--Maha Suci Allah di atas segala ciptaanNya   ii. Jadilah manusia yang berjiwa besar--boleh dilahirkan dengan menggunakan ilmu syariat (akal)  dan ilmu makrifat (hati)
g.  Mereka yang mempelajari ilmu agama boleh dibahagikan kepada 3 kategori:  i. Ulama'--fasih dalam bidang ilmu syariat--boleh jadi fasik jika tidak taat perintah Allah (cth:  Syaitan yang tidak mahu sujud kepada Nabi Adam)  ii. Hukama--tahu ilmu makrifat--boleh jadi zindiq (merasa diri seperti Tuhan) kerana tidak mempelajari syariat  iii. Kubara'--orang yang mempelajari ilmu syariat dan makrifat--mereka inilah orang yang berjiwa besar
h.  Al-Kabir dalam Al-Quran kerap digandingkan dengan Al-Aliyy (Maha Tinggi)  atau Al-Muta'alliyi (Maha Meninggi).  Hal ini menunjukkan bahawa seluruh alam raya tunduk kepadaNya kerana kebesaranNya.  Semua bersujud kepadaNya kerana ketinggianNya



38.  AL- HAFIDZ  (Yang Maha Memelihara)

a.  Zat yang mempunyai keagongan ilmu dan kuasa dan dengannya bertindak menjaga, memelihara, melindungi semua makhluk supaya selamat dari kerosakan, kebinasaan, kehancuran, dan perubahan
b.  Al-Hafidz dari akar kata hifdz, yang bererti 'menjaga segala sesuatu agar tidak berubah'.  Kata dasar Al-Hafidz dan semua derivasinya menunjuk pada makna 'memelihara dan menjaga'
c.  Sifat asal manusia ialah ingin kekal sihat, selamat, dan hidup dan sifat ini selari dengan nama Allah Al-Hafidz.  Maka dengan mempelajari makna Al-Hafidz akan dapat memuaskan jiwa manusia
d.  Di negara Arab orang yang menghafal Quran dan 100,000 hadith berserta perawi, asal-usul, matan hadith dsbnya di panggil Hafidz.  Justru daya ingatan mereka sangat kuat.  Allah menjaga/pelihara Al-Quran dan alam semesta, dan manusia diberi peluang oleh Allah untuk menjaga hadith
e.  Menurut Imam Al-Ghazali Al-Hafidz ada 2 makna:  i.  Idaamah--mengekalkan segala yang ada dalam alam semesta bersifat tetap dengan menghilangkan faktor-faktor yang boleh merosakkannya.  Cth-duri pada pohon bunga ros  ii. siyaanah--melindungi dua benda yang bertentangan. Cth-dalam diri manusia dan haiwan ada unsur panas dan sejuk-Allah menjaganya dengan pengaliran darah.  Dalam badan manusia, jika demam disembuhkan dengan ubat dan air.  Di luar badan manusia, Allah kurniakan deria untuk melindungi diri dari bahaya
f.  Ada 4 kategori manusia dalam proses menghafal:  i.  CC--cepat ingat, cepat lupa  ii. LL--lambat ingat, lambat lupa  iii. CL--cepat ingat, lambat lupa (subhanallah)  iv. LC--lambat ingat, cepat lupa (astagfirullah)
g.  Berdoalah kepada Allah dan pelajarilah Al-Quran untuk melindungi agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta kita (AJAKH).  Bacalah surah Al-Kahfi untuk memohon perlindungan (jasad dan jiwa) kepada Allah.  Berusahalah untuk melindungi jiwa kita dari segala yang boleh merosakkannya
h.  Sebagai contoh, Nabi Yaakub hanya menaruh kepercayaan kepada Allah untuk menjaga anaknya Bunyamin kerana Allah jualah Penjaga yang sebaik-baiknya (Yusuf: 64).  Maka serahkan kepada Allah Al-Hafidz untuk menjaga anak dan suami kita semasa mereka tiada di samping kita
i.  Aplikasi1:  Nafsu dan hati adalah dua perkara yang bertentangan--maka kita perlu seimbangkannya dengan mempelajari Al-Quran.  Hadirkan semua fitrah yang disokong dengan wahyu dalam diri kita.  Jika nafsu mengawal hati, kita akan binasa.  Makanan bagi hati/jiwa adalah Al-Quran.  Allah telah tunjukkan dalam Al-Quran karakter-karakter orang mukmin terdahulu untuk kita contohi.  Begitu juga dengan karakter kaum yang ingkar (yang mesti kita dijauhi) dan mendapat balasan azab dari Allah
j.  Applikasi 2:  Sentiasa mengingati nama Allah Al-Hafidz (dan juga nama-nama yang lain) di mana sahaja kita berada.  Berdoalah seperti yang diajarkan oleh Rasulullah (rujuk kitab hadith yang sahih) supaya kita sentiasa dilindungi Allah (cth. dari iblis yang membisikkan kejahatan dari depan, belakang , kiri, dan kanan kita).  Gunakan makrifat Allah sebagai tangga untuk kita berhubung dengan Allah.  Cth; apabila naik kereta ingatlah nama Allah Al-Hafidz--Allah lah yang menjaga kita semasa dalam perjalanan
k.  Ambil iktibar/pengajaran dari perkara-perkara yang kita tidak suka berlaku dalam hidup kita.  Banyak kebaikan yang Allah hadirkan untuk kita.  Segala apa yang berlaku adalah ketentuan Allah dan pasti ada hikmah disebaliknya walaupun kita lihat apa yang berlaku itu sebagai satu musibah!
l.  Sama-samalah kita pelihara alam semesta.  Allah menjadikan kita sebagai khalifahNya di bumi ini--kitalah sepatutnya yang bertanggungjawab untuk menghalang segala kerosakan yang dilakukan oleh manusia sendiri di bumi ini.  Kerosakan yang dilakukan oleh manusia bukanlah kerosakan mutlak kerana Allah tetap menjaga alam semesta sehingga hari kiamat.




39.  AL- MUQITH  (Yang Maha Memberi Makan)

a.  Zat yang mencipta makanan yang sesuai dengan badan lalu Dia menciptakan sistem makanisme dalam badan untuk merespon makanan tersebut dan natijahnya menghasilkan manfaat (kekuatan).  Contoh:  Makanan yang sesuai untuk bayi adalah susu ibu
b.  Makna bahasa:  asal dari perkataan al-Qut--i. mengenggam, menjaga, dan menguasai sesuatu  ii. santapan yang menjaga kekuatan badan
c.  Di dalam Al-Quran, perkataan Al-Muqith terdapat di dalam surah An-Nisa': 85.  Nama Allah di hujung ayat adalah rumusan/ringkasan maksud ayat:  Sesiapa yang berbuat baik, Allah akan memberikan kecukupan/kekuatan; Sesiapa yang berbuat buruk, Allah tidak memberikan kecukupan/kekuatan kepadanya
d.  Ada 3 kategori makhluk Allah:  i. Manusia dan haiwan--makanannya makanan asas (karbohidrat, protein, susu) dan makanan tambahan (buah, sayur dsbnya)  ii. Malaikat--makanannya tasbih dan taat (Baqarah: 30)  iii. Ulul Albab--makanannya ilmu/makrifat (makanan ruhani)--inilah golongan yang disanjung Allah--darjatnya lebih tinggi dari malaikat. Tahap diri orang mukmin:  Mukminin->Muttaqin->Muhsinin
e.  Perbezaan antara Ar-Razak dan Al-Muqith:  Ar-Razak merangkumi semua jenis rezeki sedangkan Al-Muqith khusus untuk makanan sahaja (jasmani dan ruhani)
f.  Respon terhadap makna Al-Muqith:  i.  Apabila makan/minun ingatlah Allah Al-Muqith seperti mana Ulul Albab makan/minum.  Contoh apabila kita terlalu haus dan dapat sebotol air, maka minumlah dengan perlahan dan ingatlah Allah yang memberi kita air dan menjadikan kita bertenaga semula  ii.  makanlah makanan yang halal dan baik (halalan tayyibah).  Jauhi makanan yang subhat, apalagi yang haram. Makanan mempengaruhi hati/jiwa dan akhlak seseorang.  Imam Ahmad sangat baik akhlaknya--lembut dan berbudi bahasa--beliau sangat menjaga pemakanannya  iii.  Memberi makan kepada yang memerlukan /orang miskin--Allah menganjurkan kita peduli terhadap sesama manusia dengan memberi makan terutama kepada orang miskin yang kelaparan  iv. Jangan membazir makanan seperti membuang makanan yang masih layak dimakan, dan perilaku sejenisnya
g.  Applikasi Makna Al-Muqith:  i. Jangan makan berlebih-lebihan dan bersyukurlah dengan makanan yang ada.  Jangan komplen tentang makanan  ii. Tentukan makanan/minuman halal dan baik sebab makanan/minuman yang halal dan baik sahaja yang sesuai dengan makanisme yang Allah kurniakan  iii.  Makanan bukan sahaja untuk fizikal tetapi juga untuk jiwa.  Maka makanlah dengan penuh makrifat seperti Ulul Albab  iv.  Makanan ruhani lebih penting dari makanan jasmani--makanan ruhani boleh memenuhi keperluan jasad kita, tetapi makanan jasmani tidak boleh memenuhi keperluan ruhani kita.




40.  Al-HASIB  (Yang Maha Menghitung)

a.  Zat yang memiliki pengetahuan yang halus dan sempurna terhadap hati /amalan manusia lalu dengan pengetahuan itu bertindak mencukupi keperluan hambaNya yang bertawakkal dan seterusnya mengurniakan balasan yang terbaik.  Allah Al-Hasib juga bermakna sebagai Zat yang memberikan kecukupan dalam pertolongan dan pemeliharaan atas hambaNya
b.  Pembalasan di dunia terbahagi dua:  i. Pendidikan (dunia)--ganjaran di dunia itu mendidik kita  ii. Ganjaran (akhirat)
c.  Kesan mengenal Al-Hasib:  i. akan membentuk satu kepasrahan dan harapan untuk mendapat kecukupan dari sisi Allah terhadap 'kekurangan' diri kita (At-Taubah: 129)  ii. mencipta rasa 'takut' kerana suatu hari kita akan dihisab, terutama hisab itu berdasarkan 'niat' dalam hati
d.  Amalkan doa:  "Ya Allah, aku telah melakukan... (cth. banyak dosa), aku tahu amalku
banyak kekurangan, maka Kau cukupkanlah amalku dengan catitan di Illiyin bukan di Sijjin"
e.  Applikasi:  i. bertawakkal, menyerah segenap usaha kita kepada Allah--sentiasa berbaik sangka kepada Allah sehingga diri tidak terusik oleh godaan dunia.  Tawakkal semasa keluar rumah, syaitan lari--semasa di luar rumah, kita diberi petunjuk, kecukupan, dan perlindungan  ii. ingatkan ucapan tawakkal (At-Taubah: 129), yakin kepada kecukupan yang diberikan Allah  iii. menghisab amal-amal sendiri--yang mana betul atau salah.  Masa paling praktikal sebelum tidur (muhasabah) --ketika berbuat silap, malaikat tidak terus catit, dalam masa 3-6 jam jika kita bertaubat, malaikat tidak jadi mencatit iv. hadirkan muraqabah--bahawa Allah melihat, mengawasi, dan memerhati (An-Naziat: 40-41)
f.  Baca ayat terakhir surah At-Taubah: 129 sebanyak 7 kali jika kita rasa tidak berdaya untuk melakukan sesuatu usaha atau merasa 'kekurangan' dalam sesuatu perkara
g.  Allah Maha Menghitung.  Tiada suatu pun yang luput dari perhitunganNya.  Setiap amal baik/buruk walau sebesar biji sawi akan dihitung.  Sesungguhnya Allah sehebat-hebatnya Penghitung, sekaligus Pemberi Perhitungan.



41.  Al-JALIL  (Yang Maha Segalanya)

a.  Zat yang memiliki sifat keagungan dan sifat-sifat keagungan ditentukan oleh sifat/bentuk keagungan dalam nama-nama yang ada padaNya, lalu dengan keagungan tersebut Dia berhak dipuji/disanjung olah hambaNya
b.  Menurut Imam Al-Ghazali, sifat-sifat keagungan meliputi Maha Kaya, Maha Suci, Maha Mengetahui, Maha Kuasa, dan lain-lain
c.  Kata 'Al-Jalil' tiada disebut dalam Al-Quran, tetapi Al-Quran menggunakan kata 'Dzul Jalal' dan 'Dzil Jalal'.  Contoh: Dalam surah Ar-Rahman ayat 27 dan 78.  Dalam ayat 27, Dzul Jalal merujuk kepada Zat Allah (wajah), sedangkan Dzil Jalal dalam ayat 78 merujuk kembali kepada Allah.  Maka nama Allah selari dengan ZatNya
d.  Dzul/Dzil Jalal li wal Ikram bermakna Zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.  Maka manusia sentiasa dalam keadaan takut kepada Allah kerana keagunganNya (merasa diri terlalu kerdil) dan berharap agar Allah memuliakannya.  Manusia akan merasa gembira apabila dimuliakan oleh Allah.  Contoh:  Kisah Nabi Sulaiman bercakap dengan semut
e.  Ilah-->  Sifat ketuhanan. Ayat Kursi (Baqarah: 255) -- Yang Maha Hidup, Yang Mengatur (makhlukNya) secara berterusan, tidak mengantuk dan tidak tidur.  Lihat kembali nama-nama Allah dan dapatkan bentuk kemuliaan/kebesaran Allah.  Apabila kita merasa kerdil, itu tandanya kita mengagungkan Allah.  Tujuan belajar apa jua ilmu adalah untuk mengesakan/mentawhidkan  Allah
f.  Applikasi praktis dalam bentuk lisan:  i. Banyakkan memuji/menyanjung Allah--selalu disebut pada setiap masa  ii. Ada doa selepas setiap solat fardhu diakhiri dengan 'Ya dzal jalaa li wal ikram'  iii.  Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw mendengar seseorang sedang berdoa di masjid dan doanya diakhiri dengan ...yang mempunyai keagungan dan kemuliaan.  Rasullullah saw kemudian menjelaskan: "Dia benar-benar telah memohon kepada Allah dengan menggunakan namaNya yang paling agung, yang bila Dia diminta dengannya pasti akan memberi, dan jika dimohon dengannya pasti pula akan mengabulkan" (Hadith riwayat Ibn Majah no. 3847)   iv. Berzikir memuji Allah mengikut apa yang telah disarankan oleh Rasulullah saw kepada Juwairiyah--empat perkataan--Subhanallahi wa bihamdihi 'adada halqihi,wa redha nafsihi, wa zinata 'arshihi, wa mida da kalimatihi. Zikir setiap pagi sebanyak tiga kali  v. Semasa solat--selepas ruku'-- samiAllahu liman hamidah...panjangkan sedikit doa pujian kepada Allah
g.  Applikasi praktis dalam bentuk perbuatan:  i. Buat baik/muliakan orang lain terutamanya orang yang lebih tua dari kita ii. Muliakan/hormat orang yang mengajar dan mengamalkan isi Al-Quran  iii. Muliakan ketua yang adil  iv. Muliakan Al-Quran--letakkan di tempat yang tinggi dari tempat duduk  v. Sentiasa mengagungkan Allah --rendahkan diri--sifat tawadhu'.



42.  AL-KARIM

a.  Makna istilah:  Zat yang memiliki kebaikan yang melimpah lalu dengan kebaikan tersebut bertindak baik berasaskan pada makna-makna yang ditunjukkan oleh nama-namaNya sehingga menghasilkan  pujian atau kemuliaan dari makhlukNya
b.  Makna bahasa:  Al-Karim bermakna baik, mulia tanpa tandingan, dan terbahagi kepada 3 makna: i. al-Jawad--dermawan  ii. Al-Aziz--Mulia  iii. As Shaffuh--Pemaaf dan lapang
c.  Menurut Al-Quran:  Kata 'Al-Karim' muncul dalam Al-Quran sebanyak 26 kali. Hanya 2 kali yang menunjuk pada makna sifat Allah:  i.  Al-Infitar: 6--Wahai manusia!  Apakah yang memperdayakanmu (berlaku derhaka) kepada Tuhanmu yang Maha Pemurah?--nikmat penciptaan manusia yang disempurnakan kejadian--Zat yang memberi nikmat--penciptaan manusia-->bersyukurlah terhadap penciptaan Allah  ii.  An-Naml: 40---Nabi Sulaiman berkata "...Dan (sebenarnya) sesiapa yang bersyukur maka faedah syukurnya itu hanyalah terpulang kepada dirinya sendiri,  dan sesiapa yang tidak bersyukur (maka tidaklah menjadi hal kepada Allah), kerana sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, lagi Maha Pemurah."  Allah Maha Kaya dan Maha Pemurah--dermawan terhadap hamba-hambaNya samada yang kufur atau syukur.  Manusia pula semakin kaya selalunya semakin bakhil dan ada yang syukh.  Kedua-dua ayat di atas apabila digabungkan lahirlah konsep syukur nikmat.
d.  Karim itu luas pengertiannya--ia termasuk semua jenis kebaikan (contoh: penyabar, pemurah, penyayang dsbnya) -- di mana jika sifat-sifat ini ditujukan (transfer) kepada orang lain maka orang akan nampak/rasa kebaikannya.  Orang yang baik akan memberikan perkara yang baik kepada orang lain.  Maka teladanilah sifat Allah, nanti kita akan menjadi karim
e.  Di antara tindakan baik Allah ialah:  i. memberi tanpa diminta  ii. memberi di atas keperluan  iii. menguji di bawah kemampuan  iv. Allah memberi tanpa meminta balasan, memberi walaupun disakiti...
f.  Respon terhadap makna Al-Karim:  i. Sentiasa memuji Allah setiap pagi dan petang--baca doa-doa yang diamalkan oleh Rasulullah--doa yang memuji Allah--Subhanallah...(contoh: Ma'thurat).  Masukkan nama Al-Karim dalan zikir dan doa kita--contoh seperti doa yang diajar oleh Rasulullah saw kepada Saidina Ali, dan doa yang diajar Rasulullah saw kepada Saidatina Aisyah  ii. Banyakkan membaca dan mengamalkan isi kandungan Al-Quran--Al-Quran mengandungi pelbagai kebaikan--maka manusia yang menerapkan isi Al-Quran adalah manusia karim.  Quran ibarat air hujan yang menyuburkan pokok--begitu juga hati kita akan subur bila selalu baca dan menghayati Al-Quran  iii.  Allah Al-Karim dalam semua nama-namaNya--maka kita mesti cuba memahami semua nama-nama Allah supaya kita menjadi manusia karim   iv. Muliakan diri dengan ketaqwaan--orang yang paling mulia adalah orang yang bertaqwa.  Bertaaruflah dengan semua orang (Hujurat: 11-12)--kita mesti bersikap inklusif dan bukan ekslusif dengan semua orang...
g.  Applikasi praktis:  i.  Kalau kaya jangan bakhil. Kalau hendak memberi, jangan tunggu diminta...dan kalau memberi jangan mengharap untuk dibalas   ii.  Allah telah sempurnakan kejadian kita dari segi rohani dan jasmani--maka tawhidkan Allah dalam semua tindakan.  Puji Allah dengan zikir dan bersyukurlah kepada Allah dengan tindakan-tindakan kebaikan... iii. kongsikan/bagi semua jenis kebaikan yang ada dalam diri anda--contoh, memaafkan, menceriakan, membantu orang lain.  Luaskan kebaikan kepada orang lain--teladani semua nama Allah--applikasi dalam kehidupan anda!




43.  AR-RAQIB

a.  Makna istilah:  Zat yang memiliki keluasan ilmu Allah zahir dan batin lalu dengan ilmu tersebut bertindak menguasai objek-objek yang dapat dilihat, didengar, diketahui secara berterusan bagi tujuan menghindarkan objek yang dilihat/didengar/diketahui dari kesalahan
b.  Makna bahasa:  Kata raqib memiliki satu asal kata yang menunjukkan hal--tegak berdiri untuk menjaga sesuatu.  Kerana itu Ar-Raqib bisa bererti Al-Hafidz --yang menjaga.  Asal kata raqib juga dari ar-raqabah--leher.  Al-Hafidz bersifat umum--Allah menjaga, dan As-Syahid (menyaksikan) bersifat lebih spesifik
c.  Kata Ar-Raqib disebut dalam AL-Quran sebanyak 5 kali, dan 3 di antaranya merupakan sifat Allah.  Salah satunya dalam surah An-Nisa: 1--Wahai sekelian manusia!  Bertaqwalah kepada Tuhan kamu yang telah menjadikan kamu...kerana sesungguhnya Allah sentiasa memerhati (mengawas) kamu.
d.  Keluasan ilmu Allah Al-'Alim merangkumi yang boleh dilihat (As Syahadah) dan yang tidak boleh dilihat (Ghaib).  Yang boleh dilihat terbahagi dua: Ar-Raqib (mengawasi) dan As-Syahid (menyaksikan).  Allah mengawasi dan menyaksikan melalui As-Sami' (Maha Mendengar) dan Al-Basyir (Maha Melihat).  Maka segala hukuman Allah adalah berdasarkan bukti.  Begitu juga manusia yang dihadapkan ke pengadilan--pertuduhan mesti ada pembuktian.  Contoh kisah Saidina Ali--baju besinya dicuri oleh seorang  Yahudi--tetapi beliau tidak ada bukti--maka keputusan berpihak kepada orang Yahudi tersebut.  Namun akhirnya Yahudi itu masuk Islam...
e.  Applikasi:  i.  Yakin bahawa Allah sentiasa mengawasi kita--kesedaran diri sedang diawasi Allah adalah kurniaan Allah, maka pohonlah kepada Allah untuk mendapatkannya.  Dengan adanya kesedaran ini, kita akan sentiasa istiqamah dalam perbaiki diri.  Tahap-tahap dalam hati manusia:  Dada (tempat Quran bersinar, maka iblis akan keluar)-->Qalbu (Ya/tidak ya, selalu berbolak-balik)-->Fuad (hati yang mantap dengan makrifat)-->Lubb (makrifat yang masuk terus ke Lubb--inilah golongan Ulul-Albab)
ii.  Sentiasa muhasabah diri--semak/cek dosa/aib yang kita lakukan dan beristigfarlah...Kita sentiasa diawasi (raqib) dan dihadiri ('atid) oleh malaikat yang mencatat segala amalan kita.  Kita tidak digalakkan untuk mengawasi kesalahan/aib orang lain--awasilah kesalahan/aib sendiri!  Ingat:  Lupakan kebaikan anda kepada orang lain, ingat keburukan anda.  Lupakan  keburukan orang, ingat kebaikan orang kepada anda
iii.  Awasi peranan anda di dunia ini sebagai i. Khalifah Allah--hubungan anda sesama manusia  ii.  Hamba Allah--hubungan anda dengan Allah.  Sebagai seorang khalifah kita mesti kena cerdik.  Sebagai hamba Allah, sentiasalah bersyukur dan jadikan alam semesta untuk kita kenal Allah--Allah sentiasa Membalas  dengan sebaik-baiknya (akan orang yang bersyukur kepadaNya), lagi Maha Mengetahui (akan hal keadaan mereka)  An-Nisa: 147.




44.  AL-MUJIB

a.  Makna istilah (mengikut versi Al-Quran):  Zat yang memiliki kedekatan dengan hamba-hambaNya lalu dengan kedekatan itu Dia mendengar segala yang dipohon oleh hamba-hambaNya dan bertindak memakbulkan apa yang didengar
b.  Makna bahasa:  Al-Mujib berasal dari kata ajaba yang bererti menjawab, menyambut, memenuhi, memakbulkan, membalasi.  Mujibun bererti 'yang menjawab'
c.  Kata 'Al-Mujib' dan 'Al-Mujibun' masing-masing disebutkan sekali dalam Al-Quran sebagai sifat Allah swt--iaitu Surah Hud: 61.  Ayat-ayat lain yang berkaitan ialah Surah Saba:50 dan Surah Ghafir: 60--"orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina."
d.  Surah Hud: 61--"...Sesungguhnya Tuhanku sentiasa dekat, lagi sentiasa memperkenankan permohonan hambaNya."  Ayat ini merujuk Allah itu dekat dan hamba-hambaNya, maka siapa yang berbuat dosa hendaklah beristigfar dan bertaubat kepadaNya
e.  Surah Saba: 50--"...jika aku beroleh hidayah petunjuk...sesungguhnya Ia Maha Mendengar, lagi Maha Dekat."  Dari kedua-dua ayat tersebut maka katakunci bagi makna Al-Mujib ialah:  Dekat, Mendengar, dan Pemakbulan/Memperkenankan.  Tindakan pemakbulan pula melibatkan semua nama-nama Allah
f.  Oleh itu berhati-hatilah apabila berdoa kerana Allah mendengar segalanya.  Yang terbaik berdoalah seperti yang diajarkan oleh Rasulullah saw--sebut dahulu nama-nama Allah yang berkaitan dengan apa yang dipohon dan kemudian bersalawat.  Perkara paling penting yang harus ada dalam doa adalah memohon petunjuk, beristigfar, dan memohon taubat diterima.
g.  Kesan yang timbul selepas mempelajari makna Al-Mujib:  i.  membina keyakinan dan sikap optimis, berbaik sangka dengan Allah dan berharap memperoleh apa yang ada di sisi Allah seperti petunjuk, rahmat, keampunan, kemuliaan dsbnya.  ii. Jadilah orang yang tamak dengan doa--minta banyak-banyak pada Allah.  Sedar akan kelemahan diri dan pergantungan hanya semata-mata kepada Allah.  Mohonlah segala yang diperlukan dari Allah--jadikan Allah sebagai tempat bergantung
h.  Applikasi:  i. Berdoalah dan jangan takut doa anda tidak dimakbulkan.  Takutlah jika anda tidak berdoa.  Kebanyakan punca musibah adalah akibat was-was yang dibisikkan oleh syaitan.  Contohnya syaitan membisikkan --tak perlu berdoa kerana sudah terlalu banyak dosa yang dilakukan dan doa tidak akan dikabulkan  ii. Bersedia mendengarkan keluh kesah, pengaduan, koreksi dan kritik, termasuk permintaan maaf dari orang lain
i.  Setiap doa akan dimakbulkan berdasarkan empat perkara berikut:  i. Allah makbulkan doa tepat seperti apa yang dipohon pada ketika itu juga  ii. Allah makbulkan doa tepat seperti apa yang dipohon tetapi ditangguhkan ke satu masa  iii. Allah makbulkan doa hambaNya tetapi dalam bentuk simpanan di akhirat  iv. Allah makbulkan doa tetapi tidak seperti apa yang dipohon, malah Allah beri yang lebih baik
j.  Allah akan turun semasa sepertiga akhir waktu malam--Mendengar siapa yang memohon doa dengan memanggil nama-namaNya--Allah akan menjawabnya.  Mohonlah ampun, istigfar, taubat, petunjuk/hidayah--Allah akan memakbulkan.




45.  AL-WASI'  (Yang Maha Luas)

a. Zat yang memiliki keluasan tanpa batas yang ditunjukkan oleh namaNya lalu bertindak memberi keluasan kepada hamba-hambaNya yang dikehendaki bertujuan untuk kemaslahatan/kebaikan (dengan pengetahuan dan kebijaksanaanNya) kepada hamba-hambaNya
b.  Makna bahasa:  Al-Wasi' --> wasi'a (luas-sesuatu yang tiada penghujung/berkesudahan); yasa'u; si'ataan;  wasi'aan (yang meluaskan ampunan, rahmat, kuasa, pahala, rezeki...semua yg ditunjukkan dalam nama-nama Allah)
c.  Kata Al-Wasi' terulang sebanyak 9 kali dalam Al-Quran dan kesemuanya menjadi sifat Allah swt.  Digandingkan dengan 'alim dan hakim:  rujuk Al-Baqarah: 115, 247, 261, 268
d.  Al-Baqarah: 115--keluasan rahmat Allah tentang arah qiblat-->Allah memberikan kelonggaran/keluasan  kepada orang yang bermusafir, sakit, takut. dalam peperangan dsbnya--boleh menghadap ke mana sahaja mengikut kemaslahatan
e.  Al-Baqarah: 247--keluasan pemberian kurnia kekuasaan kepada Talut-->yang berilmu dan sihat fiziknya.  Maka carilah ilmu untuk meraih cinta Allah
f.  Al-Baqarah: 261--Keluasan ganjaran/pahala orang yang bersedekah di jalan Allah--> 700 kali ganda atau lebih.  Kiraan akhirat mengikut cahaya dalam lubb
g.  Al-Baqarah: 268--keluasan pengampunan, rahmat dan pengetahuan/kebijaksanaan  Allah--> keyakinan yang kuat terhadap keluasan karunia Allah, membuat seseorang mempunyai mental yang kuat, tidak mudah goyah dengan godaan-godaan yang menyesatkan
h.  Kesan belajar Al-Wasi':   Optimis dengan segala kebaikan pada nama-nama Allah, tiada sifat dengki.  Orang yang dengki tidak pandang Allah ada keluasan memberi.  Urusan keluasan asasnya hikmah, oleh itu jangan dengki dengan apa yang dimiliki orang lain
i.  Applikasi:  i.  Seluas nama yang ditunjukkan-->luaskan kebaikan akhlak kepada semua manusia.  Jadilah orang yang berperibadi luas--> luaskan harta, ilmu, tenaga, dsbnya -->inilah kemuncak kesempurnaan dan kebahagiaan kita  ii. Belanjakan kurniaan Allah di jalanNya dengan cara memberi makan fakir miskin, anak-anak terlantar/yatim, memberikan bantuan dana bagi pengembangan syiar Islam.



46.  AL-HAKIM (Yang Maha Bijaksana)

a.  Zat yang memiliki pengetahuan yang sangat halus (di luar jangkauan fikiran manusia) lalu dengan pengetahuan itu bertindak pada kadar, waktu, dan tempat yang tepat sehingga tindakan-tindakanNya membawa kebaikan dan terhindar dari keburukan
b. Al-Hakim disebut dalam Al-Quran sebanyak 97 kali dan menjadi nama Allah dalam 92 ayat. Berasal dari kata 'hakama' yang bermaksud menegah/melarang--> dari keburukan menuju kebaikan. Dalam Al-Quran selalu digandingkan dengan  'aziz,  'alim , 'alliyy,  wasi'
d.  Al-Baqarah: 129--Doa Nabi Ibrahim ketika menghantar anak dan isterinya ke Mekah.  Doanya memohon seorang rasul dari keturunan Ismail yang lebih baik dari dirinya.  Lihat betapa lamanya dia menunggu kelahiran Nabi Muhammad saw--maknanya tindakan pemakbulan Allah Al-Hakim mengikut kesesuaian masa yang telah ditetapkanNya
e.  Tindakan Al-Hakim dalam:  i. ciptaanNya--cth:  dua mata;  darah ada garam yang menjadikannya cair  ii. Melapangkan hidup seseorang --rujuk Al-Qasas: 4-6--Allah jadikan kejahatan seseorang untuk baiki seseorang yang lain--kisah Firaun dan kaumnya  iii. Syariat--cth: ibadah solat--Allah menuntut sedikit sahaja dari waktu kita dalam sehari--20minit x 5 =100minit  dari 1440 minit 
f.  Hikmah/Kesan belajar Al-Hakim:  Membuat kita redha, rujuk Ali Imran: 26--...Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu--apa pun yang berlaku adalah ketentuan Allah--semuanya dengan tujuan kebaikan.  Hikmah itu sunnah--sunnah itu kebijaksanaan
g.  Applikasi:  i.  Bersikap dengan kebijaksanaan dengan berilmu.  Cth: syarat jadi hakim mestilah faham Al-Quran dan Hadith   ii. Sedar/ada kesan dalam hati tentang kebijaksanaan Allah.  Cari hikmah, rahsia, makna disebalik tindakan-tindakan dan ciptaan-ciptaan, dan syariatNya yang membolehkan kita bersangka baik dengan Allah
h.  Al-Hakim sebagai sumber landasan sikap dan mental:  i. menjadikan niat kerana Allah sebagai motivasi dalam melakukan setiap kebaikan  ii. mengutamakan perbuat baik, menjauhi perbuatan buruk iii. menjadikan musibah atau penderitaan hidup sebagai ujian untuk menjadi lebih baik dan semakin dekat kepadaNya  iv. sentiasa mensyukuri atas segala nikmat yang diberiNya  v. lebih takut kepada Allah daripada takut kepada manusia dan makhluk lainnya
i.  Dalam sebuah riwayat disebutkan:  "Pelajarilah kebijakan dan ketenangan dengan ilmu itu.  Bersikaplah tawadhu' terhadap orang yang engkau belajar darinya, dan kepada orang yang engkau ajari.  Dan janganlah menjadi ulama yang kejam, sehingga kebodohanmu tidak akan pernah hilang dengan adanya ilmumu."   (Jami' Bayani 'Ilmi wa Fadhili, 1/163).




47.  AL-WADUD

a.  Zat yang memiliki sifat cinta dan kasih terhadap hamba-hambaNya lalu cinta dan kasih itu diwujudkan secara praktis dalam bentuk pemberian berupa nikmat zahir dan batin sehingga menatijahkan kecintaan hamba-hamba kepada Allah
b.  Makna bahasa:  Berasal dari perkataan wadda, yawaddu, wudda, dan waadeen.  4 maksud wudda:  cinta, harapan, kelapangan/kekosongan, dan persaudaraan.  Hubb maknanya cinta, habba pula maknanya biji/benih-->sesuatu yang tertanam di dalam hati.  Cinta buta adalah cinta yang masuk ke dalam lubb
c.  Surah Maryam: 96--Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, kelak Allah yang melimpah rahmatNya akan menanamkan dalam hati mereka perasaan kasih-sayang (wudda)
d.  Mahabbah -->cinta di dalam hati yang tidak dikatakan--tersemat dalam hati;  mawaddah-->tindakan praktis yang terhasil dari cinta--terwujud dalam perbuatan
e.  Di dalam Al-Quran, Al-Wadud digandingkan dengan Ar-Rahim (Hud: 90)  dan Al-Ghafur (Al-Buruj: 14).  Tindakan Rahim Allah adalah bertujuan untuk membimbing hambaNya supaya masuk ke syurga.  Allah membuka pintu keampunan kepada hamba-hambaNya
f.  Tanda Allah mengampunkan dosa kita adalah apabila hati kita menjadi lapang.  Kita merasa mudah untuk melakukan kebaikan
g.  Hati yang terang mudah untuk memahami Al-Quran.  Apabila cahaya Al-Quran masuk ke hati maka iblis akan keluar/lari dari hati kita
h.  Kesan memahami makna Al-Wadud-->akan mencintai Allah dengan sepenuh jiwa dan raga.  Kecintaan tersebut dibuktikan melalui kesungguhan untuk sentiasa bertaqwa kepadaNya.  Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah (Al-Maidah: 54)
i.  Applikasi:  Jadilah ibu/nenek yang mawaddah
j.  Respon/Tindakan Praktis:  i.]Tebarkan kasih sayang terhadap sesama manusia--contoh seperti kaum Muhajirin dan Ansar (Al-Hasyr: 9).  Zahirkan cinta dalam bentuk amalan badan--senyuman adalah salah satu bentuk amalan praktis wadud  ii. Jadilah peribadi yang layak dicintai--lakukan pelbagai kebaikan yang bermanfaat  untuk diri sendiri, keluarga, tetangga, masyarakat, dan umat.
k.  Untuk mendapat cinta Allah, cintailah Rasulullah saw.  (Ali Imran: 31)




48.  AL-MAJID

a.  Zat yang memiliki puncak kemuliaan pada diriNya yang disebabkan oleh keindahan/keluhuran  perbuatan sehingga tidak mampu manusia untuk menandingiNya
b.  Perkataan Al-Majid ditemukan 4 kali dalam Al-Quran--2 merupakan sifat Allah, dan 2 sebagai sifat Al-Quran
c.  Menurut Imam Al-Ghazali,  Al-Majid adalah mulia ZatNya, yang indah perbuatanNya, dan yang banyak anugerahNya.  Sifat ini menghimpun makna-makna yang terkandung dalam sifat Al-Jalil, Wahhab, dan Al-Karim
d.  Allah menyifatkan Al-Quran dengan Al-Majid kerana Al-Quran adalah kitab yang paling agung dan paling mulia
e.  Raghib Al-Asfahani mengatakan, Al-Majid adalah keluasan dalam hal kemurahan dan keagungan.  Allah adalah Al-Majid (subjek) atau Al-Majid (objek) yang bererti tidak ada kemuliaan yang melebihi kemuliaan Allah
f.  Al-Majid:  Allah sebagai subjek-->yang memuliakan golongan solihin;  Allah sebagai objek-->yang dimuliakan golongan solihin
g.  Ayat terakhir dalam tahiyyat akhir bermakna:  Di alam semesta ini hanya Engkau sahaja yang Maha Terpuji lagi Mulia
h.  Manusia yang mulia/kaya tidak berkenan untuk memuliakan/mengkayakan orang lain.  Allah yang Maha Mulia/Maha Kaya berkenan untuk memuliakan/mengkayakan manusia
i.  Surah Hud: 73--bukti kekuasaan Allah.  Isteri Nabi Ibrahim (Sarah) mendapat anak walaupun sudah tua
j.  Surah Fathir: 15--Allah menguasai segala-galanya, manusia sentiasa berhajat kepada Allah Yang Maha Kaya, lagi Maha Terpuji.  Allah curahkan nikmat, curahan kurnia kepada hambaNya
k.  Applikasi 1:  Rendahkan hati meskipun memiliki kelebihan--orang yang memiliki kelebihan akan semakin istimewa seandainya dia tetap rendah hati serta tidak suka mencari sensasi
l.  Applikasi 2:  Mudah memaafkan kesalahan meskipun sering disalahkan--kebesaran jiwa bisa tumbuh dari peribadi yang mengagungkan kemuliaan dan sikap pemurah Allah Al-Majid.  Jika Allah sentiasa membuka pintu keampunan, kenapa kita manusia yang sering buat kesilapan enggan untuk memaafkan orang lain?  Memaafkan orang lain adalah pembuka pintu hikmah
m.  Applikasi 3:  Membalas kekikiran dengan sikap pemurah--Sifat Allah Al-Majid adalah sumber landasan untuk memperkaya hati dengan sikap pemurah.  Dengan sifat ini seseorang akan mampu menunjukkan sifat pemurahnya sekalipun terhadap orang yang kikir terhadap dirinya.
n.  Al-Majid adalah sumber landasan sikap dan mental.




49.  AL-BA'ITS

a.  Zat yang memiliki ilmu dan kuasa yang agong di mana dengan ilmu dan kuasa itu Dia bertindak membangkitkan segala sesuatu yang mati sehingga berlaku kehidupan
b.  Kata 'Al-Ba'its' tiada dalam Al-Quran, baik sebagai sifat Allah maupun selainnya.  Al-Quran menyebutkannya dalam beberapa bentuk kata yang menunjuk Allah sebagai pelaku: i. membangkitkan (Al-Hajj: 7)  ii. membangunkan (Al-Isra':79)  iii. mengejutkan (Al-An'am: 60)  iv. mengutuskan (An-Nahl: 37) v. menghidupkan semangat/emosi/perbuatan manusia
c.  Hidup manusia sering berikhtiar-->Memilih--berdasarkan apa yang telah ditentukan oleh Allah.  Allah yang menghidupkan segala perbuatan/emosi manusia.  Kunci hidup yang sukses adalah makrifat kepada Allah.  Ingat!  Segala apa yang berlaku adalah kehendak Allah.  Kejayaan kita adalah ketentuan Allah Al-Ba'its yang telah membangkitkan kita berusaha ke arah kejayaan
d.  Manusia terdiri dari jasad dan roh.  Jasad berasal dari tanah dan cenderung untuk melakukan keburukan.  Roh berasal dari langit dan cenderung kepada kebaikan.  Penyatuan jasad dan roh adalah jiwa (penyatuan akal dan hati)
e.  Kehidupan jiwa akan bermula apabila kita mati.  Jiwa akan hidup kekal abadi.  Allah akan menghukum berdasarkan perlakuan jiwa, bukan jasad.  Maka persiapkanlah jiwa kita dari sekarang!
f.  Al-Ba'its melibatkan juga nama-nama Asmaul Husna yang lain seperti Al-Aliyy, Al-Kahhar, Al-'Azim.  Hubungkaitnya perlu difahami supaya mudah untuk kita menerangkan kepada orang lain terutamanya anak-anak dan cucu-cucu kita
g.  Applikasi1:  Dalam diri kita ada kematian-->iaitu kejahilan terhadap Allah.  Maka bangkitlah! Kenalilah Allah dan perbanykkanlah mengingati Allah.  Orang yang sedikit mengingati Allah termasuk dalam golongan orang munafik.  Guru orang munafik adalah iblis.  Jadilah orang yang berilmu dan beriman.  Kata Hamka:  "Ilmu tanpa iman laksana lentara yang dipegang oleh pencuri.  Iman tanpa ilmu ibarat lentara yang dipegang oleh bayi."
h.  Applikasi 2:  Bangkitkan semangat untuk mencapai redha Allah.  Selaraskan setiap amal dengan syariat.  Istiqamah dalam melakukan amal baik walaupun sedikit.  Jadilah manusia yang ihsan terhadap masa dan ehwal --peka dalam memilih di antara perkara yang baik dan yang buruk, peka dengan keadaan hati --adakah ia hidup atau mati?
i.  Applikasi 3:  Bangkitkan semangat untuk orang lain.  Berikan motivasi sama ada dengan lisan, penulisan atau perbuatan sehingga mereka mendapat inspirasi untuk melakukan sesuatu amal yang baik.  Dengan dijiwai semangat Allah Al-Ba'its, seorang mukmin boleh menjadi insan yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain--membantu orang lain untuk bangkit dan maju menjadi insan yang lebih baik.



50.  ASY-SYAHID  (Yang Maha Meyaksikan/ Disaksikan)

a.  Ada 2 makna:  i.  Zat yang menyaksikan beserta kehadiran lalu dicatat persaksian anggota badan (kulit, kaki, tangan) di dalam kitab catatan amal bagi tujuan pembalasan sama ada di dunia atau di akhirat  ii.  Zat yang mempersaksikan ketuhanan diri lalu bertindak membuang sebab/akibat sesuatu perkara yang berlaku bagi tujuan supaya manusia tidak bertuhankan kepada akal/sebab dan yakin dengan kuasa Allah--contoh kisah Maryam melahirkan Nabi Isa
b.  Asy-Syahid berasal dari perkataan Asy Syahadah-->Syahidun-->Syahiidun=Tindakan yang berulang-ulang/banyaknya objek yang disaksikan Allah
c.  Allah Maha Menyaksikan segalanya.  Bagi Nya, tidak ada sesuatu yang tersamar atau tersembunyi.  Hal ini ditegaskan dalam al_Quran (Thaha: 7):  Maka sesungguhnya Dia mengetahui rahasia yang lebih tersembunyi
d.  Penyaksian Allah terhadap makhlukNya meliputi pengawasan, pemeliharaan, penjagaan dan perhitungan.  Imam Al-Ghazali membandingkan sifat Asy-Syahid dengan Al-Khabir dan Al-Alim.  Asy-Syahid berkaitan pengetahuanNya tentang hal-hal yang nyata/zahir, sedang Al-Khabir pengetahuanNya berkaitan hal-hal yang ghaib dan bersifat batiniah.  Al-Alim bermaksud Allah mengetahui yang ghaib dan yang nyata.  Asas perbincangan tentang Asy-Syahid dalam al-Quran (Al-An'am: 19)
e.  Kebersamaan Allah adalah ubat kesedihan bagi orang mukmin seperti firmanNya kepada Nabi Musa dan Nabi Harun dalam al-Quran (Thaha: 46):  "Janganlah kamu takut, sesungguhnya Aku ada bersama-sama kamu; Aku mendengar dan melihat segala-galanya"
f.  Tahap peningkatan seorang mukmin:  ilmu-->Iman-->Taqwa-->Amal Soleh-->Ihsan.  Oleh itu apabila menuntut ilmu hendaklah diniatkan untuk menjadi orang yang beriman, seterusnya bertaqwa, melakukan amal soleh dan insyaaAllah mencapai darjat tertinggi iaitu ihsan
g.  Applikasi Asy-Syahid dalam kehidupan seorang mukmin:  i. menyadari adanya pengawasan Allah, maka akan sentiasa berhati-hati dan selalu memperhitungkan setiap perbuatannya  ii. bersikap cermat--adanya pengawasan dari Allah sejatinya membuat kita cermat dalam menentukan sesuatu.  Kecermatan sangat penting demi menghindari suatu kesalahan atau kekeliruan  iii.  akhlak yang mulia--memperlihatkan sikap dan perilaku terpuji di hadapan Allah tanpa mengharap pujian orang lain.  Mengawasi hati untuk tetap ikhlas kerana Allah, awasi juga pergerakan badan kita.  Sentiasa ingat pengawasan Allah.



51.  AL-HAQ  (Yang Maha Benar)

a.  Zat yang memiliki keniscayaan wujud yang kekal abadi lalu bertindak dengan tindakan yang ditunjukkan oleh nama-namaNya yang mana menepati kebenaran dan selari dengan nas, akal, fitrah dan realiti
b.  Secara bahasa, Al=Haq bermakna "kemantapan sesuatu dan kebenarannya".  Lawan Al-Haq adalah Al-Batil --  Al-Quran (Luqman: 30):...Allah adalah Al-Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah itulah al-batil....
c.  Al-Haq yang mutlak hanyalah untuk Allah--yang suci dari segala kekurangan.  Dia terbebas dari segala kebodohan, kelemahan, materi (jisim), dari dimensi ruang dan waktu
d.  Selain sifat untuk Zat Allah, Al-Haq juga merupakan sifat untuk segenap perbuatanNya seperti firmanNya dalam Al-Quran (Yunus: 5)--" Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya...Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq....Maksud penyifatan semua perbuatan Allah dengan Al-Haq adalah bahawa semua perbuatanNya bersifat bijak dan terjaga dari kesia-siaan
e.  Analisis Al-Haq dalam Al-Quran:  i. Agama--Islam adalah agama yang haq dan tidak mungkin akan hilang ii. Tindakan Allah--mereka yang ingkar berhak mendapat balasan azab seksa (An-Nur: 25)  iii. Ciptaan langit dan bumi dengan tujuan yang benar (Al-An'am: 73)
f.  Applikasi Al-Haq:  i. Berkata jujur--kejujuran dalam berbicara merupakan salah satu ciri kemuliaan akhlak.  Kejujuran akan membuahkan kepercayaan  ii. Menyampaikan kebenaran--kebenaran itu harus disampaikan walaupun hanya satu ayat  iii. Berperilaku benar--merupakan pengamalan terhadap nilai-nilai kebenaran melalui tindakan yang nyata.  Baik buruknya seseorang tergantung kepada perilakunya.  Tunjukkanlah perilaku yang benar/baik sehingga diri kita dinilai baik oleh orang lain dan dicintai oleh Allah.
g.  Betulkan keyakinan/pemikiran anda khususnya dalam konteks agama:  i.  Akal yang sihat mengutamakan akhirat dari dunia--tuntut ilmu  ii. Fitrah selamat--jadikan akal dan fitrah sebagai petunjuk --fitrah manusia suka kepada kebaikan iii.  Ikuti Syariat Allah--jangan sekali-kali ingkar perintah Allah  iv.  Realiti objektif--objektif hidup yang selari dengan syariat, akal yang sihat dan fitrah yang selamat.



52.  Al-WAKIL  (Yang Maha Mewakili)

a. Zat yang memiliki pengetahuan yang sempurna terhadap urusan yang diwakilkan kepadaNya lalu bertindak mengurus urusan yang diwakilkan dengan menggunakan kuasaNya dan menghasilkan perolehan kemaslahatan bagi pihak yang diwakili
b.  Allah adalah Al-Wakil.  Dia yang paling tepat untuk mewakili dan menangani segenap urusan makhluk.  Allah adalah zat yang bertanggungjawab atas semua makhluk. Dia menciptakannya dari ketiadaan, lalu mengawasi dan menjaga mereka.  Selayaknyalah Allah menjadi tempat bergantung bagi para makhlukNya
c.  Ayat al-Quran berkaitan:  i.  Al-Isra': 2--"Janganlah kamu mengambil penolong selain Allah"  ii. Al-Ahzab:3--"Dan bertawakkallah kepada Allah, cukuplah Allah sebagai Pemelihara"
d.  Applikasi tawakkal menurut al-Quran:  i. Ali Imran: 173--Ketika musuh bersepakat menyerang  ii.  Hud: 56--Ketika seorang diri tak berdaya  iii. At-Taubah: 129--Ketika dakwah ditolak--boleh dibaca ketika anak tidak mengikut cakap
d.  Antara panduan berkaitan tawakkal:  i. Baca dengan emosi yang memahami apa yang dibaca dan dipohon  ii. Ambillah kerja-kerja akal bersebab dan bertawakkallah kepada Allah  iii.  Yakin dengan pengetahuan kuasa Allah dengan sifat Rahman dan RahimNya   
e.  Tawakkal mempunyai akar kata yang sama dengan wakil.  Tawakkal bukan hanya menyerah sesuatu urusan kepada Allah, tetapi pada masa yang sama perlu berusaha
f.  Applikasi:  i.  Berserah diri kepada Allah--tawakkal adalah penyempurna ikhtiar sekaligus upaya terakhir yang bisa dilakukan seorang hamba.  kerananya sempurnakan kerja keras dengan bertawakkal kepadaNya.  Sabda Rasulullah saw berkaitan tawakkal: "Tambatkanlah terlebih dahulu (untamu), kemudian setelah itu bertawakkallah" --Hadis riwayat Tirmidzi
  ii. Bersyukur kepada Nya--seorang hamba yang meyakini Allah sebagai Al-Wakil, pasti akan sentiasa bersyukur atas segala karunia yang diberikanNya.  Dengan bersyukur--sebagaimana bertawakkal--Allah pasti akan mencukupkan karuniaNya kepada kita seperti firmanNya dalam As-Zumar: 38--"Barangsiapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya"
  iii. Pandai menjaga kepercayaan -- dengan dilandasi sifat Al-Wakil, seseorang akan selalu menjaga kepercayaan yang diberikan kepadanya.  Ia tidak akan mudah tergoda untuk menyalahgunakan kepercayaan/amanah sebab sedar bahawa amanah merupakan piawai kualiti keimanan.  Sabda Rasulullah saw: "Tidak ada nilai keimanan bagi orang yang tidak memiliki amanah" -- Hadis Riwayat Ahmad no 11935   



53.  Al-QAWIY  (Yang Maha Kuat)

a.  Zat yang memiliki kekuatan pada zat, sifat, dan perbuatan  lalu dengan kekuatan itu bertindak dengan tindakan yang tidak pernah dikalahkan, dilemahkan, dikuasai oleh lawanNya, maka wujudlah kemenangan dan penguasaan
b.  Penyebutan Al-Qawiy dalam Al-Quran kerap digandingkan dengan Al-Aziz dan Asy-Syahid kerana kedekatan makna ketiganya   i.  Ash-Shuraa: 19: "...Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya, dan  Dialah yang Maha Kuat, lagi Maha Kuasa"   ii.  Hud: 66--"Maka ketika datang azab Kami...Kami selamatkan Soleh beserta umatnya yang  beriman....Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang Maha Kuat, lagi Maha Kuasa"  iii.   Al-Anfal: 52--"...Allah menyiksa mereka dengan sebab dosa-dosa mereka.  Sesungguhnya Allah Maha Kuat, lagi Maha berat siksaNya"  iv. Adh-Dhariyat: 58--" Sesungguhnya Allah Dia lah sahaja Yang Memberi rezeki ...Yang mempunyai Kekuasaan yang tidak terhingga, lagi Yang Maha Kuat Kukuh kekuasaanNya"
c.  Applikasi Al-Qawiy:
i.  Berusaha untuk menjadi peribadi yang kuat dalaman dan luaran--Islam menghendaki umatnya kuat secara fizikal dan mental.  Rasulullah saw bersabda: "Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disenangi Allah dari mukmin yang lemah--Hadis riwayat Muslim no. 4816.  Kekuatan cakupannya sangat luas--termasuk dalam berakidah, ekonomi, intelektual, teknologi dan informasi, dan ukhuwwah
ii.  Menggunakan kekuatan untuk kebaikan--sebaik-baik kekuatan adalah apabila ia digunakan untuk kebaikan--baik kekuatan fizikal, harta, pangkat, ilmu dan sebagainya.  Inilah kekuatan yang menyelamatkan.  Sebaliknya, seburuk-buruk kekuatan, jika kekuatan tersebut digunakan di jalan yang batil.  Itulah kekuatan yang akan merugikan manusia di dunia dan akhirat
iii.  Mampu mengendalikan hawa nafsu--Kriteria 'kuat' dalam pandangan agama haruslah seimbang ruhani dan jasmani.  mampu mengendalikan hawa nafsu adalah wujud dari kekuatan secara mental spiritual/ruhani.



54.  AL_MATIN  (Yang Maha Kukuh)

a.  Zat yang memiliki kekuatan lalu dengan kekuatan itu bertindak dengan tindakan yang kukuh dalam memberikan rezeki, rahmat, kemuliaan,  dan seumpamanya yang ditunjukkan oleh nama-nama Nya lalu natijah tindakan tersebut menunjukkan kesempurnaan KuasaNya
b.  Secara bahasa Al-Matin bermakna 'kekukuhan', 'keterbentangan', dan 'kepanjangan'.  Dalam konteks sifat Allah, Al-Matin adalah Zat yang Maha kukuh, tiada sesuatu pun yang dapat mengalahkan dan mempengaruhiNya.  Al-Matin adalah zat Allah yang wujud dan berdiri dengan sendiriNya
c.  Imam Al-Ghazali membezakan Al-Matin dengan Al-Qawiy:  Al-Matin menunjuk kepada 'kekukuhan kekuatanNya' sedangkan Al-Qawiy menunjuk kepada 'kesempurnaan kekuasaanNya'
d.  Makna istilah Al-Matin boleh difahami dengan mentadabbur ayat Adz-Dzariyat: 57-58 dan An-Nisa: 28.  Allah Al-Matin--Maha Kuat dalam memberi rezeki kepada manusia yang dicipta dalam keadaan lemah/dhaif--> supaya manusia boleh beribadah kepadaNya
e.  Rasulullah saw mengajar Abu Musa al-Asy'ari agar selalu membaca La haula wala Quwwata illa billah (tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah).  Rasulullah saw memberitahu bahawa bacaan ini merupakan salah satu di antara sekian simpanan syurga--Hadis Riwayat Bukhari no. 5930
f.  Jiwa yang kuat boleh dibina dengan sentiasa berhubung dengan Allah--ketika kita berasa lemah berhubunglah dengan Allah Al-Matin
g.  Applikasi Al-Matin:
i.  Teguh memegang prinsip kebenaran--mukmin yang istiqamah dalam kebaikan adalah mereka yang kukuh dalam memegang prinsip kebenaran, tidak mudah terjerumus dalam kemaksiatan walaupun hidupnya penuh diuji dengan kesengsaraan.  Contoh: kisah dalam Al-Quran--Hana, ibu Maryam yang mewariskan anak dalam kandungannya untuk berbakti kepada agama.  Beliau sangat kukuh berpegang kepada prinsip agama.
ii.  Memiliki keinginan yang kuat--keinginan yang kuat merupakan sumber energi yang memiliki daya dorong yang dahsyat dalam upaya mewujudkan sesuatu.  Dengan keinginan yang kuat itulah seseorang menjadi bersungguh-sungguh dalam mewujudkannya--usaha akan membuahkan hasil yang diharapkan
iii.  Godaan kemewahan dunia boleh buat manusia tidak matin lagi.  Berdoalah kepada Allah supaya kita tidak dipesongkan oleh kemewahan dunia.  Jadilah manusia yang sentiasa kukuh-- tidak mudah terikut dengan perkara yang melanggar prinsip agama.  Orang yang kukuh dengan prinsip agama adalah Ulul Albab-->sentiasa ingat Allah dalam semua keadaan.




55.  AL-WALIY  (Yang Maha Melindungi)

a.  Zat yang menaruh rasa cinta kepada golongan al-Muqarrabin lalu dengan kecintaan itu melakukan tindakan penjagaan, pemeliharaan, pembelaan/perlindungan terhadap al-Muqarrabin sehingga mereka selamat dari rasa sedih dan takut
b.  Makna Al-Waliy 'kedekatan' , juga dihubungkan dengan kata 'kepemilikan', 'hubungan kerabat', 'pengabdian', dan 'ikatan agama'
c.  Allah Al-Waliy adalah Zat yang paling utama atas semua hambaNya.  Dia adalah Pencipta makhluk dari ketiadaan, dan Tuhan Pemilik alam semesta.  Al-Baqarah: 257--"Allah Pelindung orang-orang beriman, Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)"
d.  Imam Al-Ghazali mendefinisikan makna Al-Waliy sebagai Dia yang mencintai dan membela.  Kewalian Allah terhadap orang-orang mukmin yaitu sebagai Pelindung mereka.  Dalam Al-Quran: Al-Anfal: 40--"Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahawasanya Allah Pelindungmu.  Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong"
e.  Ketika Allah mengurus, menjaga, menolong, dan membantu orang-orang mukmin, maka sudah sewajarnya jika mereka meletakkan Allah sebagai pelindung.  Mukmin yang mendapat perlindungan Allah adalah waliNya di muka bumi.  Kedudukannya begitu mulia sehingga Allah akan sentiasa membelanya.
f.  Wali Allah paling tinggi:  Nabi-->Rasul-->Ulul Azmi-->Rasulullah saw.  I'tiba' (ikuti) Sunnah Rasulullah saw-- Contohi hubungan Rasulullah saw dengan Allah, manusia, dan haiwan
e.  Tindakan Al-Waliy Allah dalam Al-Quran:  i. Al-Baqarah: 257-286  ii. Al-An'am: 127  iii. Al-A'raf: 155 dan 196  iv. Yunus: 62-64
f.  Applikasi Al-Waliy:
i.  Berlindung kepada Allah--Sebaik-baik perlindungan adalah berlindung kepada Allah.  Baik berlindung dari godaan syaitan--4 bisikan: depan, belakang, kiri dan kanan, berlindung dari sikap dan perilaku tercela, mahupun berlindung dari kezaliman orang lain.  Perlindungan dari Nya bersifat menyeluruh
ii.  Melindungi hak sendiri, keluarga, menghormati hak orang lain--Melindungi hak diri sendiri dan keluarga wajib hukumnya. Hak-hak lain meliputi: hak untuk hidup, hak mendapat penghidupan yang lebih baik, hal untuk berusaha, dan seumpamanya.  Kita pun wajib menghormati hak orang lain.  Mengambil hak orang lain merupakan perilaku tercela yang akan mendapat azab Allah
iii.  Lindungi orang lemah dan teraniaya--Peneladanan terhadap Allah Al-Waliy boleh diwujudkan dengan cara mencurahkan cinta kepada sesamanya serta berusaha melindungi orang lemah dan teraniaya.  Rasulullah saw bersabda--"Bantulah saudaramu yang berlaku aniaya dan dianiaya--dengan menghalangi melakukan penganiayaan"  Hadis riwayat Bukhari no. 6438
iv.  Dekati Allah dengan amalan fardhu (untuk dekat dengan Allah) dan amalan sunat (untuk menjalin kecintaan dengan Allah).  Berusahalah untuk menjadi golongan al-Muqarrabin dan seterusnya menjadi wali Allah.




56.  AL-HAMID  (Yang Maha Terpuji)

a.  Zat yang memiliki pujian untuk diri Nya sendiri disebabkan kesempurnaan pada zat, sifat, perbuatan yang ditunjukkan oleh nama-namaNya di mana sampai tahap kelemahan manusia untuk mencapai kesempurnaan
b.  Imam Al Ghazali mengatakan bahawa Allah Yang Terpuji oleh diriNya sejak azali dan terpuji oleh makhluk-makhlukNya secara terus-menerus.  Jadi, disamping dipuji oleh makhlukNya, Allah juga memuji diriNya.  Hanya Allah yang mampu memuji diriNya sendiri di tahap maksima, sebab hanya Allah yang tahu kesempurnaanNya
c.  Allah menyuruh para makhluk memujiNya walaupun Allah tidak memerlukan pujian makhlukNya--kebaikannya kembali kepada makhluk itu sendiri.  Sabda Rasulullah saw: "Hamba Allah yang paling utama pada hari Kiamat adalah para pemujiNya"  HR Thabrani no. 14673
d.  Gandingan Al-Hamid dalam Al-Quran:  i. Fathir: 15--"...kamulah yang sentiasa berhajat kepada Allah, sedang Allah Dia lah sahaja Yang Maha Kaya, lagi Maha Terpuji" -- Allah Maha Kaya, suka memberi dan suka diminta  ii.  Ash-Shuraa: 28--"Dan Dia lah yang menurunkan hujan setelah mereka berputus asa...dan Dia lah pengawal (yang melimpah ihsanNya), lagi Yang Maha Terpuji"  --Apa yang manusia perlu Allah akan beri/bantu--pertolongan dan rahmat iii.  Fussilat: 42--"Yang tidak dapat didatangi sebarang kepalsuan...ia (Quran) diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana, lagi Maha Terpuji"-- Kesempurnaan pada kebijaksanaan; syariat/hukum Allah (dalam Al-Quran) semuanya betul
e.  Perkataan Alhamdulillah dalam Al-Quran:  Al-A'raf: 43, Al-Mukminun: 28, Ibrahim: 39, Al-Kahfi:1 (ayat Quraniyyah), Al-An'am: 1 (ayat Qauniyah), Al-Fatihah: 1 (ayat Tauqiniyyah).  Perkataan Alhamdulillah dirumuskan dalam ayat pertama surah Kahfi, Al-An'am dan Al-Fatihah
f.  Applikasi Al-Hamid:
i.  Sentiasa memuji Allah dalam apa jua keadaan--dengan memujiNya inshaaAllah manusia akan selalu berusaha untuk menjadi orang yang terpuji, yang juga layak mendapat pujian dari Nya.  Tetap memuji Allah (berbaik sangka) ketika menghadapi musibah
ii. Berusaha menjadi orang yang terpuji--orang yang terpuji adalah orang yang perilakunya menunjukkan hal-hal yang terpuji--bukan mengharap pujian orang, hanya mengharap pujian Allah
iii. Menghargai perilaku terpuji orang lain--Mukmin yang baik harus pandai memberikan penghargaan atas perilaku terpuji orang lain.  Pernghargaan terhadap perilaku terpuji adalah juga sikap yang sangat terpuji.




57.  AL-MUHSHY  (Yang Maha Memperincikan)

a.  Zat yang memiliki pengetahuan terhadap sesuatu yang terkait dengan bilangan lalu dengan pengetahuan itu Dia bertindak memperincikan bilangan tersebut dengan teliti tanpa ada kecuaian  natijahnya menghasilkan ketepatan apa yang diperincikan tanpa ada kesilapan
b.  Menurut Imam Al-Ghazali, Al-Muhshy boleh diertikan sebagai Al-Alim--Yang Maha Mengetahui,  Namun bila pengetahuan itu menyangkut hal-hal yang berupa himpunan dan bilangan, maka jangkauan pengetahuan itu dinamai ihshaa dan pelakunya dinamai muhshy
c.  Al-Muhshy dalam Al-Quran--analisis tindakan Allah berasaskan Al-Muhshy:  i. Ibrahim: 34--"...Dan jika kamu menghitung nikmat Allah niscaya lemahlah kamu menentukan bilangannya...."  ii. Al-An'am: 59--"Dan pada sisi Allah jualah anak kunci perbendaharaan segala yang ghaib...."   iii.  Hud:6--"...Allah jualah yang menanggung rezekinya, dan mengetahui tempat kediamannya dan tempat ia disimpan...."  iv.  Al-Muzammil: 20--"...Allah menetapkan ukuran malam dan siang...."
d.  Applikasi Al-Muhshy:
i.  Cermat dalam berfikir, tepat dalam bertindak--inshaaAllah akan menghasilkan natijah yang terbaik.  Namun kemampuan ini dapat dilakukan apabila terlebih dahulu kita memperincikan segala hal yang berkaitan
ii.  Selalu ingat bahawa Allah memperinci amal perbuatan kita--tentukan niat, tujuan akhir, keikhlasan sesuatu amalan.  Setiap amalan pasti akan mendapat balasan setimpal dari Allah




58.  AL-MUBDI'U  (Yang Maha Memulai)
59.  Al-MU'ID  (Yang maha Mengembalikan)

a.  Zat yang memiliki ilmu dan kuasa lalu bertindak mengadakan sesuatu dari ketiadaannya dan mengembalikan sesuatu itu selepas kehancurannya dan hal ini mengajak manusia untuk menyakini ketuhanan dan kekuasaan Allah
b.  Al-Mubdi'u difahami sebagai Dia yang menciptakan segala sesuatu pertama kali dan tanpa contoh sebelumnya
c.  Al-Mu'id difahami sebagai Dia yang Maha Mengembalikan, terkait pula dengan kemampuanNya menghidupkan kemudian mematikan hamba-hambaNya
d.  Ayat dalam Al-Quran yang berkaitan dengan Al-Mubdi'u:  i. At-Thur: 35--"Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?"  ii. Yunus: 4--"...sesungguhnya Allah menciptakan makhluk pada perrmulaannya kemudian mengulanginya (menghidupkannya) kembali...."
e.  Ayat dalam Al-Quran yang berkaitan Al-Mu'id: i.  Ar- Rum: 27--"Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagiNya...." -- penekanan Kekuasaan Allah ii.  Yunus:4--"...Allah mengulanginya (menghidupkannya) kembali (sesudah berbangkit) agar Dia memberi pembalasan...."  iii.  An Naml: 64--"...Dia mengembalikannya (hidup semula sesudah matinya)...." --penekanan kepada Ketuhanan Allah
f.  Applikasi Al-Mubdi'u:
i.  Memulai untuk banyak berbuat amalan--jangan banyak berangan-angan, berbuatlah yang dapat merubah keadaan menjadi lebih baik.  Milikilah daya inovasi dalam mencipta perkara baru, tetapi akuilah kelemahan diri
ii.  Mulai mempersiapkan diri dalam segala hal--musibah, penyakit, kekecewaan, dapat menimpa sesiapa sahaja dan bila-bila masa.  Oleh itu mulailah mempersiapkan diri dalam menghadapi atau menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan.  Yang paling penting--mulailah mempersiapkan diri dalam menghadapi kematian dan hari akhirat!
g.  Applikasi Al-Mu'id:
i.  Kembali kepada Allah--Kehidupan ini diwarnai pergantian antara musibah dan kesenangan duniawi.  Oleh itu kita harus 'megembalikan' semua itu pada Allah agar  bisa menjalani semua ujian dengan baik
ii.  Kembalikan kenikmatan untuk bermunajat kepada Allah jika ia telah hilang dari diri kita.  Kadang kala Allah akan beri kita musibah untuk mendapatkan kembali kenikmatan itu
iii.  Hadapi persoalan/masalah hidup mengikut kemampuan--Tidak semua permasalahan harus dihadapi sendiri jika tidak memiliki kemampuan untuk menghadapinya.  Mohonlah pertolongan insan lain yang boleh membantu dan kembalilah/berdoalah semoga Allah permudahkan segalanya.



60.  AL-MUHYIY  (Yang Maha Menghidupkan)
61.  AL-MUMIT  (Yang Maha Mematikan)

a.  Zat yang memiliki pengetahuan terhadap segala benda yang mati atau yang hidup lalu bertindak menghidupkan benda yang mati dan mematikan benda yang hidup melalui kuasaNya sehingga tercipta keindahan pada objek/benda yang dihidupkan dan kengerian terhadap objek yang dimatikan
b.  Allah menciptakan manusia, menghidupkan, mematikan, kemudian menghidupkan kembali pada hari kiamat.  Hal ini jelas dalam Al-Quran --Al-Baqarah: 28,  An-Najm: 43-44.  Dalam beberapa ayat lain disebutkan bahawa tanah yang tandus pun dihidupkan oleh Allah--Fushilat: 39.  Hati yang hidup dengan hidayah Al-Quran adalah ibarat bumi yang hidup disirami hujan
c. Jiwa dibebani hukum-hakam--Al-Hadid: 16-17--orang yang khusyuk mematuhi peringatan dan pengajaran Allah serta mematuhi kebenaran Al-Quran; Al-Baqarah: 45-46--"...orang yang khusyuk percaya dan yakin bahawa mereka akan menemui Tuhan mereka, dan bahawa mereka akan kembali kepadaNya"
d.  Allah menganugerahkan hidup bagi manusia dengan pelbagai kualiti kehidupannya, bergantung kepada tahap keimanan masing-masing--An-Nahl: 97.  Allah akan memberi ganjaran yang lebih baik kepada orang yang beriman dan beramal soleh.  Orang-orang munafik dan kafir--rendah di pandangan Allah-- akan dibangkitkan dalam keadaan jauh lebih hina dan hidup dalam derita dan azab
e.  Kematian adalah akhir dari kehidupan dunia.  Dengan adanya kematian (juga kehidupan), fungsi ujian yang menjadi alasan diciptakan manusia menjadi jelas--Al-Mulk: 2--"Yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu siapa di antara kamu yang lebih baik amalannya".  Bagi sebahagian orang, kematian adalah nikmat, apalagi jika disadari bahawa ia merupakan pintu menuju kebahagiaan abadi
f  Applikasi Al-Muhyiy
i.  Menghidupkan syiar Islam dalam kehidupan--setiap mukmin berkewajiban menyiarkan ajaran Islam dalam kehidupan peribadi dan sosialnya.  Tunjukkan akhlak terpuji menurut nilai-nilai Islam dan serulah sesama muslim dengan cara yang baik agar mereka pun hidup secara islami
ii.  Menghidupkan semangat untuk maju--perjalanan hidup penuh dengan cabaran maka kita perlu kepada motivasi untuk mengobarkan semangat juang.  Hati pula dihidupkan dengan makrifat--manusia boleh memilih jalan hidupnya sendiri .  Jasad dihidupkan dengan roh--jasad adalah urusan Allah
iii. Apabila hati telah hidup dengan makrifatullah, maka akan timbul ketaatan kepada segala perintah Allah dan natijahnya ketenangan, keredhaan, dan kecukupan
g.  Applikasi Al-Mumit
i.  Selalu ingat mati--ini dapat menjadi salah satu upaya agar kita berhati-hati dalam menjalani kehidupan yang fana ini.  Kehidupan kita di dunia menjadi penentu kehidupan kita di akhirat nanti.  Jangan ditangisi jasad yang telah mati; tangisilah hati/jiwa yang telah mati
ii.  Semangat optimistik--menumbuhkan semangat diri dalam berusaha demi mengubah keadaan kepada yang lebih baik--ruhani dan jasmani.




62.  AL-HAY  (Yang Maha Hidup)

a.  Zat yang memiliki kehidupan yang sempurna di mana kehidupan ini tidak didahului dengan ketiadaan dan tidak diakhiri dengan kematian bagi menunjukkan keindahan dan kesempurnaan Zat Allah lalu dengan kesempurnaan itu timbul kecenderungan/kecintaan makhluk untuk beribadah kepadaNya
b.  5 ayat Quran yang berkaitan dengan Al-Hay:
i.  Baqarah: 255--"Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Tetap Hidup, Yang Kekal selama-lamanya mentadbirkan (sekelian makhlukNya)...."
ii. Ali Imran: 2--"Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Tetap Hidup, Yang Kekal selama-lamanya mentadbirkan (sekelian makhlukNya)"
iii. Taha: 111--"Dan segala muka akan tunduk dengan berupa hina kepada Allah yang Tetap Hidup, lagi yang Kekal Mentadbirkan makhluk selama-lamanya...."
iv. Furqan: 58--"Dan berserahlah engkau kepada Allah Tuhan Yang Hidup, yang tidak mati; serta bertasbihlah dengan memujiNya;...."
v.  Ghafir: 65--"Dia lah Yang Tetap Hidup; tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah kamu akan Dia dengan mengikhlaskan amal ugama kamu kepadaNya semata-mata.  Segala puji tertentu bagi Allah Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan sekelian alam"
c.  Dalam ayat b i,ii,iii di atas menegaskan semua bentuk penyembahan hanya tertumpu kepada yang hidup--kecenderungan untuk mencintai sesuatu yang hidup-->indah dan sempurna.  Dalam ayat b iv, v--bertasbihkan kepada Allah yang Maha Hidup--segala amalan ikhlaskan kerana Allah sahaja
d.  Applikasi Al-Hay:
i.  Contohi Zat Allah--> hidup yang sempurna-->milikilah kehidupan yang sempurna; tidak merasa keletihan, kesusahan, bebanan dalam melakukan amal soleh.  Bercita-citalah untuk masuk ke syurga.  Maka hidupkanlah hati kita
ii.  Kehidupan dalam Al-Quran:  An-Nahl: 21--"Makhluk-makhluk itu tetap akan mati, bukan lah kekal hidup...."; Fathir: 22--"...tidaklah sama orang-orang yang hidup dengan orang-orang yang mati...."; Al-An'am: 122--"Dan adakah orang yang mati (hatinya dengan kufur), kemudian Kami hidupkan dia semula (dengan hidayah petunjuk) dan kami jadikan baginya cahaya (iman)...."
e.  Kematian adalah ketika anda belum mengenal Allah--oleh itu tangisilah hati yang mati, bukan apabila jasad yang mati
f.  Hidupkan hati dengan sentiasa mengingati Allah--> adakan taman dalam hati yang mampu berfungsi sebagai penapis bagi mengelakkan diri dari melakukan perkara-perkara yang buruk.
g.  Dalam pandangan Allah kualiti hidup seorang hamba ditentukan oleh tingkat ketaqwaannya.  Semakin tinggi ketaqwaannya, semakin bermakna hidupnya.




63.  Al-QAYYUM  (Yang Maha Berdiri Sendiri)

a.  Zat yang memiliki kesempurnaan pada Zat (pengetahuan, pendengaran, perkataan, tangan dll) lalu bertindak positif dalam mengawasi urusan makhluk secara berterusan tanpa bantuan makhluk dan dilakukan dengan penuh cinta, sehingga tercipta/lahirlah pujian di atas kesempurnaan sifat dan perbuatanNya
b.  Hayyu--Rujukan ZatNya;  Qayyum--Rujukan bagi sifat perbuatanNya--merangkumi semua perbuatan Allah
c.  Untuk keluar dari musibah berdoalah dengan namaNya--Ya Hayyu Ya Qayyum.  Manusia sangat memerlukan Allah-- Fathir 35:15--" Wahai manusia! Kamulah yang sangat memerlukan Allah, dan Allah Dialah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu), Maha Terpuji"
d.  Kehidupan manusia bergantung kepada Al-Hayyu; Kebergantungan hidup manusia bergantung kepada Al-Qayyum.  Ayat-ayat Quran berkaitan: i. 2: 255--Ayat Kursi  ii. 3: 2--"Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha Hidup, Yang terus menerus mentadbir (makhlukNya)  iii.  20: 111--"Dan semua wajah tertunduk di hadapan (Allah) Yang Hidup dan Yang Berdiri Sendiri.  Sesungguhnya rugi orang yang melakukan kezaliman."
e.  Bersyukurlah dengan segala nikmat kurniaan Allah.  Janganlah kita kufur nikmat dan janganlah kita istidraj dengan nikmat kurniaan Allah.  Istidraj adalah apabila nikmat yang dikurniakan Allah membuatkan kita lalai dari bersyukur dan mengingati Allah; tetapi Allah terus mengurniakan nikmat tersebut.  Contohnya: apabila seorang peniaga terus mendapat keuntungan dari perniagaannya, tetapi beliau tidak mengingat/bersyukur kepada Allah--maka keuntungan itu ada istidraj baginya
f. Kehidupan  seseorang yang boleh berterusan walaupun dalam keadaan yang sangat sibuk/penat/letih/ditimpa ujian/musibah  yang berat adalah disebabkan beliau memiliki makrifatullah.  Beliau terus itqaan--melakukan setiap pekerjaan dengan penuh tanggungjawab dan berdedikasi sampai tuntas-->sempurna
g.  Applikasi Al-Qayyum:
i.  Menciptakan kerehatan diri kerana jiwa sentiasa bergantung kepada Al-Hayyu Al-Qayyum--kerehatan di dunia
ii.  Tugas manusia adalah makrifatullah--fahami dan hayati AsmaulHusna.  Al-Qayyum akan membuatkan kita sentiasa bergantung dan berharap kepada Allah dan bukan kepada manusia.  Dengan ini hidup kita tidak gelisah, stress dan sebagainya--kita akan bahagia.  Ingatlah! jiwa akan tenang dengan mengingati Allah
iii.  Alam semesta dan segala fenomena alam boleh membimbing kita kepada menghayati nama-nama Allah.  Contohnya:  Allah menjadikan padi masak ranum serentak--inilah Allah Al-Qayyum yang mengurusi keperluan manusia.  Bayangkan betapa sukarnya petani sekiranya padi tidak masak secara serentak!
iv.  Jadilah manusia yang mempunyai hati yang sempurna--penuh makrifatullah--sentiasa mengurusi keperluan orang lain walaupun jasadnya terlalu penat.  Ingatlah! jiwa yang hidup akan membuatkan jasad penat/lelah.  Jasad yang sentiasa dalam keselesaan/kesenangan  sukar memperolehi jiwa yang hidup
v.  Jadilah orang yang mandiri--pergantungan hidup kepada Allah semata dan sentiasa berusaha untuk mempertingkatkan diri dengan usaha/jerih payah sendiri, bukan mengharap belas kasihan orang lain.  Orang yang mandiri hendaklah dihargai tanpa melihat tinggi rendahnya jenis pekerjaan yang dilakukan
vi.  Menghargai jerih payah kerja keras, serta kesungguhan orang lain dalam melakukan suatu kebaikan
h.  Don't be afraid to fail--Takut akan kegagalan seharusnya tidak menjadi alasan untuk tidak mencuba sesuatu.  Kepimpinan adalah keperibadian anda sendiri dan apa yang anda lakukan--(Frederick Smith, Pendiri Federal Express).




64.  Al-WAJID  (Yang Maha Menemukan)

a.  Zat yang memiliki pengetahuan lalu dengan pengetahuan itu bertindak  mendengar, melihat, menyaksikan untuk menghasilkan informasi yang menepati ilmuNya yang sebelum sehingga mewujudkan kesempurnaan
b.  Al-Wajid berasal dari perkataan wajada, yajidu--menemukan, wajdun (penemuan), wajida (yang menemukan).  Wajdan bermaksud kondisi yang dijumpai/ditemui oleh manusia dalam hati sendiri
c.  Apa yang ditemui Allah mendahului sebelum sesuatu dicipta.  Maka Allah bukan penemu seperti manusia. Cth, penemu Telefon --Alexander Graham Bell
d.  Al-Quran adalah bukti kesempurnaan ilmu Allah--segala isi  kandungannya tidak terdapat satu pun kesilapan atau perselisihan--An-Nisa: 82--"...Kalaulah Al-Quran itu (datangnya) bukan dari sisi Allah, niscaya mereka akan dapati perselisihan yang banyak di dalamnya."
e.  Al-Quran adalah sumber ilmu pengetahuan.  Banyak hasil penyelidikan saintis selari dengan apa yang termaktub dalam Al-Quran yang diturunkan 1500 tahun yang lalu.  Maka Al-Quran perlu dibaca, dipelajari, difahami, ditaddaburi, diamalkan, dihafal.  Maka kesempurnaan Allah hendaklah di puji dengan Alhamdulillah
f.  Applikasi:
i.  Temukan kesempurnaan Allah melalui Al-Quran (3T)-->Tadabbur, Tafakkur, Taamul.  Pelajari 3 jenis ayat dalam Al-Quran:  Ayat Quraniyyah (syariat/aqidah/manhaj), Ayat Kauniyyah (alam semesta dan fenomenanya), dan Ayat Taqwiniyyah (/renung/ibrah dari kisah nabi-nabi terdahulu)
ii.  Temukan suasana keintiman dengan Allah dalam diri anda!  Jika masih terasa sakit ketika bermunajat, maka anda belum mendapati wajdu.  Dapatkan keintiman dengan Allah.  Apabila Al-Quran di hayati dengan 3T:  cahayanya akan tembus ke Lubb:   Al-Quran (3T)-->Fuad-->Qalbu-->Sodr-->Lubb--> maka terhasillah wajdu--ibarat bara api yang menyala dalam hati yang paling rahsia yang muncul dalam keadaan berdua-duaan dengan Allah.




65.  AL- MAJID  (Yang Maha Mulia)

a.  Zat yang memiliki kurnia yang melimpah (Al-Kareem) lalu bertindak melimpahkan kurnia kepada hambaNya yang dikehendaki (Al-Wahab) untuk menunjukkan pada kemuncak kemuliaan Allah (Al-Jalil)
b.  Al-Majidu berasal dari kata dasar majada-->yamjadu-->mujdun (puncak kemuliaan)-->majidun (yn berada di puncak kemuliaan)
c.  Orang yang suka memberi dengan pemberian yang menakjubkan adalah orang yang mulia-->berusahalah untuk menjadi orang yang dermawan dan seterusnya binalah akhlak dengan sifat Allah Al-Majidu
d.  Sifat semula jadi manusia adalah bakhil, maka orang yang berusaha untuk memiliki seperti sifat Allah Al-Majidu digelar at-tamajjud.  Orang yang melawan sifat bakhilnya dengan memberi/infak di jalan Allah adalah orang yang mulia
e.  Raihlah kurniaan Allah yang menakjubkan-->celiklah pada alam semesta.  Lihatlah fenomena alam seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim
f.  Hud:  72-73--Sarah merasa sungguh hairan tetapi sangat gembira yang dia akan mendapat anak.  Malaikat berkata "Patutkah engkau merasa hairan tentang perkara yang telah ditetapkan oleh Allah?  Memanglah rahmat Allah dan berkatnya melimpah-limpah kepada kamu....Sesungguhnya Allah Maha terpuji, lagi Mah Melimpah kebaikan dan kemurahanNya."
g. Saffat:  100-112--Kisah Nabi Ibrahim--berita gembira akan mendapat anak.  Beliau taat perintah Allah untuk sembelih anaknya Ismail-->perintah ini adalah satu ujian yang nyata baginya.  Nabi Ibrahim adalah seorang yang muhsin-->orang yang beriman dan yakin dengan Allah, melakukan ibadah seolah-olah melihat Allah
h.  Berdoalah kepada Allah untuk mendapatkan apa yang diingini--jangan sekali-kali kita berputus asa.  Allah dengar dan makbulkan doa mengikut kehendakNya.  Contoh: Allah telah makbulkan doa Nabi Ibrahim-->semua nabi selepasnya adalah keturunannya
i.  Applikasi:
i.  Binalah ihsan untuk meraih kurnia Allah yang menakjubkan terhadap perkara yang sangat anda inginkan.  Tingkatkan iman dengan melihat alam semesta untuk mendapatkan keyakinan.  Contoh Nabi Ibrahim yang tenang dan mantap keyakinan terhadap kuasa Allah menghidupkan yang mati--> apabila burung yang dicincang, apabila dipanggil datang/hidup kembali
ii.  Ingat dan sebutkan kesempurnaan sifat-sifat Allah dalam sebutan pujian lisan (tasbih, tahmid, takbir, tahlil) seperti dalam Baqarah: 152-- Oleh itu ingatlah kamu kepadaKu (dengan mematuhi hukum dan undang-undangKu), supaya Aku membalas kamu dengan kebaikan....   Surah Rad: 28--"(iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah.  Ketahuilah dengan zikrullah itu, tenang tenteramlah hati manusia"
iii.  Perluaskan jenis-jenis kebaikan kita kepada orang lain--> sama ada orang yang baik atau jahat dengan kita.  Contohnya beri hadiah kepada orang yang bakhil atau orang yang zalim kepada kita.




66.  Al-WAHID (Yang Maha Tunggal)  dan  67.  AL-AHAD (Yang Maha Esa)

a.  Al-Wahidul Ahad:  Zat yang satu tiada yang kedua, tunggal dan tidak terbilang namun memiliki kesempurnaan pada sifat dan perbuatan tanpa ada tandingan dan tiada satu pun zat lain yang jadi sekutuNya, maka hanya padaNya tempat manusia bergantung/bersandar.
b.  Al-Wahid-->satu--hanya satu tidak ada yang kedua, tunggal dan tidak berbilang.  Dalam Al-Quran: Al-Wahid digandingkan dengan Al-Qahhar--ada 6 ayat.  IlahunWahid ada 15 ayat-->jumlah 21 ayat
c.  Al-Ahad-->Tiada sekutu dalam hal sifat dan perbuatan-->tempat manusia bergantung/bersandar.  Ini dijelaskan dalam surah Al-Ikhlas
d.  Ada 2 jenis tauhid:  i. Tauhid ilmiah-->Yakin dengan keesaan Allah selepas adanya pencarian/ilmu (bukan tauhid warisan--hanya ikut-ikutan dari orang terdahulu)  ii. Tauhid amaliah-->sembah Allah sahaja.  Gabungan kedua-dua jenis tauhid ini menghasilkan keimanan
e.  Applikasi:
i.  Menggerakkan kata hati untuk bersandar/bertawakkal/pasrah kepada Allah yang Al-WahidulAhad.  Raihlah keamanan dengan bertauhid.  Orang yang beriman hidup dalam aman
ii.  Mantapkan keimanan dan keyakinan kita terhadap Allah.  Bertauhidlah dengan proses pencarian/ilmu, bukan tauhid warisan
iii. Fitrah manusia cenderung bertuhankan kepada yang satu.  Berpeganglah kepada syariat Allah.  Mereka yang beriman dan yakin keesaan dan kekuasaan Allah akan hidup dalam ketenangan.  Contoh dalam Al-Quran kisah Nabi Ibrahim memanggil burung yang telah dicincangnya-->beliau telah beiman, tetapi untuk memantapkan keyakinan beliau terhadap kekuasaan Allah menghidupkan yang mati.  Selepas pembuktian tersebut beliau menjadi lebih tenang
iv. Manusia yang tidak berpegang kepada Al-WahidulAhad mudah untuk terpesong--stress yang melampau-- sehingga sanggup membunuh diri.  Data statistik menunjukkan kes bunuh diri paling tinggi adalah di Jepun dan Korea.  Kes sifar bunuh diri adalah di Syria dan di Ghaza
v.  Banyakkan berdoa memohon keampunan dari Allah.  Amalkan doa memohon ampun dengan AsmaulHusna Al-WahidulAhad, As-Samad di dalam solat--sebelum memberi salam:

'Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu ya Allah, Yang Maha Esa, lagi tempat bergantungnya seluruh makhluk, Yang tidak beranak, tidak pula diperanakkan dan tidak ada yang setara denganNya, agar Engkau mengampuni dosa-dosaku.  Sesungguhnya Engkau maha Pengampun lagi Maha Penyayang'
(Hadis riwayat Ahmad, Abu Daud, an-Nasai, dan disahihkan oleh Syekh al-Albani).




68.  AS-SOMAD  (Yang Maha Diperlukan)

a.  Zat yang memiliki seluruh sifat-sifat yang sempurna sehingga menjadi rujukan/tujuan hati manusia untuk merujuk ketika dilanda keperluan lalu bertindak memenuhi hajat manusia
b.  Makna bahasa As-Somad ada 2:
i. Al-Qasad (tujuan/rujukan)--Zat yang dituju/dirujuk oleh hati manusia yang dilanda keperluan/hajat (Hud: 123) --"Dan Allah jualah yang mengetahui rahsia langit dan bumi dan kepadaNyalah dikembalikan segala urusan...."
ii. Al-Jam'u (kumpulan/himpunan)--Zat yang terkumpul pada diriNya seluruh sifat yang sempurna lagi mulia.  Rujuk An Nisa: 28--"Allah (sentiasa) hendak meringankan (beban hukum) kepada kamu, kerana manusia itu dijadikan berkeadaan lemah."  Juga rujuk Fathir: 15--"(Oleh kerana Allah menguasai segala-galanya, maka) wahai umat manusia, kamulah yang sentiasa berhajat kepada Allah (dalam segala perkara), sedang Allah Dia lah sahaja Yang Maha Kaya, lagi maha Terpuji."
c.  As-Somad digandingkan dengan Al-Ahad--merujuk kepada sifat Allah (Al-Ikhlas: 1-2).  Al- Wahid--merujuk kepada Zat Allah-- digandingkan dengan AL-Qahhar
d.  Doa (permohonan) adalah intipati ibadah.  Apabila berdoa ikutlah cara Rasulullah saw.  Implikasi As-Somad dalam berdoa (terhadap hati) melalui 4 tahap:  i.  Sadr (berdoa)  ii. Qalb(Ad-Dhara'ah)  iii. Fuad (Tauhidullah)  iv. Lubb (Hati yang bercahaya--sentiasa ingat Allah).
f. Berdoalah dengan rendah diri --Al-An'am: 43-- "Maka alangkan eloknya kalau mereka berdoa kepada Kami dengan merendah diri (serta insaf dan bertaubat) ketika mereka ditimpa azab Kami?  Tetapi yang sebenarnya hati mereka keras (tidak mahu menerima kebenaran), dan syaitan pula memperelokkan pada (pandangan) mereka apa yang mereka telah lakukan."
g.  Applikasi As-Somad:  i. Jangan inginkan sesuatu yang anda tidak ada/dapat; namun jangan meminta lebih dari apa yang anda ada/dapat  ii. Berdoalah--mohon kepada Allah As-Somad untuk apa yang dihajatkan--Allah Maha Mendengar doa kita  iii.  Gantungkan harapan kepada Allah; takutlah kepada dosa kita--hidup kita sentiasa dalam keadaan harap dan takut  iv.  Berakhlaklah dengan nama As-Somad--> berusaha untuk menjadi seorang yang berperibadi baik di mana sering dirujuk/dituju oleh orang lain untuk memberikan kebaikan kepada mereka
h.  Cuba temukan fakta-fakta di sekitar kita yang menunjukkan Allah sebagai As-Somad bagi memantapkan kefahaman dan keyakinan kita terhadap Asmaul Husna As-Somad.





69.  AL-QADIR , AL-QAADIRU
70.  AL-MUQTADIR (Yang Maha Kuasa)


a.  Zat yang memiliki pengetahuan (ilmu) yang sempurna terhadap sesuatu yang dikehendaki lalu bertindak untuk mewujudkan segala sesuatu yang dikehendaki dengan kekuatan (qudrah) yang maksimum dan ternyata tidak ada satu pun lawanNya yang mampu untuk mengalahkan/melemahkan kekuatanNya (Qadar)
b.  Sebutan dalam Al-Quran:  i.  Al-Qadir--berkali-kali tindakan berlaku:  2:20--"...Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.", 3:26--" Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada sesiapa yang Engkau kehendaki....", 60:7 -- "Semoga Allah akan menimbulkan perasaan kasih sayang antara kamu dengan orang-orang yang kamu musuhi daripada kaum kerabatmu...Allah Maha Kuasa, dan Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani" 
ii. Al-Qaadiru--tindakan sekali sahaja:  6: 65 -- "...Dialah yang berkuasa mengirimkan azab kepadamu....Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang kali tanda-tanda (Kekuasaan Kami) agar mereka memahaminya."
iii.  Al-Muqtadir--perkara yang telah berlaku: 18: 45--"...perumpamaan kehidupan dunia ini, ibarat air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, sehingga menyuburkan tumbuh-tumbuhan...kemudian menjadi kering dan mudah diterbangkan angin.  Dan Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu" , 43: 42-- "Atau Kami perlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami ancamkan kepada mereka.  Maka sesungguhnya Kami berkuasa ke atas mereka.",  54: 42--" Mereka mendustakan mukjizat-mukjizat Kami semuanya,  maka Kami azab mereka dengan azab dari Yang Maha Perkasa, Maha Kuasa."  54:55--"Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Maha Berkuasa".
c.  Hadis berkaitan:  i. secara makna dan lafaz--doa selepas solat fardhu  ii.  Pesan Rasulullah kepada Ibnu Abbas--Jaga Allah, nanti Allah akan menjaga kamu
d.  Al-Qadir sering digandingkan dengan Al-'Alim--> berkuasa dan berilmu.  Rasulullah saw mendidik Ibnu Abbas dengan dua sifat ini, begitu juga dengan Luqman al-Hakim dalam proses mendidik anaknya
e.  Kata dasar ketiga-tiga nama ini ialah qadara yang bermaksud i. at-Taqdir-->'alimu (ilmu) -->Qada'  ii. al-Qudratu-->al-Qawiy (Kekuatan)-->Qadar.  Maka apabila digabungkan dua makna ini qadara bermaksud  Zat yang pada diriNya ada 2 perkara: ilmu dan kekuatan.  Ini selari dengan   rukun iman ke 6:  Percaya kepada Qada' (Ilmu Allah) dan Qadar (Kekuatan Allah)
f.  Apa yang kita alami dalam kehidupan adalah taqdir Allah.  Dia bertindak berdasarkan Kuasa dan Ilmu Nya.  Setiap yang ditaqdirkan Allah adalah merupakan kebaikan kepada makhlukNya
g.  Setelah mempelajari dan memahami makna ketiga-tiga nama ini, maka hendaklah ada perubahan dalam jiwa kita kerana implikasinya adalah pada jiwa (hati) kita
h. Imlpkasi pertama: Hati (Fuad) dipenuhi rasa rakut, harap dan tawakkal-->Hati (Qalb) dipenuhi rasa thama'ninah, redha, saadah-->Hati (Sodr) terus berdoa.  Maka applikasinya 'Berdoalah'  -- serahkan segalanya kepada Allah yang Maha Berkuasa dan pemberi segala kebaikan (rujuk  3: 26).  Sesungguhnya Allah mengetahui segalanya dan tidak lalai terhadap apa yang kamu lakukan (rujuk 27: 93)
i.  Implikasi kedua: Redhailah (dan sabar dan syukur) taqdir Allah.  Sesiapa yang redha dengan taqdir Nya, Allah akan masukkan ke dalam hatinya rasa kecukupan, keamanan, kepuasan, ketenangan...dan kebahagiaan.




71.  AL-MUQADDIM (Yang Mendahulukan)  
72.  AL-MUAKHKHIR (Yang Mengakhirkan)

a.  Zat yang memiliki pengetahuan terhadap sesuatu yang dikehendaki (iradah) lalu bertindak mewujudkan kehendakNya untuk mendahulukan dan mengakhirkan sesuatu yang dikehendakiNya itu melalui kuasa (qudrat) bertujuan untuk mencapai keadilan ('adaalah)
b.  Kedua-dua nama ini tiada terdapat di dalam Al-Quran tetapi ada dalam hadis riwayat Imam Muslim dan Bukhari di mana Rasulullah saw telah mengajarkan Abu Bakar ra satu doa untuk dibaca ketika sujud dalam solat qiyamulail.  Sunnah Rasulullah saw memperjelaskan makna Al-Quran
c.  Jangan sekali-kali mempersoalkan tindakan Allah;  kita hanya boleh mempersoalkan tindakan makhlukNya.  Tindakan Allah sama ada mendahulukan atau mengakhirkan sesuatu perkara pasti ada hikmahnya.  Jangan kita sendiri mengandaikan sebab akibat sesuatu perkara berlaku. Contoh: Jika dia tidak pergi berkelah, tidaklah dia mati lemas....   Semua yang berlaku adalah ketentuan Allah
d.  Tindakan Allah diyakini dengan dua cara:  i. Akal--sunnatullah melalui sebab akibat sesuatu proses.  Contoh: awan gelap tanda akan hujan ii. Iman--bagi perkara yang ghaib/tidak boleh dijangkau oleh akal.  Contoh: Nabi Isa dilahirkan tanpa ayah.  Oleh itu bagi perkara yang tidak masuk akal, tidak boleh dijawab dengan akal!
e.  Yang paling penting adalah kita mesti mempercayai Al-Quran itu benar.  Rujuk Surah Fussilat: 41-42--"Sesungguhnya orang-orang yang kufur ingkar terhadap Al-Quran ketika sampainya kepada mereka, (akan ditimpa azab seksa yang tidak terperi); sedang Al-Quran itu, demi sesungguhnya sebuah kitab suci yang tidak dapat ditandingi, Yang tidak dapat didatangi sebarang kepalsuan dari mana-mana arah dan seginya, ia diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana, lagi Maha Terpuji"
f.  Kesan/Implikasi setelah mempelajari Al-Muqaddim dan Al-Muakhir:
i.  Kita hendaklah patuh/tunduk dengan kehendak Allah.  Setiap tindakan Allah pasti ada hikmahnya
ii.  Mencipta sikap optimis untuk berfikir ke depan (futuristik)-->ingin melangkah ke depan-->bersegera untuk melakukan kebaikan untuk meraih rahmat Allah.  Allah akan dahulukan rahmat kepada orang yang bersegera melakukan kebaikan
g.  Applikasi praktis:  Hidup kita penuh dengan pilihan--maka kita mesti bijak memilih.  Dahulukan perkara yang perlu didahulukan (hal berkaitan akhirat), dan akhirkan perkara yang boleh diakhirkan (hal berkaitan duniawi).  Contoh:  Apabila kita sedang buat sesuatu kerja-->azan berkumandang.  Maka dahulukan solat
h.  Allah mengetahui orang-orang yang bersegera atau lambat dalam mengerjakan kebaikan.  Rujuk surah Al-Hijr: 24--"Dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang segera (berbakti) di antara kamu, dan sesungguhnya Kami telah mengetahui orang-orang yang lambat."
i.  Kita hendaklah melebihkan/mendahulukan urusan akhirat:  ilmu-->iman-->amal-->berakhlak dengan Zikrullah.  Orang yang tidak ada zikrullah, akan mengikut hawa nafsu dalam segala tindakannya.  Mereka akan dahulukan hal-hal berkaitan keduniaan, dan mengakhirkan hal-hal berkaitan akhirat.



73.  AL-AWWAL  ( Yang Pertama)

a.  Zat yang kewujudanNya tidak sebelumnya didahului sesuatu yang lain dan Dia tidak pernah berhajat pada yang lain, justeru Dia menjadi sandaran bagi sesuatu yang wujud
b.  Ayat Quran--Surah Al-Hadid: 3--"Dialah yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu".  Ibnu Abbas ra dalam satu riwayat mengajarkan zikir  ayat ini untuk mengusir perasaan waswas serta menghilangkan keraguan dari dalam hati  (Sunan Abi Dawud: no. 5110)
c.  Rasulullah saw membaca 7 surah yang bermula dengan dengan Sabbahalillah...sebelum beliau tidur malam--termasuk surah Al-Hadid.  Beliau juga membaca doa yang termaktub dalam Shahih Muslim: no. 2713--"Ya Allah, Rabb langit dan Rabb bumi serta Rabb Arsy yang agung....Engkau adalah al-Awwal, yang tiada sesuatu pun sebelum Mu, Engkau adalah al Akhir, yang tiada sesuatu pun setelah Mu.  Engkaulah azh-Zhahir, yang tiada sesuatu pun di atas Mu.  Engkaulah al-Bathin, yang tak ada sesuatu pun di bawah Mu.  Lunasilah hutang kami dan berilah kami kecukupan dari kefakiran"  (HR Muslim)
d.  Allah adalah sandaran semua perkara yang wujud.  Segala apa yang menimpa kita adalah musibah dan adalah ketentuan Allah.  Rujuk  i. Al-Hadid: 22--"Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis di dalam kitab (Luh Mahfuz) sebelum Kami menjadikannya.  Sesungguhnya itu semua mudah bagi Allah." 
ii.  At-Taghabun: 11--"Tidak ada kesusahan (atau bala bencana) yang menimpa (seseorang) melainkan dengan izin Allah, dan sesiapa yang beriman kepada Allah, Allah akan memimpin hatinya (untuk menerima apa yang telah berlaku itu dengan tenang dan sabar), dan (ingatlah), Allah Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu."
e.  Implikasi mempelajari AsmaulHusna Al-Awwal:  Pengetahuan Awalliyyah Allah atas segala sesuatu, kesigapanNya dalam memberi kurnia dan kebaikan, menuntut sikap merendahkan diri dan berlindung hanya kepadaNya, tidak berpaling ke selain Nya atau bertawakkal kepada makhluk.  Juga menuntut agar kita melepaskan diri dari ketergantungan pada sebab, hanya bergantung pada pemberi nikmat sejati, yang kurniaNya mendahului segala perantara dan sebab.  Oleh itu jangan menyalahkan sesuatu/seseorang atas apa yang berlaku--semuanya telah tertulis di Luh Mahfuz.  Hidup kita adalah ibarat lakonan semula--melakukan apa yang telah ditentukan oleh Allah
f.  Applikasi:
i.  Jadilah orang yang terawal/pertama untuk melakukan kebaikan.  Rujuk surah  i.  Al-Anám: (6:163)--"Tidak ada sekutu bagiNya; dan demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama berserah diri (muslim)." 
ii.  Al-A'raf (7: 143) -- "Dan ketika Musa datang untuk (bermunajat) pada waktu yang telah Kami tentukan....Maha Suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama beriman." 
iii.  Az-Zukhruf (43: 81)--"Katakanlah (Muhammad), 'Jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula/pertama memuliakan anak itu."  
g.  Setelah mempelajari AsmaulHusna--kemuncak segala ilmu, dudukanlah di hati, kaitkan dengan apa sahaja yang kita hadapi dalam alam semesta ini.  Belajarlah untuk menderia, fikirkan apa yang dideria, carilah Allah sebalik apa yang dideria, yakinilah kewujudan Allah.  Cuba contohi sifat-sifat Allah.  Temukan sebab asal sesuatu musibah berpunca dari Allah Al-Awwal.
h.  Allah Al-Awwal--Rujukan pertama kita dalam segala hal.




74.  Al-AKHIR  (Yang Terakhir)

a.  Zat yang kewujudanNya tidak disudahi oleh sesuatu (Dia yang menyudahi segala sesuatu) terus kekal selepas kefana'an semua makhluk dan menjadi tujuan akhir segala makhluk yang fana'
b.  Lawan Al-Akhir adalah Al-Awwal.  Maka Allah adalah zat yang pertama--tiada yang mendahuluiNya dan yang terakhir -- tiada yang menyudahiNya
c.  Dunia adalah negeri ujian (darul ibtila') dan akhirat adalah negeri pembalasan (darul jaza').  Maka responlah segala keburukan dengan kebaikan.  Selagi hidup sandaran makhluk adalah kepada Allah Al-Awwal dan apabila mati tujuan segala makhluk adalah kepada Allah Al-Akhir.  Segala pembalasan adalah di akhirat, negeri yang kekal (darul baqa')--yang baik ke syurga dan yang jahat ke neraka
d.  Kesan psikologi belajar nama Allah Al-Akhir:  i.  Jiwa menjadi tenang dengan sentiasa mengingati Allah.  Segala yang berlaku akan dibalas Allah di akhirat  ii.  Jiwa yang optimis--menuju Allah dengan berakhlak--berdasarkan ilmu Asmaul Husna  iii.  Jiwa yang takut untuk membuat maksiat--sentiasa khusyuk kerana takut dengan azab Allah  iv. Jiwa yang penuh dengan harapan agar dapat ke syurga, dan selamat dari neraka
e.  Applikasi:  i. Ingat nama Allah Al-Akhir sehingga Allah berkehendak  untuk membuka hati kita supaya tidak terikat dengan dunia yang fana' ini--tidak mencintai dunia.  Sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya.  Rujuk Al-Ahzab 33: 41--"Wahai orang-orang yang beriman, (untuk bersyukur kepada Allah) ingatlah serta sebutlah nama Allah dengan ingatan serta sebutan yang sebanyak-banyaknya."
ii.  Jadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan yang utama, cita-cita destinasi yang terakhir-->maka sediakan bekalan secukupnya-->ketaatan, akhlak mulia, amalan soleh dsbnya mengikut ilmu yang telah dipelajari.  Contoh ilmu Asmaul Husna--ikuti sifat-sifat Allah Al-Husna.  Usahakan untuk menjadi seorang yang mukhsinin dan seterusnya al-Mukhlasun (orang yang dijaga oleh Allah)
iii.  Jangan bergantung sangat dengan sebab-sebab (berpunca dari makhluk) kerana makhluk akan fana';  bergantunglah kepada yang kekal abadi--Allah.




75.  AZ-ZAHIR

a.  Zat yang kedudukannya berada di atas sekelian makhluk lalu bertindak melihat seluruh makhluk dengan kesempurnaan ilmuNya dan seterusnya mengatur/mengurus seluruh makhluk dengan ilmu dan kuasaNya
b.  Di dalam Quran, Az-Zahir-->Az-Zuhur merujuk kepada:  i.  Tinggi (Al-Kahfi18: 97)  ii. Menang  ( As-Saf 61:14 ) iii. Nyata/Nampak  iv. Pertolongan ( Al-Mumtahanah 60: 9)
c.  Pengetahuan sifat Az-Zahir Allah bermakna Dia berada di atas hambaNya, mengatur segala urusan mereka, dinaikkan segala amal kepadaNya--maka semua makhluk hendaklah merendahkan diri tunduk dengan keagunganNya dan hanya bergantung/berdoa kepadaNya  (Al-Hajj  22:62)
d.  Berdoalah memohon kepada Allah supaya menampakkan sifat-sifat, perbuatan, keindahanNya kepada kita sehingga akhirnya hanya kuasa Allah sahaja dalam hati kita.  Imam Syafie sangat fasih berkata-kata ketika bermunajat kepada Allah Az-Zahir
e.  Allah Az-Zahir bererti Allah Maha Nyata.  Az-Zahir  yang merupakan sifat Allah ini difahami sebagai 'Dia yang tampak dengan jelas bukti-bukti wujud dan keesaanNya di alam semesta ini'
f.  Allah Az-Zahir tidak boleh difahami berdasarkan kemampuan deria sebab deria kita tidak mampu menjangkau keberadaanNya.  Namun demikian Ia Maha Nyata--senyata adanya kematian dan semua yang diciptakanNya.  Rujuk Al-An'am : 103--" Ia tidak dapat dilihat dan diliputi oleh penglihatan (mata), sedang Dia dapat melihat (dan mengetahui hakikat) segala penglihatan (mata), dan Dia lah Yang Maha Halus (melayan hamba-hambaNya dengan belas kasihan), lagi Maha Mendalam pengetahuanNya".
g. Di antara kegembiraan yang dikurniakan Allah kepada orang-orang mukmin adalah melihat zatNya di syurga kelak.  Ini adalah sebagai balasan kepada amal soleh yang dilakukan di dunia
h.  Sifat Allah Az-Zahir dapat memberikan inspirasi dalam hidup kita agar:
i. Menghadapi kenyataan secara bijak--ini dapat membentuk diri menjadi orang yang berkeperibadian matang dan berkarakter maju
 ii. Banyak berbuat amal--banyak amal adalah lebih baik daripada banyak berkata-kata atau berdiam diri.  Betapa banyak hikmah yang terkandung disebalik setiap amal kerana didalamnya ada berbagai ilmu dan pengalaman.  Mulailah banyak berbuat amal yang baik--jangan hanya banyak berteori atau berangan-angan.




76.  AL-BATHIN

a.  Zat yang dengan sifat kebathinanNya tidak dibawahi oleh segala sesuatu yang bathin lalu bertindak menghalang pandangan mata manusia untuk melihat/menyaksikan sesuatu yang bathin berdasarkan ilmu pengetahuanNya terhadap perkara yang bathin
b.  Al-Bathin=Al-Jaufu=Bathnu (perut)-->bermaksud di tengah-tengah/di dalam. Contohnya:  di tengah/dalam isi perut bumi.  Perut berada di tengah-tengah badan manusia.  Maka Allah Al-Bathin bermaksud  Allah terhalang daripada pandangan mata manusia.  Allah itu ghaib--tidak boleh dilihat
c.  Ada dua jenis ghaib:  i.  Ghaib haqiqi--manusia tidak boleh melihat sehingga akhir zaman, contoh : melihat zat Allah  ii. Ghaib Nisbi--manusia boleh melihat dengan kecanggihan teknologi, contoh: manusia boleh melihat bayi dalam kandungan dengan menggunakan mesin pengimbas (scanner)
d.  Alam semesta adalah manifestasi tindakan Allah--maka gunakan mata hati untuk melihat kebesaran Allah melalui ciptaanNya di alam semesta
e.  Didiklah anak-anak seperti Luqman mendidik anaknya--mulakan dengan i. tauhid ii. ibadah (solat) iii. akhlak.  Tentukan anak-anak solat kerana Allah dan bukan kerana takutkan ayahnya.  Proses pendidikan berterusan sehingga mati
f.  Kita tidak mengetahui perkara dalaman/niat (bathin) seseorang.  Contoh:  Rasulullah saw tidak mengetahui niat sebenar Bani Amir yang memohon supaya beliau mengizinkan 60 orang mukmin untuk berdakwah di qariah mereka.  Ternyata semasa pertengahan perjalanan mereka telah menyembelih semua pendakwah tersebut!
g.  Kesan di hati selepas mempelajari AsmaulHusna Al-Bathin--hati menjadi takut (khauf) akan azab Allah dan berharap (rajaa') agar Allah mengampunkan segala dosa serta merahmati-->orang mukmin akan terus melangkah dengan optimis untuk menyingkap fakta-fakta yang masih menjadi rahsia di alam semesta ini
h.  Applikasi nama Al-Bathin:
 i. Cari dan rasakan kewujudan Allah melalui akal dan pemikiran di sebalik alam semesta.  Dapatkan/kenali Allah melalui penciptaanNya
 ii.  Jangan menyampuk (urusan Allah) perkara yang bathin--terkait hati--jangan menghukum orang lain;  hanya Allah yang mengetahui perkara bathin--isi hati/niat seseorang.




77.  AL-MAULA/ AL-WALIYY

a.  Zat yang memiliki ilmu dan hikmah yang dengan ilmuNya itu Dia bertindak memberikan pertolongan kepada orang yang beriman dan bertaqwa sehingga hilanglah perasaan takut dan sedih, muncullah ketenangan dalam hati
b.  Al-Maula digandingkan dengan:  i. An-Nasir-->Perlindungan khusus: pertolongan, pembelaan, rahmat, ampunan (Q 22: 78--"...Maka laksanakanlah solat dan tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah kepada Allah.  Dialah pelindungmu, Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik pemberi pertolongan";  47: 11;  3 : 150)  ii.  Al-'Alimul Hakim --> Perlindungan umum ( 66: 2; 6: 62--"...Ketahuilah bahawa sega hukum (pada hari itu) ada padaNya.  Dan Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat"; 9: 51)
c.  Implikasi--> i. Cipta suasana ketenangan dalam hati.  Sesiapa yang berhubungan dengan Allah Al-Maula, akan dapat ketenangan.  Fitrah manusia-->lemah, tidak berdaya, keluh kesah, putus asa dsbnya.  Bergantunglah kepada Allah untuk minta pertolonganNya--ini akan mencipta satu ketenangan dalam jiwa kita.  Rujuk ayat:  i. Q 13: 28--" Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenang tenteram dengan mengingati Allah.  Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenang tenteram" ;  Q 9:51 --Katakanlah (Muhammad), "Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah buat kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang beriman bertawakkal" .
 ii. Natijahnya tidak takut dan tidak sedih (Q 41: 30-31)--Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), "Janganlah kamu berasa takut dan janganlah kamu bersedih hati, bergembiralah kamu dengan syurga yang telah dijanjikan kepadamu".  Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat, di dalam syurga itu kamu mendapat apa sahaja yang kamu inginkan dan yang kamu minta".
d.  Applikasi:  i. Hanya bergantung kepada Allah.  Rujuk:  9:51; 22:78 dan lihat huraiannya  ii. Jadilah anda sebagai seorang mukmin yang bertaqwa (41: 30-31)-->anda akan menjadi seorang wali.  Belajarlah dan kenalilah Allah:  Q 10: 62-63--"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kebimbangan pada mereka dan mereka tidak berdukacita,  (Iaitu) orang-orang yang beriman dan sentiasa bertaqwa".
iii.  Lindungi rakan kita yang mukmin dan bertaqwa, cintailah mereka
e.  Penutup--Kisah Umar Abd Aziz yang ketika menghadapi kematian -- Q7: 196--Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang menurunkan Kitab (Al-Quran).  Dia melindungi orang-orang yang soleh--tiada banyak harta yang ditinggalkan kepada anak-anaknya--tiada kerisauan kerana anak-anaknya telah diajar berpegang kepada Allah Al-Maula.




78.  AL-MUTA'ALIYIY

a. Zat yang memiliki ketinggian dari segi zat, sifat, kuasa, kedudukan, posisi dan sebagainya yang tidak dapat diatasi oleh sekutu-sekutuNya kerana ketinggianNya tidak dapat dipersepsikan oleh akal
b.  Sesuatu yang tidak dapat dipersepsikan oleh akal adalah tinggi, dan sesuatu yang boleh dipersepsikan oleh akal adalah rendah
c.  Di dalam Quran:  i. Al-Aliyy--2:255 --"...Dia Maha Tinggi, lagi Maha Besar".  ii. Al-A'la--87:1--"Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tinggi".    iii. Al-Muta'aliyiy--13:9 --" (Allah) yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nyata; Allah Maha Besar, lagi Maha Tinggi".
d.  Terkait asma Allah Subhanahuwata'ala ini terdapat begitu banyak dalil yang memperlihatkan ketinggian sifatNya terhadap makhluk ciptaanNya.  Bahkan di dalam Al-Quran terdapat lebih dari seribu ayat yang jelas menunjukkan ketinggian Allah
e.  Dalil-dalil dalam Quran berkaitan ketinggian Allah terbahagi dalam beberapa kategori:  i.  Posisi Allah yang berada di atas (6: 18)  ii. Uruj (naiknya) sesuatu kepada Allah (32: 5)   iii. 'diangkatnya' sebahagian makhluk kepadaNya (4: 158)  iv. Al-Quran diturunkan dari Allah langsung (39: 1)   v.  Allah berada di langit (67: 16-17)  vi.  berita yang disampaikan Allah tentang Fira'un yang ingin naik ke atas langit untuk melihat langsung Tuhannya Musa (40: 36)
f.  Implikasi memahami makna Allah Al-Muta'aliyiy-->Rasa diri yang sangat kerdil jika dibandingkan ketinggian Allah.  Hendaklah kita sentiasa tunduk, patuh, dan takut kepada Allah
g.  Applikasi memahami Allah Al-Muta'aliyiy:   i. Allah itu Maha Tinggi, maka rendahkanlah diri anda, tundukkanlah hawa nafsu dan ego anda.  Rujuk:  Q 45: 23--"Pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan dan Allah membiarkannya, dan Allah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakan penutup atas penglihatannya? Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk selepas Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pengajaran?";  Q 25: 43--"Sudahkah engkau (Muhammad) melihat orang yang menjadikan keinginannya sebagai tuhannya.  Adakah engkau akan menjadi pelindungnya?".  Mohonlah supaya Allah bukakan hati kita   ii.  Raihlah ketinggian-->Mohon kepada Allah supaya ditinggikan darjat kita disisiNya.  Berimanlah kepada Allah dengan mengikuti perintahnya dalam Al-Quran.  Rujuk: Q3:139--"Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, kerana kamu paling tinggi (darjatnya), jika kamu orang yang beriman".
iii.  Tafakur alam-->paksa diri melihat alam semesta dan rasakan diri anda kerdil.  Jadikan kebiasaan untuk memperolehi akhlak ketundukan kepada Allah.





79.  AL-BARRU ( Yang Maha Melimpahkan Kebaikan)

a.  Zat yang memiliki segala kebaikan/kurniaan sama ada umum (diberikan kepada orang mukmin dan kafir) atau khusus (diberikan kepada orang beriman sahaja);  lalu bertindak menawarkan kebaikan kepada semesta alam secara berterusan tanpa syarat
b.  Ayat Al-Quran yang ada perkataan Al-Barru ada satu--At-Thur 52: 28--"Sesungguhnya kami menyembahNya sejak dahulu.  Dialah Yang Maha Melimpahkan Kebaikan, Maha Penyayang".
Terkait dengan ayat sebelumnya 52: 25-27--Dan (dengan berada dalam nikmat itu) mereka berhadap-hadapan satu sama lain sambil bertanya-tanya.  Mereka berkata "Sesungguhnya kami dahulu, semasa berada dalam kalangan keluarga kami--selalu merasa cemas takut (daripada berlaku derhaka kepada Allah).  Maka Allah mengurniakan kami (rahmat dan taufiqNya), serta memelihara kami dari azab neraka". 
c.  Secara bahasa, kata Al-Barru memiliki 4 makna:  kejujuran, jenis bunyi-bunyian, daratan (simbol keluasan--terbentang luas), dan biji gandum (simbol banyak--setangkai gandum mempunyai banyak biji gandum)
d.  Beberapa bentuk kebajikan Allah:
i.  Allah selalu menginginkan kemudahan dan tidak menghendaki kesulitan kepada hambaNya. Contoh:  Orang musafir boleh solat jamak qasar; orang sakit boleh solat dikatilnya tanpa menghadap kiblat; solat dalam kenderaan yang bergerak tidak perlu menghadap kiblat
ii.  Allah menerima amal solih walaupun sedikit dan memberi pahala--pahala amalan soleh boleh diganda  dari 10 hingga 700 kali lipat atau lebih dari itu
iii.  Allah memaafkan dosa -- buka pintu taubat kepada hambaNya --walaupun banyak dosa telah dilakukan--Allah sangat gembira dengan taubat hambaNya
iv.  Allah mencatat pahala atas niat baik walaupun tidak sempat melakukannya; tetapi tidak mencatat dosa atas niat jahat selagi perkara jahat itu tidak dilakukan
v.  Allah menutup dosa-dosa hambaNya di dunia
vi.  Allah menangguhkan azab, memudahkan hambaNya bertaubat
e.  Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengingatkan:  Manusia lebih sibuk mengingati besarnya dosa yang pernah dilakukan dan menghitung betapa banyaknya dosa itu, namun mengabaikan betapa luasnya kebajikan Allah, betapa besar anugerah dan maafNya
f.  Merenung kebajikan Allah adalah langkah yang paling mulia untuk membuat hati tenang dan rindu padaNya, sentiasa mengingatiNya--Allah adalah zat yang paling dermawan, paling mulia dan paling penyayang
g.  Allah mencintai orang-orang yang melakukan kebajikan, sehingga Dia mendekatkan hati para hamba kepadaNya sesuai dengan kualiti kebajikan mereka.  Allah juga mencintai segala amal kebajikan lalu membalasnya dengan memberi petunjuk, kemenangan, dan darjat yang tinggi di dunia dan akhirat
h.  Implikasi memahami makna Al-Barru: Hati memiliki harapan yang kuat dan yakin-->jiwa menjadi tenang mengingati kebaikan yang meluas di sisi Allah, kebaikan dikurniakan tanpa syarat
i.  Applikasi Al-Barru:  i.  Contohi Rasulullah saw dan Nabi Ibrahim kerana mereka adalah uswah hasanah--mereka sangat dermawan.  Buatlah kebaikan tanpa syarat
ii.  Berusaha untuk membiasakan diri dengan kesempurnaan sifat-sifat Allah yang telah difahami.  Apabila telah biasa, ia akan menjadi akhlak:  Iman+Amal-->Sadiq-->Muttaqin
iii. Akhlah dengan Al-Barru yang paling tertinggi adalah berbuat baik dengan ibubapa--Birr al-Walidain. Rujuk Quran:  19: 14, 32  dan 17: 23-24
j.  Akhlak birr al- walidain akan menentukan kita berjaya dalam menyantuni insan lain.




80.  AT-TAWWAB  (Yang Maha Penerima Taubat)

a.  Zat yang memiliki pengetahuan tentang pelanggaran manusia lalu bertindak menganugerahkan pertaubatan bagi hamba-hambaNya yang dikehendaki dan penerimaan  taubat itu dengan magfirah dan kemaafan
b.  Sebutan At-Tawwab dalam Al-Quran sebanyak 13 kali dan semuanya dalam surah Madaniyyah-->terdapat banyak hukum-hukum dalam surah Madaniyyah. Maka pelanggaran hukum-hukum Allah memerlukan manusia bertaubat
c.  Nabi Adam adalah penduduk syurga yang diciptakan oleh Allah untuk merealisasikan 'ubudiyyah tertinggi kepada Allah-->iaitu bertaubat.  Rujuk Al-Quran 2:37--"Kemudian Adam menerima beberapa kalimah daripada Tuhannya lalu Dia pun menerima taubatnya.  Sungguh Allah Maha Penerima Taubat, lagi Maha Penyayang".
d.  Orang yang rugi adalah mereka yang mengetahui Allah Maha Pengampun dan Allah juga berkuasa menangguhkan hukuman sehingga waktu tertentu (Q 35:45) , tetapi mereka tidak memohon ampun kepadaNya
e.  Ada 2 jenis ampunan Allah: i. ampunan Allah yang bersifat umum bagi semua orang yang berbuat kejahatan, baik orang mukmin atau kafir.  Walaupun mereka menyakiti Allah dengan cacian, kesyirikan dan segala bentuk pelanggaran yang lain, namun Allah mengampuni mereka, memberi rezeki serta tetap mencurahkan nikmatNya kepada mereka, lahir dan batin--Allah menangguhkan siksa dan tidak mengabaikan mereka  ii. ampunan Allah yang bersifat khusus--iaitu ampunan yang dikhususkan bagi orang yang bertaubat, meminta ampun, selalu berdoa, rajin beribadah, dan orang-orang yang diberi ujian dan cobaan tetapi tetap bersabar dengan ujian itu.
f.  Di antara bentuk ampunan Allah, bahawa kebaikan dan amal solih seseorang boleh menghapus perbuatan buruk dan kesalahannya (Q 11: 114)--"Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan..."
g.  Hadis:  " Dan ikutkanlah (setelah) perbuatan jelek dengan kebaikan, perbuatan baik itu akan menghapus (dosa) perbuatan jelek tadi".  HR Ahmad, at-Tirmizi, al-Hakim, dan lainnya
h.  Bentuk lain pengampunan Allah adalah bencana dan musibah yang menimpa seorang hamba pada diri, anak, cucunya, akan menghapuskan dosa-dosanya.  Terutama jika hamba Allah tersebut berharap pahala dariNya serta bersabar dan redha atas terjadinya musibah tersebut
i.  Implikasi:  Qalbu (hati) merasa takut akan hukuman dosa yang dilakukan dan sedih akan dosa yang dilakukan-->maka segera bertaubat, lakukan amal soleh, bersedekah/zakat dll dengan iman dan taqwa-->mendapat ketenangan (saadah).  Rujuk Q 9: 102-104
j.  Applikasi:  i. Maka bertaubatlah!  Belajarlah  ilmu syariat Allah, lakukanlah amal soleh, dan menyesallah di atas segala kesalahan yang dilakukan.  Rasakan kegelisahan dalam jiwa apabila melakukan kesalahan  ii. Jika hati merasa gelisah melakukan sesuatu amal maka itu adalah tanda yang amal kita itu tidak diterima Allah.  Setiap amal yang dilakukan hendaklah ikhlas kerana Allah dan mengikut syariat yang ditetapkan.



81.  AL-MUNTAQIM (Yang Maha Penyiksa pihak yang bersalah demi keadilan)

a.  Perkataan Al-Muntaqim (bentuk tunggal) tiada dalam Al-Quran--bentuk jamaknya--Muntaqimun ada 3 kali.  Natijah dari tindakan Al-Muntaqim ada disebut dalam Al-Quran
b.  Makna bahasa:  Muntaqim-->Dzuntiqam=memiliki pembalasan.  Intaqam=pembalasan yang berbentuk hukuman, yantaqima=pembalasan, intiqaamatan=penolakan
c.  Dalam Al-Quran, ayat-ayat yang menunjukkan natijah dari tindakan Al-Muntaqin ialah: i. Zukhruf: 25; ii. Ali Imran: 4; iii. Al-Maidah: 95;  iv. Al-A'raf: 136;  v. Ar Rum: 47;  vi. Ibrahim: 47; vii. Sajdah: 22
d.  Objek sasaran bagi ayat-ayat yang menyebabkan Allah bertindak Al-Muntaqim ialah:
i. 43: 25 -- orang yang mendustakan para rasul
ii. 3: 4 -- Orang yang kufur dan ingkar akan ayat-ayat Allah.  Allah bertindak melalui keperkasaan dan kekuatanNya
iii. 5: 95 -- Orang yang mengulangi larangan Allah (membunuh binatang ketika dalam ihram).  Kesalahan pertama didenda dengan bayaran dam, kesalahan kedua mendapat azab Allah
iv. Orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan lalai dari mengingati Allah--> Ghafilin/ghaflah=orang yang sibuk dengan perkara remeh sehingga lupa perkara yang besar iaitu zikrullah
v.  Orang yang berbuat dosa='ajrimu.  Allah berjanji untuk menangkan orang yang beriman
vi. Orang yang menderhaka akan dibalas azab--Allah tidak akan munkiri janjiNya kepada rasul-rasul
vii. Orang yang berpaling dari Allah selepas diberi peringatan-->orang yang berdosa=Al-Mujrimin

e.  Berdasarkan ayat-ayat i-vii di atas, cuba konsepkan makna Al-Muntaqim berpandukan 3 fakta:  i. Allah Al-Aziz-->Berkuasa dan tidak dapat dikalahkan oleh lawanNya  ii. Bertindak membalas dengan azab--sesuatu yang menyakitkan kepada objek sasaran: al-mukazibun, kafirun, zalimun, mujrimun dan seumpamanya iii. Tujuan Allah mengazab orang yang berdosa adalah untuk tunaikan janji kemenangan kepada orang beriman, dan juga peringatan kepada orang yang berdosa supaya kembali ingatkan Allah
f.  Maka makna konsep Al-Muntaqim ialah:  Zat yang memiliki kuasa yang tidak dapat dikalahkan oleh lawanNya lalu dengan kuasa itu bertindak mengazab/membalas/menghukum dengan pedih orang-orang yang berdosa (objek sasaran dalam ayat-ayat di atas) bagi tujuan untuk menunaikan janji kemenangan kepada orang yang beriman dan memberi peringatan  kepada orang yang bedosa supaya kembali kepadaNya

g.  Implikasi Al-Muntaqim:  i. manusia perlu berhati-hati/waspada supaya tidak termasuk dalam golongan orang yang berdosa  ii.  timbul rasa takut akan azab Allah--berpotensi untuk ditimpa azab Allah  iii.  Sikap optimis orang beriman kerana yakin dengan janji Allah untuk berikan kemenangan iv.  Tidak lalai--sedar dan ingat Allah sentiasa

h.  Applikasi/praktis  Al-Muntaqim:  i. Sesiapa yang takutkan azab Allah, maka ketakutan itu akan mendorongnya melakukan kebaikan  ii.Manusia hendaklah mencontohi sifat/perbuatan Allah  iii.  Zikrullah --sentiasa ingat Allah supaya tidak ghaflah/lalai, tidak mengulangi kesalahan, tunaikan janji, tidak menghukum dengan tergesa-gesa, doa supaya rakan yang berdosa tidak ditimpa azab Allah

i.  Penutup surah Al-Maidah 5: 54--Orang mukmin yang sempurna akan bertindak membalas orang-orang kafir yang menentang ayat-ayat Allah.  Mereka bersifat lemah lembut  terhadap orang yang beriman dan berlaku tegas gagah terhadap orang-orang kafir.  Mereka berjuang dengan bersungguh-sungguh pada jalan Allah, dan mereka tidak takut kepada celaan manusia.




82.  AL- 'AFUW (Yang Maha Pemaaf)

a.  Kata 'Afuw' muncul dalam Al-Quran sebanyak 5 kali, semuanya merupakan sifat Allah swt.  Digandingkan dengan --Ghafur (penutupan dosa) atau --Qadira (kekuasaan)
b.  Makna bahasa:  'Afuw-->berkali-kali memaafkan,  'Aafin-->sekali memaafkan,  Ya'fuu-->yang memadamkan,  'Afwuu-->yang menambahkan
c.  Oleh itu Al-Ghafur adalah penutupan dosa sedangkan Al-'Afuw adalah penghapusan dosa.  Penghapusan dosa memiliki tekanan yang lebih kuat dari penutupan dosa.  Maka orang yang beruntung adalah mereka yang kerap bertaubat-->Allah akan tukarkan kesalahan kepada kebaikan serta ditambah lagi dengan kerahmatan dan kenikmatan.

d.  Dalil-dalil Al-Quran berdasarkan perbincangan nama 'Al-Afuw:
i.  4: 43  ii. 4: 99  iii. 4: 149  iv 22: 60  v. 58: 2  vi. 2:219

e.  Objek yang ditujukan bagi setiap ayat yang mendapat tindakan 'Afwu Allah ialah:
i.  4:43--Solat ketika mabuk adalah pelanggaran hukum Allah, jika bertaubat akan diampunkan Allah.  Begitu juga orang yang berhadas besar yang tidak mendapati air, maka Allah maafkan guna debu yang bersih (tayammum)
ii.  4:99--Orang yang tiada kemampuan/uzur untuk  berhijrah akan dimaafkan oleh Allah
iii.  4: 149-- Orang yang menzahirkan/menyembunyikan sesuatu kebaikan, atau orang yang memaafkan kesalahan orang lain--Allah telah terlebih dahulu melakukan kebaikan kepada manusia, dan Allah mampu untuk memadamkan segala kesalahan manusia.  Maka contohilah sifat Allah yang sempurna ini
iv.  22: 60--Sesiapa yang di membalas kejahatan orang, sama seperti yang dilakukan kepadanya, dimaafkan Allah.  Tetapi yang lebih dicintai Allah adalah orang yang membalas kejahatan dengan kebaikan
v.  58: 2--Orang yang menziharkan isterinya telah melakukan kemungkaran.  Allah memaafkan/ampunkan kesalahan.  Mereka dikenakan kaffarah sebelum boleh kembali bersama
vi.  2: 219--Orang yang mendermakan apa-apa yang berlebihan dari keperluan mereka, Allah akan meberikan kelebihan kepada mereka

f.  Makna istilah Al-'Afwu--Zat yang memiliki kekuasaan lalu dengan kekuasaan itu bertindak memadamkan kesilapan manusia dan memberikan kebaikan kepadanya bertujuan supaya manusia selamat dari hukuman

g.  Applikasi mempelajari Al-'Afwu:
i.  Fussilat  41: 34--Tolaklah (kejahatan yang ditujukan kepadamu) dengan cara yang lebih baik.  Maka dengan demikian orang yang menaruh rasa permusuhan terhadapmu, dengan serta merta akan menjadi seolah-olah seorang sahabat karib
ii.  An-Nur  24:  22--Janganlah orang yang berharta bersumpah tidak mahu lagi memberi bantuan kepada kaum kerabat (yang melakukan kesalahan kepadanya--merujuk kepada Saidina Abu Bakar--sebab turun ayat) dan orang-orang miskin...lupakan kesalahan orang itu,  tidakkah kamu suka Allah mengampunkan dosa kamu?  Allah Maha Pengampun lagi Maha Mengasihani
iii. Ali Imran 3: 134--Orang yang bertaqwa ialah orang yang  mendermakan harta pada masa senang dan susah, dan orang yang menahan kemarahannya, dan orang yang memaafkan kesalahan orang lain, dan ingatlah Allah mengasihi orang yang berbuat perkara-perkara yang baik

h.  Kesan mencontohi sifat Al-'Afwu--hati menjadi tenang dan sentiasa bergembira.  Ketika melakukan kesalahan, akui kesalahan itu--mohon ampun dan bertaubat kepada Allah--> Allah akan memberikan kebaikan dan rahmatNya.



83.  AR-RA'UF (Yang Maha Belas Kasih)

a.  Ar-Ra'uf -- berasal dari kata dasar wa'afaa, yar'afu (belas kasih), ra'afun, ra'ifun (orang yang menaruh belas kasih)..Ra'ifun -->apabila tindakan dilakukan berkali-kali --> membawa makna Ar-Ra'uf
b.  Di dalam Al-Quran Ar-Ra'uf sering digandingkan dengan Ar-RahimAr-Ra'uf --tindakan Allah sebelum berlakunya musibah, sedangkan Ar-Rahim adalah tindakan Allah selepas berlakunya musibah.  Berikut disenaraikan beberapa ayat Al-Quran yang menyebutkan ihwal asma Ar-Ra'uf beserta maknanya yang terkandung dalam konteks ayat yang diakhiri dengan asma ini:

i.  2: 143--"...Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.  Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia."  Objek=orang yang beriman.  Tindakan Ra'uf Allah=menjaga,  memupuk dan memberi taufik untuk menambah keimanan mereka
ii.  2: 207--"Dan di antara manusia ada yang mengorbankan dirinya untuk mencari keredhaan Allah dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hambaNya."  Objek=Hamba-hamba yang mengorbankan diri untuk mencari keredhaan Allah.  Tindakan Ra'uf Allah=memberikan taufik kepada mereka agar melakukan pengorbanan dan menjanjikan pahala besar dan tempat kembali yang terbaik bagi mereka
iii.  3: 30--"Ingatlah pada hari setiap jiwa mendapat balasan....Dan Allah memperingatkan kamu akan siksaNya.  Allah Maha Penyayang terhadap hamba-hambaNya."  Objek=Hamba-hambaNya.  Tindakan Ra'uf Allah--memberi peringatan tentang balasan kebajikan dan kejahatan di akhirat
iv.  9: 117--"Sungguh, Allah telah menerima taubat Nabi, orang Muhajirin dan Ansar, yang mengikuti Nabi pada masa-masa sulit, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling....Sesungguhnya Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada mereka."    Objek=Orang-orang yang bertaubat.  Tindakan Ra'uf Allah--menganugerahkan dan memberi taufik kepada mereka untuk bertaubat, dan menerima taubat mereka, serta meneguhkan mereka dalam pertaubatan itu
v.  16: 4-7--"Dia menciptakan manusia....Dan haiwan ternakan...untuk kamu padanya ada bulu yang menghangatkan dan pelbagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan....Sungguh, Rabbmu Maha Pengasih, Maha Penyayang."  Objek=Manusia.  Tindakan Ra'uf Allah--menundukkan banyak haiwan ternakan demi kemaslahatan dan bermanfaat kepada manusia
vi.  16: 45-47--"Maka apakah orang yang membuat tipu daya yang jahat itu, merasa aman (dari bencana)....Allah mengazab mereka...waktu dalam perjalanan...atau Allah mengazab mereka dengan berangsur-angsur (sampai binasa).  Maka sungguh Rabbmu Maha Pengasih, Maha Penyayang."  Objek=Orang yang berbuat kejahatan.  Tindakan Ra'uf Allah--menangguhkan hukuman (Al-Halim) kepada orang-orang yang bermaksiat dan tetap memberikan kesejahteraan dan rezeki (Ar-Rahman) kepada mereka, padahal mereka telah menyakiti Allah serta waliNya;  bahkan Allah membukakan pintu taubat dan mengajak mereka supaya meninggalkan perbuatan dosa dan menjanjikan keampunan
vii.  22: 65--"...Allah menundukkan bagi manusia apa yang ada di bumi....Dan dia menahan (benda-benda) langit agar tidak jatuh....Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia."  Objek--Manusia.  Tindakan Ra'uf Allah--menundukkan segala yang ada di bumi untuk manusia dan menahan langit agar tidak jatuh ke bumi
viii.  24: 20--"Dan kalau bukan kerana kurnia Allah dan rahmatNya kepadamu (niscaya kamu akan ditimpa azab yang besar). Sungguh, Allah Maha Penyantun, Maha Penyayang."  Objek=Manusia.  Tindakan Ra'uf Allah--mengurniakan rahmatNya (kemurahan Allah).  Maka manusia hendaklah memohon kemurahan Allah, bukan keadilan Allah
ix.  57: 9--"Dia yang menurunkan ayat-ayat yang terang (Al-Quran) kepada hambaNya (Muhammad) untuk mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya.  Dan sungguh, terhadap kamu Allah Maha Penyantun, Maha Penyayang."  Objek=Manusia.  Tindakan Ra'uf Allah--menurunkan ayat-ayatNya (Al-Quran) dan memberi petunjuk kepada manusia
x.  59:10--"...mereka berdoa: 'Ya Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman terlebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman.  Ya Rabb kami, sungguh, Engkau Maha Penyantun, Maha Penyayang."  Objek=Hamba-hambaNya yang beriman.  Tindakan Ra'uf Allah--Mengikat persaudaraan di antara oang-orang yang beriman dengan simpul keimanan, ikatan agama, mencintai orang-orang beriman terdahulu dan mendoakan kebaikan untuknya.

c.  Makna istilah Ar-Ra'uf--Zat yang memiliki sifat penyayang lalu bertindak  memberikan belas kasih kepada manusia dengan memberikan manfaat untuk urusan dunia dan akhirat bertujuan untuk melindungi manusia dari keburukan

d.  Applikasi:  Contohilah sifat Ra'uf Allah--berkasih sayanglah dengan sesama insan.  Berikan bantuan secara ikhlas kepada mereka yang dalam kesusahan mengikut kemampuan masing-masing

e.  Implikasi:  Malulah dengan Allah untuk melakukan dosa--Allah Maha Penyayang lagi Maha Pengasih--terlalu banyak nikmat yang diberikan kepada hambaNya.




84.  MALIK AL-MULK  (Pemilik Kerajaan)

a.  Dalam Al-Quran, kata "Malik" terdapat 5 kali.  Khusus rangkaian kata "Malik Al-Mulk" terdapat 1 kali dalam Al-Quran.  Makna bahasa Al-Malik-->Allah Yang maha Raja atau Yang Maha Berkuasa.  Sedangkan Allah Malik Al-Mulk-->Allah Pemilik Kerajaan, atau raja dari raja
Makna bahasa:  i. Maalikun-->Yang Memiliki (Q 1:4, 3:26)  ii.  Malikun-->Yang Mengatur (Q 59: 23, 62:1, 114: 2)   iii.  Maliikun-->Yang Memiliki dan Yang Mengatur  (Q 54: 54-55)

b.  Untuk mendapatkan makna dan konsep Maliikun dalam Al-Quran, rujuk:  i. Q 5: 17  ii. 48: 11 iii. 3: 26  iv. 54 : 54-55
i. Q5:17--"....Siapakah yang dapat menghalang kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan al-Masih Isa putera Maryam serta ibunya dan seluruh (manusia) yang berada di bumi?  Dan milik Allah lah kerajaan langit dan bumi, dan apa yang ada di antara kedua-duanya...."  Tindakan Allah al-Malik:  Berkuasa membinasakan makhluk
ii. 48: 11--"....Maka siapakah yang dapat menghalang kehendak Allah jika Dia mahu bencana menimpa kamu atau jika dia mahu keuntungan bagimu?...."    Tindakan Allah al-Malik:  Berkuasa menimpakan bencana (keburukan) atau memberikan keuntungan/manfaat (kebaikan) kepada manusia
iii.  3: 26--"....Engkau berikan kekuasaan kepada siapa yang Engkau kehendaki, dan Engkau menarik kekuasaan daripada siapa yang Engkau kehendaki, Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau menghinakan siapa yang Engkau kehendaki.  Di tangan Engkaulah segala kebaikan.  Sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa atas segala sesuatu."   Tindakan Allah al-Malik:  Memberi kuasa/menarik kuasa,  memuliakan/menghinakan manusia.  Semua tindakanNya adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri
iv.  54: 54-55--"Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada di taman-taman dan sungai-sungai.  Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa"   Tindakan Allah al-Malik:  Memberikan balasan--nikmat syurga kepada orang-orang yang bertaqwa

c.  Maka istilah dalam Al-Quran Al-Malik ialah:  Zat yang memiliki segala apa yang dinikmati manusia lalu dengan pengetahuan dan kekuasaanNya Dia bertindak (memberi dan menarik segala apa yang dinikmati manusia) bertujuan untuk mewujudkan kebaikan/kemaslahatan  bagi manusia

d. Kesan/Implikasi memahami makna Allah al-Malik:  Manusia hanya bergantung kepada Allah--segalanya telah ditentukan oleh Allah.  Yakinlah bahawa segala tindakan Allah dilakukan dengan ilmu pengetahuan yang sempurna dan pasti ada hikmah disebaliknya

e.  Hidup manusia ibarat roda--ada masa kita di atas dan ada masa kita di bawah.  Semasa kita di bawah mungkin Allah sedang menguji kita; jika kita bersabar dan lalui ujian dengan tenang, Allah akan memberikan ganjaran yang baik untuk kita

f.  Applikasi:  Menguasai, mengatur dan membimbing syahwat yang diberikan oleh Allah.  Bimbing syahwat ke arah yang baik megikut taqlif, dan bukan mengikut hawa nafsu dan bisikan syaitan--contoh;  Nabi Yusof menguasai syahwatnya apabila menghindari ajakan Zulaikha.  Manusia adalah raja bagi dirinya sendiri dan syahwat adalah hambanya.




85.  DZUL JALALI WAL IKRAM  (Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan)

a.  Nama Dzul Jalali wal Ikram tercantum dalam al-Quran dalam 2 ayat di surah Ar-Rahman-- 55: 27 dan 55: 78

b.  Q 55:27--"Tetapi Zat Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan"--Dari ayat 1 hingga ayat 26 menekankan Allah Dzul Jalali wal Ikram dalam konteks duniawi.  Setiap kejadian Allah pasti ada kenikmatan/kemaslahatan untuk manusia.  Matahari, bulan, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, bunga-bungaan, langit, lautan--segalanya dalam alam semesta adalah diciptakan oleh Allah untuk kenikmatan/kemaslahatan manusia

c.  Q 55: 78--"Maha Suci nama Tuhanmu Pemilik Keagungan dan Kemuliaan"--Dari ayat 28 hingga ayat 77 pula menekankan Allah Dzul Jalali wal Ikram dalam konteks akhir.at  Orang yang berdosa akan diazab dalam neraka--tindakan Al-Jalal Allah dan orang yang beriman akan dikurniakan syurga yang penuh dengan kenikmatan--tindakan Al-Ikram Allah

d.  Maka apakan hubungan Dzul Jalali wal Ikram dengan Allah Ar-Rahman?  Allah Maha Pemurah--Dia memberi apa yang dipohon oleh manusia maka bersyukurlah  dengan pemberianNya (tindakan Al-Ikram Allah) dan sekiranya manusia kufur nikmat atau tidak mensyukuri nikmat, Allah akan mengazabnya (tindakan Al-Jalal Allah).  Maka setiap pemberian Allah hendaklah disyukuri dan dalam masa yang sama (timbul rasa) takut seandainya pemberian itu adalah penyebab kepada istidraj

e.  Jiwa manusia Mempunyai 3 tahap:  i. Takut buat maksiat  ii.  Berharap dengan melakukan ketaatan untuk mendapatkan balasan syurga  iii.  Melakukan ketaatan kerana cinta kepada Allah--ini adalah tahap yang tertinggi.  Maka ibadah dibina di atas rasa takut, harap, dan cinta kepada Allah

f.  Makna istilah dalam Al-Quran Dzul Jalali wal Ikram ialah:   Zat yang memiliki (Pemilik) keagungan dan kemuliaan (kekayaan, kedermawanan, kurnia, nikmat) lalu bertindak mengazab manusia yang kufur nikmat/kafir dan mengurniakan nikmat/rahmat kepada manusia yang mengharapkan akan nikmat dengan melakukan ketaatan; dan tindakan ini bertujuan untuk kekhusyukan (ketundukan) manusia kepadaNya

g.  Strategi syaitan menggoda manusia dari arah depan, belakang, kiri dan kanan (Al-A'raf: 16-17).  Syaitan tidak mampu menggoda manusia yang beriman dari 2 arah:  i. Atas --manusia yang berdoa dengan rasa fakir dan memohon kurniaan-- tindakan al-Ikram Allah ii. Bawah --manusia yang bersujud dengan rasa hina di hadapan Allah dan memohon keampunan-- tindakan al-Jalal Allah

h.  Implikasi mempelajari Asmaul Husna Dzul Jalali wal Ikram--Manusia merasa hina dan fakir di hadapan Allah

i.  Applikasi mempelajari Dzul Jalali wal Ikram--Manusia bersandar hanya kepada Allah--bersujud dan berdoalah/mintalah kepada Allah.  QS Ghafir: 60--"...Berdoalah kamu kepadaKu niscaya Aku perkenankan....Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa kepadaKu, akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina".

j.  Hadith berkaitan:  Di dalam kitab Al-Musnad tercantum sebuah hadith dari Rabi'ah bin Amir ra, ia berkata:  Aku mendengar Nabi saw bersabda:  "Perbanyakkanlah kalian (berdoa padaNya) dengan menyebut asmaNya Dzul Jalali wal Ikram (Wahai Zat yang memiliki keagongan dan kemuliaan)". (HR Ahmad)

k.  Hadith berkaitan:  Dalam Shahih Muslim tercatat hadith dari Tsauban, ia berkata bahawasanya Rasulullah saw sesudah solat selalu membaca istigfar sebanyak 3 kali lalu beliau berdoa yang bermaksud:  "Ya Allah, Engkaulah as-Salam (Yang Maha Memberi keselamatan).  DariMu jugalah keselamatan.  Maha Suci Engkau, wahai Zat yang memiliki keagungan dan kemuliaan".




86.  AL-MUQSHIT (Yang Maha Adil)

a.  Perkataan Al-Muqshit yang menunjuk pada sifat Allah tiada dalam Al-Quran, tetapi dalam bentuk jama' -- 'Muqshit un' terdapat di beberapa ayat dan pelakunya adalah manusia
b.  Akar kata Al-Muqshit adalah al-qisth bererti adil/bahagian.  Qasatha=mengambil hak orang lain, dan pelakunya disebut qasith=berlaku aniaya.  Orang yang memberi bahagian orang lain yang memang merupakan haknya, dipangggil Muqshit=pelaku keadilan
c.  QS Ali Imran 3: 18--" ....Yang sentiasa mentadbirkan (seluruh alam) dengan keadilan....".  Perkataan qaiman bil qisti merujuk kepada tindakan Allah menegakkan keadilan.  Allah sentiasa berlaku adil dalam segala tindakanNya, maka janganlah kita mengeluh dengan takdirNya
d.  Makna istilah Al-Muqshit menurut Al-Quran boleh diperolehi dengan mengupas ayat-ayat berikut:  Al-Maidah 5: 42, Al-Hujurat 49:9, Al-Mumtahanah 60:8, An-Nisa' 4:135, Al-Maidah 5: 8

e.  Al-Maidah 5:42-- Tindakan membuat keputusan--tegakkan keadilan dalam menghukum.  Hukumlah pelaku dosa (pendusta, rasuah dsbnya) dengan adil, kerana Allah mengasihi orang-orang yang berlaku adil

f.  Al-Hujurat 49:9--  Pertelingkahan antara 2 kumpulan--Damaikan perang/pertelingkahan  antara dua pihak orang yang beriman dengan adil (menurut hukum Allah), serta berlaku adil dalam segala perkara--mesti ada yang bertindak sebagai qaiman bil qisti 

g.  Al-Mumtahanah 60: 8-- Adil kepada orang kafir. Berbuat baik dan berlaku adil kepada kaum kafir (zimmi)-->kafir yang tidak memerangi kerana agama dan tidak mengeluarkan kamu dari kampung

h.  An-Nisa' 4: 135--Menegakkan keadilan dan jika menjadi saksi terangkan kebenaran sekalipun terhadap diri sendiri atau kaum kerabat.  Jangan turutkan hawa nafsu supaya tidak menyeleweng dari keadilan

i.  Al-Maidah 5: 8--Jangan sekali-kali kebencian kamu terhadap sesuatu kaum itu mendorong kamu kepada tidak melakukan keadilan.  Berlaku adil kepada sesiapa sahaja kerana sikap adil itu lebih hampir kepada taqwa

j.  Makna istilah mengikut Al-Quran bagi Al-Muqshit ialah:  Zat yang memiliki keperkasaan yang tidak dapat dikalahkan lalu bertindak menerapkan keadilan untuk seluruh makhluk sehingga terciptanya hikmah

k.  Implikasi Al-Muqshit-- berlaku adil kepada sesiapa sahaja  dalam apa sahaja tindakan yang diambil

l.  Applikasi Al-Muqshit--di antaranya ialah: i. berlaku adil dengan anak-anak/cucu-cucu  ii.  Harta anak-anak yatim jangan diambil  iii. sembah Allah, bukan yang lain  iv.  letakkan bahagian pada tempatnya  v.  hukum dengan adil  vi.  bina persepsi yang baik terhadap orang lain

m.  Hadis:  Kisah perselisihan antara saidina Abu Bakar dengan Rabi'ah di mana saidina Abu Bakar telah mengeluarkan kata-kata yang tidak baik kepada Rabi'ah.  Beliau kemudian memohon supaya Rabi'ah kembalikan kata-kata tersebut kepadanya. Rabi'ah enggan.  Maka mereka jumpa Rasulullah saw untuk selesaikan pertelingkahan. Tindakan adil Rasulullah saw:  membenarkan tindakan Rabi'ah dan memohon supaya Rabi'ah doakan saidina Abu Bakar mendapat keampunan dari Allah swt.




87.  AL-JAMI' (Yang Maha Menghimpun)

a.  Jami' berasal dari kata jama'a -->menghimpun atau mengumpulkan.  Bentul fa'il, jami' bermakna 'yang menghimpun'
b.  Dalam Al-Quran, lafaz jami' ditemui dalam: i. Ali Imran: 9 ii. An-Nisa':  87 &140 iii. Al-An'am: 12  iv. Al-Kahfi: 99  v. Saba': 26  vi. Al-Jatsiyah: 26  vii. As Syura: 29  viii. At-Taghabun: 9  ix. Al-Mursalat: 38
c.  Saba': 26--Katakanlah, "Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia yang Maha Pemberi Keputusan, lagi Maha Mengetahui"
d.  At-Jathiyah: 26--Katakanlah, "Allah yang menghidupkan kemudian mematikan setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak diragukan lagi tetapi manusia tidak mengetahui"
e.  Ali Imran: 9--"Ya Tuhan kami, Engkaulah yang mengumpulkan manusia pada hari yang tidak ada keraguan padanya.  Sesungguhnya Allah tidak memungkiri janji".  Semua Nabi akan dikumpul bersama umatnya masing-masing
f.  An-Nisa': 140--"....Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang munafik dan orang kafir di neraka Jahanam".
g.  An-Nisa': 87--"Allah, tiada Tuhan selain Dia.  Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tiada keraguan akan terjadinya. Siapakahyang lebih benar perkataan(Nya) daripada Allah?".  Sifat Allah--Al-Wahid
h.  Al-An'am: 12--"....Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak diragukan lagi.  Orang-orang yang merugikan dirinya, mereka itulah tidak beriman."
i.  Al-Kahfi: 99--"....lalu Kami himpunkan makhluk-makhluk seluruhnya di padang Mahsyar".  
j.  As Syura: 29 --Allah cipta hidupan yang melata.  Semua dikumpulkan dan dibangkitkan apabila Dia kehendaki
k.  At-Taghabun: 9--Allah menghimpunkan semua untuk dihisab-->yang beriman dan beramal soleh masuk syurga dan sebaliknya yang tidak beriman masuk neraka
l.  Al-Mursalat: 38--"Inilah hari keputusan, (pada hari ini) Kami kumpulkan kamu dan orang-orang yang terdahulu"

m.  Makna istilah mengikut Al-Quran bagi Al-Jami' ialah: Zat yang memiliki kuasa mutlak yang hanya Dia sahaja yang punya kuasa dan pengetahuan (Al-Qadir, Al-Wahid, Al-'Alim) lalu bertindak mengumpul seluruh makhluk pada hari kiamat untuk dilakukan penghisaban bertujuan untuk mendapatkan pembalasan yang seadil-adilnya di mahkamah akhirat.




88.  AL-GHANIY dan 89.  AL-MUGHNIY

a.  Al-Ghaniy bermakna Yang Maha Kaya/Cukup--ditemukan sebanyak 18 kali dalam Al-Quran.  Al-Mughniy bermakna Yang Menberi kekayaan dan kecukupan.  Kupasan berikut adalah merujuk kepada kedua-dua nama--Al-Ghaniy dan Al-Mughniy
b.  Al-Ghaniy berasal dari perkataan ghana, yagni, ghina' dan ghaniyyu--bermakna Allah maha cukup dan tidak memerlukan
c.  Di antara ayat-ayat Al-Quran berkaitan Al-Ghaniy:  i. Al-An'am 6: 133  ii. Fatir 35: 15 iii. Luqman 31: 26  iv. An-Naml 27: 40  v. Al-Ankabut: 29: 6 vi. At-Taghabun 64: 6  vii.  Ibrahim 14: 8  viii. Muhammad 47: 38  ix. Al-Baqarah 2: 267  x. Yunus 10: 68

d.  Ibrahim 14: 8--"Jika kamu dan orang yang ada di bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya, Maha Terpuji".  Apabila Allah perintahkan infak harta ke jalanNya, kita bakhil-->tabiat manusia memang bakhil.  Sebenarnya manusia bakhil terhadap dirinya sendiri.  Allah sedikit pun tidak berhajat kepada manusia, manusialah yang miskin dan sentiasa berhajat kepadaNya dalam segala hal
e.  An-Naml 27: 40--"....sesiapa yang tidak bersyukur (maka tidaklah menjadi hal kepada Allah), kerana sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya, lagi Maha Pemurah"
f.  Al Baqarah: 267--"....Belanjakanlah (pada jalan Allah) sebahagian dari hasil usaha kamu yang baik-baik....".  Pada hari pembalasan orang kufur berkata alangkah baiknya kalau dapat berlepas diri--(di saat bila Allah lihatkan amal-amal mereka) yang mendatangkan penyesalan yang amat sangat dan mereka tidak dapat keluar dari neraka
g.  Al-An'am 6: 133--"Dan Tuhanmu Maha Kaya, lagi melimpah-limpah rahmatNya"
h.  Fatir 35: 15--"(Oleh kerana Allah menguasai segala-galanya, maka) wahai umat manusia, kamulah yang sentiasa berhajat kepada Allah (dalam segala perkara), sedang Allah Dia lah sahaja Yang Maha Kaya, lagi Maha Terpuji"
i.  Luqman 31: 26-- Allah memiliki semua apa yang ada di langit dan di bumi--Allah yang Maha Kaya, Maha Terpuji (tidak memerlukan sesuatu apa pun)
j.  An-Naml 27: 40--Bukti yang cukup Allah tidak perlukan apa-apa--baik/buruknya kita tidak mengurangi apa-apa pun di sisi Allah
k.  Al-Ankabut 29: 6--Jika kita berjihad ia adalah untuk diri sendiri.  Allah Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu  dari seluruh alam.  Jika lakukan sesuatu bagi tujuan untuk mendapatkan sesuatu itu tandanya kita fakir
l.  At-Taghabun 64: 6--Orang yang ingkar dan berpaling dari Allah adalah untuk dirinya--Allah tidak memerlukan mereka, Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji
m.  Yunus 10: 68--Allah tidak perlukan manusia apa lagi anak seperti kepercayaan orang Yahudi dan Nasrani.  Allah Maha Suci, Maha Kaya dan milikNya apa yang ada di langit dan di bumi

n.  Makna istilah mengikut Al-Quran bagi Al-Ghaniy ialah:  Zat yang memiliki kecukupan yang mutlak (sempurna dari segi Zat,Sifat dan perbuatanNya lalu bertindak mencukupkan hamba-hambaNya yang perlu untuk dicukupkan dan hasil tindakanNya tiada keperluan terhadap makhlukNya, sebaliknya seluruh makhluk perlukan Dia.





90.  AL-MANI' (Yang Maha Menahan/Mencegah)

a.  Katanama  Al-mani' bermakna cegah/tahan.  Kata perbuatannya ialah Al-Man'u-->maknanya boleh diapplikasi kepada banyak jenis perbuatan Allah dalam Asmaul Husna:  Al-Aziz, Al-Hafidh, Al-Muhaimin, Ar-Rauf, dan Ar-Razaq
b.  Al-Man'u berasal dari kata dasar mana'a, yamna'u, maani'u yang bermakna menahan atau mencegah.  Perkataan imsak bermakna penahan
c.  Di antara ayat-ayat Quran untuk mendapatkan konsep Al-Man'u:  i. Yunus 10:197  ii. Al-Anbiya' 21: 42-43  iii. Fatir  35: 2  iv.  Az-Zumar  39: 38.  Berikut diterangkan secara ringkas maksud ayat-ayat tersebut

d.  Yunus 19: 107--Jika Allah mengenakan bahaya, tiada siapa yang dapat menghapuskannya kecuali Dia.  Jika Allah menghendaki kebaikan untukmu, tiada siapa yang dapat menghalang kurniaNya.  Allah menahan mudharat untuk memberi rahmat,  Allah menahan rahmat untuk mendatangkan mudharat/musibah.  Allah menahan sesuatu yang dikehendakiNya dengan ilmu pengetahuanNya

e.  Al-Anbiya' 21 :42-43--Allah Ar-Rahman yang memelihara manusia malam dan siang.  Adakah tuhan lain yang dapat mencegah manusia dari azab Allah?  Tentunya tiada.  Malah tuhan lain yang disembah tidak mampu untuk menolong dirinya sendiri

f.  Fatir  35:2--Man'u terhadap rahmat, kerana Allah Al-Aziz, tiada yang boleh menghalangNya dari memberi atau menahan rahmatNya.  Allah menghadirkan kebijaksanaanNya dalam segala tindakanNya.  Oleh itu manusia hendaklah tetap bahagia dalam apa jua keadaan--dapat/tidak mendapat rahmatNya.

g.  Az Zumar  39: 38--Allah yang menahan bahaya/rahmat; tuhan lain/berhala tidak mampu/tiada kuasa.  Allah menahan bahaya dengan memberikan rahmat.  Maka serahkan segala urusan kepada Allah (tawakkal) kerana Allah pemilik segala kuasa.  Kalau ada yang buat jahat kepada kita jangan dimarahi kerana semuanya adalah dengan kehendak Allah.  Jadilah hamba Allah, bukan hamba dunia.  Hamba dunia pasti akan menghadapi banyak kekecewaan

h.  Makna Al-Mani' mengikut Al-Quran ialah:  Zat yang Maha Berkuasa bertindak menahan sesuatu dari hamba-hambaNya yang dikehendakiNya bertujuan semata-mata untuk mendatangkan hikmah

i. Implikasi:  Tiada rasa marah/dendam dalam diri kerana menyedari segala yang berlaku adalah ketentuan Allah

j.  Applikasi:  i. Jangan marah/benci atas apa yang berlaku kerana Allah yang menahan/mengizin sesuatu perkara untuk berlaku ii. Tahan diri dari mengikut hawa yang membuat kita masuk ke neraka  iii. Carilah redha Allah, bukan redha manusia.  Jangan habiskan air muka/mata hanya untuk cari redha manusia