Monday 12 March 2018

QAWA'ID QURANIYYAH

Rujukan:
50 Prinsip pokok ajaran Al-Quran:  Bekal membangun jiwa yang kuat dan peribadi yang luhur/  Oleh Dr Umar bin Abdullah Al-Muqbil

Dibimbing oleh Ustazah Dr Sholihah Kaswari

Muqadimah:
Salah satu kemukjizatan al-Quran adalah kandungan ilmiah dan hikmah yang luas di dalamnya yang hingga saat ini, masih saja ada hal-hal baru yang berhasil dimunculkan oleh para ulama.  Salah satu sisi kemukjizatan dalam al-Quran adalah terdapatnya prinsip-prinsip dasar dari nilai diri dan kehidupan manusia didalamnya, yang tersusun dari kata-kata yang singkat, tetapi mengandungi makna yang besar, luas, dan universal.

Ringkasan Nota 50 Prinsip Pokok Ajaran Al-Quran:

1.  Al-Baqarah: 83--"Dan ucapkanlah kata-kata baik kepada manusia"

a.  Para ulama berkata " Ucapan yang baik itu meliputi baik dalam lafaznya, dan baik dalam maknanya, maka lafaznya harus lembut, halus, tidak kaku, dan tidak keras, serta maknanya juga harus baik, kerana setiap ucapan yang bagus adalah baik, dan setiap ucapan yang baik adalah bagus"
b.  Al-Isra: 23--"Dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia"
c.  Adh-Dhuha:  10--"Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu mengherdiknya"
d.  Al-Furqan: 63--"Dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan"
e.  Di antara aplikasi ayat ini adalah dalam i. berdakwah--perlu berhikmah  ii. interaksi dengan ibubapa  iii. interaksi suami-isteri  iv.  interaksi dengan anak-anak  v. interaksi dengan pegawai dan pembantu
f.  Bahaya meninggalkan kaedah ini--Allah berfirman dalam surah Al-Isra:53--"Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka"


2.  Al-Baqarah:  216--"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu"

a.  Manusia terkadang apabila ditimpa takdir yang menyakitkan yang tidak disukai oleh dirinya, maka mungkin saja ia tidak sabar dan bersedih  lalu mengira takdir tersebut  adalah pukulan yang memusnahkan harapan dan hidupnya;  namun kemudian ternyata takdir tersebut telah mendatangkan kebaikan dari arah yang tidak diketahui
b.  Ada manusia yang berusaha dalam sesuatu yang kelihatan baik, berjuang bermati-matian untuk mendapatkannya; tetapi ternyata yang terjadi adalah kebalikan dari apa yang ia inginkan
c.  Peperangan--Allah menetapkan bagi kaum mukmin kebaikan, kemuliaan, dan kewibawaan setelah berperang, padahal para sahabah Nabi saw sebenarnya tidak menyukai pilihan berperang
d.  Ketika Abu Salamah meninggal dunia,  Ummu Salamah berdoa seperti yang diajarkan Rasullulah saw: "...Ya Allah, berilah pahala kepadaku dalam musibahku dan berilah gantinya untukku dengan yang lebih baik dari nya".   Maka Allah memberikan gantinya yang lebih baik--Rasulullah saw
e.  Di antara kelembutan Allah terhadap hamba-hambaNya, adalah: "Bahawasanya Dia mentakdirkan bagi mereka berbagai macam musibah, ujian dan cobaan dengan perintah dan larangan yang berat adalah kerana kasih sayang dan kelembutanNya kepada mereka, dan sebagai tangga untuk menuju kesempurnaan dan kesenangan mereka".


3.  Al-Baqarah:  237--"Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu"

a.  Ayat ini datang dalam konteks ayat talak--apabila berlaku perceraian, suami isteri janganlah melupakan interaksi baik yang pernah terjadi di antara mereka
b.  Kaidah ini datang setelah arahan untuk memaafkan--"kecuali jika isteri-isterimu itu memaafkan atau dimaafkan oleh orang yang memegang ikatan nikah".  Itu semua adalah untuk menambah motivasi dalam memaafkan dan saling memberikan kebaikan duniawi.  Memaafkan boleh mendekatkan yang jauh kepada anda dan membuat musuh berubah menjadi teman
c.  Walaupun lupa adalah perkara yang alami, yang mana manusia tidak mampu menolaknya, tetapi ayat yang mulia ini datang untuk menekankan agar tidak lupa, dan yang dimaksudkan di sini adalah melalaikan dan minimanya perhatian
d.  Imam  asy-Syafi'i berkata:  " Orang yang merdeka adalah orang yang menjaga rasa cinta yang terjadi dalam sesaat, dan mengambil manfaat darinya walaupun hanya satu kata".
e.  Sebahagian ulama berkata:" Di antara berkahnya rezeki:  seorang hamba tidak melupakan keutamaan (yang terjadi) dalam muamalahnya...."


4.  Al-Qiyamah:  14-15--"Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri, meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya"

a. Ini adalah salah satu kaidah interaksi dengan jiwa,  salah satu sarana untuk mengobati dari penyakit jiwa dan cara untuk meningkatkan penyucian diri
b.  Walaupun manusia berusaha untuk membela dirinya dengan pelbagai alasan di atas kebatilan yang dilakukan, tapi ia sangat mengetahui apa yang dikatakan dan dilakukannya.  Maka tidak ada yang lebih bisa menyaksikan dan mengetahui apa yang ada dalam dirinya kecuali dirinya sendiri
c.  Dalam cara interaksi sebahagian orang terhadap nas-nas syariat:  akan ada orang merasa keberatan dalam dirinya, dan ia berusaha untuk menemukan cara membela dirinya dari nas yang ini atau itu, kerana ia tidak sesuai dengan hawa nafsunya.  Tidak ada gunanya manusia terus berusaha menolak nas-nas dengan hatinya; kerana manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri
d.  Dalam cara interaksi dengan jiwa:  Ada manusia yang sering mengamati kesalahan dan aib orang lain, dan ia tidak memperhatikan aib dirinya sendiri.  Seorang salaf berkata "kejujuran yang paling bermanfaat adalah engkau mengakui aib-aib dirimu kepada Allah".
e.  Barangsiapa yang mengenali dirinya, niscaya dia tidak akan tertipu oleh (adanya) pujian terhadapnya dirinya dan tidak pula akan merasa terganggu dengan (adanya) celaan terhadap dirinya dengan sesuatu yang tidak ada pada dirinya, bahkan dia akan mengambil manfaat dari hal itu dan cuba sebaik mungkin memperbaiki dirinya
f.  Salah satu di antara buah dari pengetahuan tentang diri adalah:  manusia diberi taufik untuk mengakui dosa dan kesalahan, dan ini adalah kedudukan para nabi, shiddiqin dan orang-orang soleh.


5.  Thaha:  61--"Dan sungguh telah merugi orang yang mengada-adakan kedustaan"

a.  Kedustaan boleh diertikan dengan beberapa makna, diantaranya: kebohongan, syirik, dan kezaliman dan al-Quran telah menggunakan kata tersebut untuk ketiga makna ini, yang mana semuanya berkisar pada makna kerusakan dan berbuat kerusakan
b.  Setiap orang yang berbicara tentang syariat tanpa didasari ilmu, maka ia termasuk di antara orang-orang yang mengada-adakan kedustaan atas nama Allah, sama saja baik itu dalam masalah tauhid Asma' waShifat, masalah halal-haram, atau masalah-masalah agama yang lainnya
c.  Bagi orang yang tidak memiliki ilmu dalam apa yang akan dia bicarakan, hendaklah dia menahan lisannya, dan bagi orang yang biasa mengeluarkan fatwa untuk manusia, hendaklah dia memperhatikan petunjuk kaum as-Salaf dalam masalah ini; kerana hal itu lebih utama dan lebih baik akibatnya
d.  Maka hendaklah seorang hamba bertaqwa kepada Tuhannya, dan hendaklah dia tidak menyebarkan sesuatu yang dinisbatkan kepada Rasulullah saw sehingga dia melakukan penyelidikan terlebih dahulu tentang kesahihannya
e.  Jauhi sifat dengki--ada orang yang membungkus perbuatannya dengan baju agama, agar berhasil apa yang dilakukannya berupa memfitnah dan memberi peringatan untuk berhati-hati dari si fulan kerana kedengkian dan permusuhan.


6.  An-Nisa':  128--"Dan perdamaian itu lebih baik"

a.  Ini adalah salah satu di antara kaedah membangun masyarakat, memperbaikinya, dan membetulkan semua penyebab kehancurannya
b.  Kaedah ini terdapat dalam konteks pembahasan antara suami isteri yang ada perselisihan yang boleh menyebabkan perpisahan--sesungguhnya perdamaian antara keduanya adalah lebih baik
c.  Perdamaian boleh dilakukan dalam segala hal, kecuali apabila melanggar syariat Allah--maka itu bukan perdamaian, tetapi perbuatan zalim
d.  Orang yang dianugerahi akhlak yang baik mudah untuk melakukan perdamaian. Berbeza dengan orang yang jiwanya bertabiat kikir--tidak menyukai untuk mengeluarkan apa yang menjadi kewajiban manusia, dan sangat teruja terhadap haknya--maka melakukan perdamaian adalah sulit baginya
e.  Dalam Quran ada juga motivasi untuk melakukan perdamaian antara dua kelompok yang saling berperang, dan Allah memuji orang-orang yang berusaha melakukan perdamaian (An-Nisa: 114)
f.  Rasulullah saw telah mengaplikasikan kaedah ini dalam kehidupannya di mana kehidupan beliau tidak lain hanyalah kedamaian dan melakukan perdamaian!
g.  Ingat keburukan kita dan kebaikan orang;  lupakan kebaikan kita dan keburukan orang



7.  At-Taubah:  91--"Tidak ada jalan sedikit pun untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik"

a. Barangsiapa  yang berbuat baik kepada orang lain, lalu perbuatan baiknya itu mengakibatkan kekurangan atau kerosakan, maka dia tidak wajib menjamin(ganti rugi) dan tidak boleh dipersalahkan
b.  Ada sebahagian manusia yang memberi celaan dan kritikan keras kepada orang lain, pada hal mereka itu adalah orang-orang yang berbuat baik dan sukarela
c.  Apabila terdapat banyak celaan bagi orang-orang yang berbuat baik dan sukarela, dan orang yang diharapkan bekerja menjadi tidak mahu bekerja, maka siapa lagi yang tersisa untuk membuat kerja?
d.  Kita boleh memberikan kritikan yang membina, mengingatkan kesalahan/kesilapan yang dilakukan oleh seseorang yang berbuat baik-- dengan penuh hikmah-- agar dia dapat memperbaiki pekerjaannya


8.  Az-Zumar:  7--"Dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang yang lain"
a.  Orang-orang yang sudah mukallaf akan dibalas disebabkan perbuatan mereka--perbuatan baik dibalas baik dan perbuatan buruk dibalas buruk
b.  Seseorang tidak akan menanggung kesalahan orang lain, selama dia bukan menjadi penyebabnya
c.  Manusia akan menanggung dosa yang telah dia lakukan, dan dosa orang-orang telah disesatkannya, baik dengan perkataannya maupun perbuatan
d.  Terdapat pemahaman yang salah terhadap kaedah al-Quran ini, iaitu sebahagian orang mengira bahawa kaedah ini bertentangan dengan apa yang ia lihat berupa beberapa siksaan Tuhan yang menimpa suatu masyarakat atau negeri tertentu, ketika kemungkaran, perbuatan keji, dan kemaksiatan telah tersebar luas
e.  Apabila manusia telah melakukan kemungkaran secara terang-terangan dan tidak ada seorang pun yang mengikarinya--dengan tangan, lisan, atau hati--, maka ini adalah sebuah dosa besar bagi semua orang.  Maka mereka semua berhak mendapatkan siksa,  walaupun di antara mereka ada orang-orang shalih.  Rujuk Al-Anfaal: 25
f.  Cara menghindari siksaan Allah apabila berlaku kemungkaran ialah dengan melarang orang yang melakukan kemungkaran --mengikut kemampuan seseorang sama ada dengan tangan, lisan, atau hati
g.  Hadith Sahih Muslim dari Zainab binti Jahsy,  bahawasanya dia bertanya kepada Rasulullah saw,  dia berkata kepada beliau: 'Wahai Rasulullah, apakah kita akan binasa padahal di antara kita masih ada orang-orang shalih?"  Beliau menjawab,  "Ya, apabila keburukan banyak terjadi."



9.  Ali-Imran:  36--"Dan anak laki-laki tidaklah sama seperti anak perempuan"

a.  Ini adalah salah satu kaedah al-Quran yang agung, yang merupakan salah satu implikasi kesempurnaan ilmu, hikmah, dan kuasa Allah kepada makhlukNya
b.  Kisah turun ayat secara ringkas:  Isteri Imran telah bernazar bahawa anaknya yang akan lahir akan berkhidmat di Baitul Maqdis.  Ketika anaknya lahir--seorang perempuan--maka dia telah berkata ayat ini seraya meminta maaf--kerana kemampuan lelaki dalam berkhidmat di Baitul Maqdis dan melaksanakan tugas-tugasnya lebih besar daripada perempuan
c.  Inilah hukum takdir Allah:  bahawa lelaki tidaklah sama seperti perempuan, dan ini adalah hukum Zat yang paling mengetahui hikmah dan maslahat setiap apa yang Dia cipta ( rujuk Al-Mulk: 14)
d.  Berdasarkan hal itu, terdapat perbezaan antara lelaki dan perempuan dalam sejumlah hukum syar'i, walaupun mereka berdua pada asalnya adalah sama--hamba Allah dan khalifah Allah--Allah tidak membezakan ketaqwaan di antara lelaki dan perempuan
e.  Syariat tidak mungkin membedakan antara dua hal yang sama, dan tidak akan menyatukan antara dua hal yang saling bertentangan
f.  Perbezaan antara lelaki dan perempuan dalam hukum syar'i.  Di antaranya: i. Perbezaan dalam harta warisan--sunnah Allah menghendaki agar lelakilah yang bekerja dan bersusah payah mencari rezeki, dialah yang diharapkan warisannya  ii.  Perbezaan dalam kesaksian --  dalam al-Quran tentang hutang, "...Jika tak ada 2 orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan 2 orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu redhai...."(rujuk al-Baqarah: 282).  Tabiat manusia, baik lelaki maupun perempuan, ingatan mereka akan bertambah kuat pada hal-hal yang menjadi tanggungjawab mereka--bagi perempuan urusan rumah lebih kuat ingatannya
g.  Lelaki melakukan pekerjaan yang sesuai dengan dirinya, dan perempuan juga melakukan pekerjaan yang sesuai dengan dirinya--inilah yang bersesuaian dengan fitrah Islam



10.  Al-Hajj:  4--"Sungguh Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)Nya"

a. Ini adalah kaedah yang mulia di antara kaedah-kaedah al-Quran yang agung, kekuasaan Ilahi memancarkan sinar darinya, untuk membantu tentera-tentera keimanan dalam setiap waktu dan tempat
b.  Kaedah ini datang untuk mengatakan kepada para pembaca al-Quran, bahawa hakikat kemenangan adalah dengan melaksanakan perintahNya, menjauhi laranganNya, menolong para RasulNya dan para pengikutnya, menolong agamaNya dan berjihad melawan musuh-musuhNya, dan memaksa mereka sehingga kalimatNya menjadi yang paling tinggi.
c.  Cara menolong Allah adalah dengan menolong agamaNya, menolong NabiNya ketika beliau hidup, dan menolong sunnah-sunnahnya setelah beliau wafat
d.  Agama Allah ditolong dengan menampakkan syiar-syiar yang agung berikut:  i. Solat: yang merupakan hubungan antara para hamba dengan Rabb mereka, dan dengan melaksanakannya
mereka memperoleh kekuatan lahir dan batin serta ketenangan jiwa  ii. Menunaikan zakat: menunaikan hak harta, menenangkan diri atas kekikiran jiwa, membersihkan dari dari ketamakan, memperhatikan orang yang lemah dan memerlukan iii. Menyuruh berbuat kebaikan dan melarang kemungkaran:  memperbaiki orang lain, kerana manusia selalu lalai dan mudah lupa--perlu diingatkan agar berbuat baik dan dilarang berbuat kemungkaran
e.  Dalam al-Quran ada pembahasan yang jelas tentang sebab-sebab kemenangan dan kekalahan tentera-tentera Islam dalam peperangan (rujuk Ali Imran: 165; At-Taubah: 25; Al-Anfal: 46-47; dan banyak lagi)
f.  Persoalannya adalah:  Manakah kemenangan bagi kaum muslimin saat ini?  Di banyak negara, kaum muslimin tertindas dan kalah, mereka hidup dalam keadaan lemah dan tak berdaya!  Hal ini terjadi disebabkan dosa-dosa dan kesalahan kaum muslimin sendiri--kelalaian dalam menunaikan kewajipan lahir mahupun batin, dan juga perbuatan melampaui batas mereka dengan melanggar syariat Allah (rujuk Ali Imran: 155, 165; Al-Hajj: 40-41)
g. Sekarang amal-amal telah rosak, orang-orang yang lemah diabaikan, kesabaran sedikit,  kurang keyakinan dan tawakkal kepada Allah, mengakibatkan taqwa sukar diperolehi (rujuk Ali Imran: 200; Al-Maidah: 23; An-Nahl:128; Al-Anfal: 45)
h.  Para rasul dan orang-orang yang bersama mereka yang diberi kemenangan oleh Allah, maka mereka semua adalah orang-orang yang dizalimi, mereka sentiasa berpegang teguh kepada kebenaran dan keadilan, dan menolong (agama) Allah.  Dan Allah telah mensyaratkan hal itu dalam pertolonganNya terhadap semua orang-orang mukmin (rujuk Surah Muhammad: 7)
i.  Kita memohon kepada Allah agar Dia memuliakan agamaNya dan menjadikan kita termasuk di antara para penolongNya, serta agar Dia memberi kemenangan kepada wali-waliNya dan menghinakan musuh-musuhNya.



11.  Thaha:  69--"Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang"

a.  Ini adalah salah satu kaedah al-Quran yang muhkam, yang harus ditampakkan di hadapan manusia, khususnya di zaman ini di mana pasar para tukang sihir dan tukang sulap banyak diminati
b.  Tukang sihir itu kafir (rujuk Al-Baqarah: 102)
c.  Banyak ayat dalam al-Quran yang berbicara tentang sihir dan para tukang sihir, dan mengabarkan tentang kesesatan dan kerugian mereka di dunia dan akhirat
d.  Akan tetapi yang menghairankan ramai umat yang membaca al-Quran--membaca ayat-ayat yang jelas di dalamnya tentang peringatan keras dari sihir dan  ahlinya, kesudahan mereka yang jelek di dunia dan akhirat--tetapi mereka masih mohon pertolongan/berjumpa dengan tukang sihir
e.  Yang jelas, kalaulah orang-orang tidak bertambah banyak (mengikuti) para tukang sihir itu, maka pasti pasar mereka juga tidak akan laku, dan kebatilan mereka pun tidak akan tesebar luas
f.  Oleh kerana mudarat sihir yang besar, maka ia telah diharamkan oleh semua syariat (agama samawi)
g.  Orang yang yakin bahawa tukang sihir tidak akan pernah menang perlu mengetahui/melakukan  beberapa perkara:  i. jauhi diri dari mendatangi tukang sihir  ii. berhati-hati dari pemikiran untuk mendalami salah satu macam sihir, walau apa pun alasannya  iii. tukang sihir berada dalam bahaya yang besar--menjual agama dengan harga yang rendah  iv. jika jiwa terasa lemah, dan syaitan membuatnya memandang baik sesuatu perbuatan yang mungkar, maka hendaklah dia cepat-cepat bertaubat.  Kerapkan membaca Quran dan amalkan apa yang dibaca
h.  Keyakinan orang mukmin terhadap kaedah ini termasuk di antara yang dapat memperkuat ibadah dan tawakkal dalam dirinya dan tidak merasa takut kepada tukang sihir.



12.  Al-Hujurat:  13--"Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu"

a.  Ini adalah salah satu kaedah al-Quran yang muhkam(jelas), yang menunjukkan keagungan dan ketinggian agama ini, dan keluhuran prinsip-pprinsipnya
b.  Taqwa berasal dari waqa, waqaayah-->penjagaan dari benda berbahaya -- di antaranya ialah syahwat yang selalu didorong oleh nafsu
c.  Di antara ciri-ciri orang yang bertaqwa ialah:  i. taat kepada Allah--tidak melakukan maksiat  ii. sentiasa bersyukur dan bersabar  iii. sentiasa ingat Allah
d.  Keperluan manusia:  i. makan--kelangsungan hidup  ii. berketurunan--berkahwin  iii.  kemuliaan--tinggalkan maksiat-->ketaqwaan
e.  Rasululah saw telah menunjukkan banyak contoh berkaitan prinsip ini:  i. Kisah Abu Dzar yang dicela dan diingatkan Rasulullah saw kerana mencela ibu seorang lelaki yang bukan orang Arab  ii. semasa Fathu Makkah--Rasulullah saw menyuruh Bilal (seorang hamba sahaya Habasyi) naik ke atas Kaabah untuk adzan.  Bilal juga bertanggungjawab memegang kunci Kaabah  iii. semasa Haji Wada'--Rasulullah saw memboceng haiwan yang ditunggangi oleh Usamah (seorang mantan hamba sahaya beliau)
f.  Sesungguhnya di antara keagungan Islam adalah tidak mengaitkan kedudukan dan martabat manusia di sisi Allah dengan sesuatu yang tidak mampu dicapai oleh manusia-- tidak mengaitkannya dengan bentuk/rupa fizik, keturunan/nasab, tempat kelahiran, dan ukuran-ukuran lain yang di luar kemampuan manusia
g.  Ibnu Taymiyyah berkata, "Tidak ada satu ayat pun dalam Kitabullah yang memuji seseorang dengan nasabnya, akan tetapi ia memuji iman dan taqwa, dan mencela kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan."
h.  Orang mukmin hendaklah bertaqwa kepada Allah (dan takut kepadaNya), jauhi sikap membanggakan diri yang tercela, dan sedar bahawa barang siapa yang diperlambatkan oleh amalnya, maka nasabnya tidak akan mempercepatnya--tiada keistimewaan nasab seseorang di sisi Allah
i.  Kita mohon Allah melindungi kita dari perilaku jahiliyah, dan menganugerahkan supaya selalu meneladani Rasulullah saw dalam segala urusan.




13.  An-Nisa':  11--"(Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat(banyak) manfaatnya bagimu"

a.  Ini adalah salah satu kaedah al-Quran, yang mengingatkan tentang keagungan Allah dalam ciptaanNya dan hikmahNya dalam syariatNya, serta mengingatkan hamba akan keterbatasan dirinya dalam ilmu
b.  Kaedah ini datang dalam konteks ayat berkaitan faraid di awal surah An-Nisa'.  Kalau ukuran pembagian warisan diserahkan kepada akal dan kehendak manusia, maka pasti akan terjadi kemudaratan yang hanya diketahui Allah
c.  Ini adalah ketetapan yang mesti dilaksana, tidak boleh berbuat sesuka hati terhadapnya dengan merubah atau lalai dalam melaksanakannya
d.  Ibnu Abbas berkata, " Orang yang paling taat kepada Allah dari kalian dari kalangan orangtua maupun anak-anak adalah orang yang paling tinggi derajatnya di antara kalian pada Hari Kiamat, dan Allah memberi syafaat bagi orang-orang mukmin sebahagian mereka pada sebahagian yang lain." (Tafsir ath-Thabari, 7/49)
e.  Maka apabila bapa lebih tinggi derajatnya di syurga, maka anaknya akan ditinggikan kepadanya, dan apabila anak lebih tinggi derajatnya, maka bapanya akan ditinggikan kepadanya agar hati mereka senang.  Suami/isteri tidak boleh menarik pasangan ke derajat yang lebih tinggi di syurga
f.  Kita tidak mengetahui anak kita yang mana yang lebih bermanfaat bagi kita--mungkin anak kita yang kurang pintar lebih bermanfaat bagi kita di dunia sebelum bermanfaat juga nanti di akhirat
g.  Di akhirat nanti mungkin anak-anak yang kurang upaya menjadi sebab naiknya derajat ibubapa di sisi Allah dengan kenaikan yang tidak mungkin dicapai dengan amal-amal mereka!
h.  Hal ini mengajak hamba agar memperbanyakkan pintu-pintu kebaikan, kerana manusia tidak mengetahui amalnya yang mana yang menjadi sebab meraih keredhaan Allah dan syurga.
i.  Amal yang besar yang disertai dengan riak/ujub tidak akan mendatangkan apa-apa ganjaran--malah mendapat dosa; sedangkan amal yang kecil yang dilakukan dengan ikhlas akan mendapat ganjaran yang besar di sisi Allah.



14.  Al-Qashash:  50--"Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahawa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka)"

a.  Ini adalah salah satu kaedah al-Quran yang muhkam (jelas), yang menunjukkan makna yang agung dan penting dalam masalah berserah diri dan patuh terhadap perintah-perintah Allah dan Rasulullah saw, dan patuh terhadap hukum-hukum syariat
b.  Ayat ini dalam konteks berdebat dengan orang-orang musyrik, dan penjelasan tentang beragamanya cara-cara mereka dalam menentang syariat, dan menuduh Rasulullah saw dengan tuduhan-tuduhan yang besar
c.  Dalam kaedah ini jelas Allah membagi ucapan menjadi dua macam:  ucapan yang berasal dari wahyu, dan ucapan yang berasal dari hawa nafsu.  Maka apa yang tidak difirmankan oleh Allah dan tidak ditunjukkanNya kepada Rasulullah saw, maka itu bukanlah termasuk kebenaran
d.  Hadith:  " Kebaikan adalah sesuatu yang mana jiwa dan hati merasa tenang kepadanya, sedangkan dosa adalah sesuatu yang bergejolak di dalam jiwa dan menimbulkan keraguan di dalam dada"  (Jami'al-Ulum wa al-Hikam: no 27)
e.  Makna hadith di atas:  hanya orang yang di dalam hatinya masih tersisa cahaya yang tidak dicampuri kegelapan syahwat dan syubhat akan dapat merasakan apa yang ada di dalam jiwanya mengikut fitrah.  Adapun orang yang terjatuh ke dalam lembah kefasikan dan dosa, maka hatinya hanya akan memfatwakan apa yang diinginkan oleh nafsunya!
f.  Syahwat adalah neutral dan ia adalah motivasi untuk manusia.  Sekiranya syahwat dikendalikan mengikut wahyu maka ia mendatangkan pahala; sebaliknya jika syahwat dikendalikan mengikut nafsu maka ia mendatangkan dosa
g.  Sejumlah ulamak as-Salaf berkata, 'Barangsiapa yang mencari-cari keringanan, maka dia telah menjadi zindiq!'  (zindiq--golongan atau orang yang mrmbuat penyimpangan dalam menafsirkan nas-nas al-Quran)
h.  Orang mukmin harus waspada terhadap 2 perkara:  i. berhati-hati dalam menerapkan kaedah ini kepada masalah-masalah syariat yang mana perbezaan pendapat dalam masalah tersebut telah diakui dan popular di kalangan para ulamak  ii. Orang yang dicela (yang dimaksudkan dalam kaedah ini) adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya ketika meminta fatwa, yakni ia berpindah-pindah dari seorang mufti kepada mufti yang lain; apabila fatwa tersebut sesuai dengan hawa nafsunya, maka dia melakukan fatwa tersebut, jika tidak dia akan cari mufti yang lain sehingga mendapat fatwa yang bersesuaian dengan hawa nafsunya
i.  Kita berlindung kepada Allah dari mengikut hawa nafsu, dan kita memohon kepadaNya agar Dia menjadikan sikap mengikuti kebenaran sebagai pemimpin dan tujuan kita.





15.  Al-A'raf: 128 dan al-Qashash: 83--"Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertaqwa"

a.  Ini adalah salah satu kaedah al-Quran yang muhkam (jelas) yang menumbuhkan harapan dalam jiwa orang-orang yang beriman, dan memenuhi hati mereka dengan kepercayaan dan keyakinan
b.  Ayat ini datang dalam rangkaian ucapan Nabi Musa ketika beliau memberi khabar gembira kepada kaumnya yang beriman dengan akibat yang baik bagi mereka di dunia dan akhirat
c.  Akibat itu hakikatnya adalah setiap yang mengakhiri sesuatu dan terjadi diakhirnya, berupa kebaikan atau keburukan.  Maka di akhir ketaqwaan akan datang kesudahan yang baik
d.  Janji Allah (berupa kemenangan) pasti terjadi bagi negara atau bangsa yang bertaqwa kepadaNya (rujuk Al-Hajj: 41)
e.  Akibat yang terpuji adalah milik orang-orang yang bertaqwa, mereka bersabar, mengharapkan pahala dari Allah, ikhlas kepada Allah, berjihad melawan musuh-musuhnya, dan berjihad melawan nafsunya, niscaya kesudahan (yang baik) adalah bagi mereka di dunia dan akhirat
f.  Bagi para pendakwah ingatlah prinsip ini--dakwah penuh dengan ujian!  Ingatlah para rasul dan pengikutnya menerima banyak ujian; mereka disakiti, dicemoh, dihina, diseksa, akan tetapi mereka tetap sabar; sehingga mereka mendapatkan kesudahan yang terpuji di dunia dan akhirat
g.  Maka kandungan makna kaedah al-Quran yang muhkam ini, adalah bahawa setiap orang yang tidak bertaqwa dalam keadaan-keadaannya atau perbuatannya, maka tidak ada kesudahan yang baik baginya, walaupun ditangguhkan beberapa zaman atau ditinggalkan beberapa masa.  Ini adalah sunnah Allah pada makhlukNya.



16.  Al-Ma'idah:  100--"Katakanlah,  Tidak sama yang buruk dengan yang baik"

a.  Ini adalah kaedah al-Quran yang agung,  yang diperlukan oleh manusia untuk membezakan antara perkataan-perkataan, perbuatan-perbuatan, perilaku-perilaku, dan perkara-perkara yang sia-sia
b.  Maka tidaklah sama antara iman dan kufur, ketaatan dan kemaksiatan, perhuni syurga dan penghuni neraka, perbuatan yang buruk dan perbuatan yang baik, serta harta yang haram dengan harta yang halal
c.  Tujuan ayat ini adalah mendorong dan memotivasi manusia agar mengikuti setiap yang baik dari perkataan, perbuatan, keyakinan, dan pekerjaan/penghasilan serta menjauhkan manusia dari setiap yang buruk dari perkataan, perbuatan, keyakinan dan pekerjaan
d.  Orang yang baik perkataan, perbuatan, dan kehidupannya, maka menjadi baiklah kematian dan proses kembalinya mereka kepada Allah  (rujuk al-Nahl: 32)
e.  Di antara ayat al-Quran yang menekankan prinsip ini adalah  usaha mencari rezeki yang baik  (al-Baqarah: 168,  al-Mu'minun: 51)
f.  Para as-Salaf menekankan usaha mencari rezeki yang baik ini sebab i. bahawasanya Allah itu baik dan tidak akan menerima selain yang baik  ii. bahawa usaha ini termasuk di antara yang menumbuhkan jasad
g.  Di antara yang sering kali diwasiatkan adalah perbanyakkan sedekah.  Rasulullah saw mewasiatkan hal ini kepada peniaga--"Wahai sekelian para peniaga, sesungguhnya syaitan dan dosa hadir dalam jualbeli, maka bersihkanlah jualbeli kalian dengan sedekah"  (Riwayat Tirmidzi--hadith hasan sahih)
h.  Maka bagi orang yang ingin menasihati dirinya, hendaklah ia bersungguh-sungguh dan berhati-hati terhadap segala yang dapat mengotorinya, khususnya di zaman ini di mana terdapat golongan yang mencampurkan di antara yang halal dengan yang haram, dan yang syubhat, seperti perusahan-perusahan yang ada di pasaran
i.  Di antara petunjuk dalam kaedah ini adalah bahawa tidak benar kalau kita menjadikan jumlah yang banyak (majoriti orang melakukan) sebagai alasan bahawa sesuatu perkara itu baik, sah, dan terbebas dari hal-hal yang diharamkan oleh syarak.  Kita hendaklah menghukumi segala sesuatu melalui tatacaranya, ciri-cirinya, dan sejauh mana kesesuaiannya dengan syariat Allah
j.  Orang yang berakal ketika dia terbebas dari hawa nafsunya, dan hatinya penuh dengan ketaqwaan dan rasa diawasi oleh Allah, maka dia hanya akan memilih yang baik, bahkan jiwanya akan menolak sesuatu yang buruk--dan berakhir dengan kemenangan di dunia dan akhirat  (rujuk an-Nisa: 77)
k.  Ya Allah, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang baik perkataan dan perbuatannya, sehingga baik juga tempat kembali dan tempat pulang kami di akhirat.



17.  Al-Qashash:  26--"Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja ialah orang yang kuat lagi dapat dipercayai"

a.  Ini adalah salah satu kaedah al-Quran yang muhkam dalam masalah-masalah muamalah dan hubungan antara manusia
b.  Kaedah al-Quran ini terkait dalam konteks kisah Nabi Musa yang membantu dua orang anak perempuan (anak penduduk Madyan) mengambil air untuk ternakan mereka
c.  Para ulama telah menjadikan ayat ini sebagai kaedah bagi memilih orang yang akan memegang suatu urusan tertentu, dan bahawa yang paling berhak adalah orang yang mempunyai dua sifat ini--kuat dan boleh dipercayai (amanah).  Gambaran Allah tentang penyampai wahyu dan risalah kepada para nabi dan rasul -- Jibril yang memiliki dua sifat tersebut   (rujuk at-Takwir: 19-21).
d.  Nabi Yusuf menawarkan diri sebagai bendaharawan negara Mesir kerana beliau mengetahui bahawa diri beliau memiliki kemampuan, amanah, dan sifat pandai menjaga sesuatu yang tidak dimiliki orang lain--bukanlah cita-citanya untuk menjadi pemimpin tetapi keinginannya untuk memberikan manfaat yang luas kepada negara    (rujuk Yusuf:  55)
e.  Kekuatan dalam setiap kepimpinan adalah berbeza-beza:  kekuatan dalam memimpin peperangan adalah keberanian hati, pengalaman berperang dan sebagainya;  sedangkan kekuatan dalam memutuskan perkara di antara manusia kembali kepada pengetahuan tentang keadilan yang ditunjukkan oleh al-Quran dan as-Sunnah, dan kemampuan merealisasikan hukum
f.  Maka yang seharusnya memimpin adalah orang yang paling cocok dengan kriterianya, maka apabila ada dua orang, salah satunya lebih besar amanahnya, sedangkan yang satu lagi lebih besar kekuatanya, maka didahulukan yang paling banyak memberikan manfaat dalam kepimpinan mereka dan yang paling sikit mudaratnya.  Itulah sebabnya orang yang kuat dan berani lebih didahulukan dalam memimpin peperangan walaupun pada dirinya kurang sifat amanah
g.  Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami agar kami bisa memahami kitabMu dan mengamalkannya, dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang selalu menunaikan tugas yang diamanahkan Allah kepada kami.




18.  Fathir:  43--"Makar(rencana) yang jahat itu tidak akan menimpa kecuali orang yang merencanakannya sendiri"

a.  Kaedah al-Quran yang muhkam ini datang untuk menjelaskan salah satu sunnah Allah dalam interaksi makhluk dengan makhluk lainnya
b.  Ayat ini datang dalam konteks orang-orang kafir di Mekah yang bersumpah sekiranya datang kepada mereka seorang rasul niscaya mereka akan lebih istiqamah mengikuti kebenaran.  Apabila Rasullullah saw datang mereka semakin menjauh dan menghindari kebenaran.  Sumpah mereka bukan bertujuan mencari kebenaran, tetapi hanyalah sebuah kesombongan terhadap makhluk di muka bumi.  Mereka ingin membuat makar yang buruk, tipuan, dan kebatilan dengan sumpah itu
c.  Tiga peringkat kesombongan:  i. kibrun--merasa lebih dalam hati  ii. mutakabbir--menunjukkan kelebihan  iii. istiqbar--paksa orang lain tahu/mengakui kehebatannya.  Makrasaid--orang yang suka menipu.  Dua jenis penipuan:  i. Terpuji--palingkan orang kepada kebaikan  ii. Tercela--palingkan orang kepada keburukan
d.  Allah telah menetapkan bahawa cara-cara seperti ini--yakni makar--merupakan salah satu cara musuh-musuh para rasul untuk melawan para nabi dan rasul  (rujuk ar-Rad: 42;  Ibrahim: 46; al-Imran: 54; al-Anfal:30)
e.  Allah telah menceritakan tentang makar saudara-saudara Nabi Yusuf terhadapnya.  Lalu bagaimana akibat perbuatan  makar mereka tersebut?  (rujuk Yusuf: 102)
f.  Ayat ini sebagai penghibur dan motivasi kepercayaan diri (terhadap Allah), ketenangan, harapan, dan kelegaan kepada Rasulullah saw--juga kepada setiap pendakwah yang menempuh jalan yang sukar dalam berdakwah dan menghadapi tipu daya dan rencana jahat dari musuh Islam.  Sesiapa bersama Allah, maka dia tidak akan bisa dikalahkan oleh orang-orang yang melakukan tipu daya dan rencana jahat
g.  Apabila kita ingin melihat pengaruh kaedah al-Quran ini terhadap orang yang telah mengaplikasikannya di dunia dan akhirat, maka hendaklah kita merenungkan kisah-kisah dalam al-Quran tentang orang-orang yang membuat rencana jahat terhadap terhadap wali-waliNya dan para da'i yang menyeru ke jalanNya.




19.  Al-Baqarah:  179--"Dan dalam qishash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu"

a.  Ini adalah salah satu kaedah yang muhkam dalam masalah interaksi antara sesama makhluk, yang mana kehidupan kebanyakan mereka tidak terlepas dari kezaliman dan permusuhan, baik itu terhadap nyawa maupun yang di bawah itu
b.  Qishash mencegah kejahatan pembunuhan--kerana kebanyakan manusia paling takut dengan kematian.  Qishash bukan maksud pembunuhan dengan dendam--ia lebih menyeluruh maksudnya--bukan hanya dalam kes bunuh sahaja
c.  Hikmah hukum qishash adalah untuk menenangkan keluarga yang terbunuh kerana keputusan hakim untuk membalaskan dendam mereka terhadap orang yang membunuh--yakni para waris ynag terbunuh tidak membalas dendam sendiri terhadap orang yang membunuh keluarga mereka
d.  Hikmah qishash tidak dapat dijangkau kecuali oleh orang yang memiliki pemikiran yang benar.




20.  Al-Hajj:  18--"Dan barangsiapa yang dihinakan Allah, maka tidak ada seorang pun yang memuliakannya"

a.  Ini adalah salah satu kaedah yang muhkam dalam masalah keadilan dan pembalasan, dan mentadabburinya memiliki pengaruh dalam pemahaman orang mukmin pada apa yang dilihat atau dibacanya dalam buku-buku sejarah
b.  Bentuk karamah (kemuliaan) seorang hamba yang paling tinggi, paling indah, dan paling mulia, adalah mentauhidkan Allah.  Kerendahan dan kehinaan yang paling parah adalah apabila dia menolak sujud kepada Allah
c.  Ayat ini datang dalam konteks penjelasan siapa yang berhak mendapatkan azab.  Mereka itu adalah orang-orang yang menghinakan diri mereka sendiri dengan berbuat syirik terhadap Allah, sehingga Allah menghinakan mereka dengan azab  (rujuk Al-Hajj: 18).  Apabila seseorang telah dihina oleh Allah, maka dia akan dihina oleh manusia juga--tiada siapa yang akan memuliakannya
d.  Allah menyebutkan hukuman-hukuman perbuatan dosa, dan bahawasanya Dia membalikkan para pelaku maksiat itu kepada kekafiran disebabkan usaha mereka sendiri, menutup hati-hati mereka, dan mengunci mati hati-hati mereka disebabkan dosa yang mereka lakukan
e.  Kemuliaan mencakup segala kebaikan dan sifat terpuji, maksudnya tidak hanya sekedar memberi, akan tetapi ia adalah pemberian dari maknanya yang sempurna, kerana sesungguhnya berbuat baik kepada orang lain merupakan kesempurnaan segala kebaikan, sedangkan kemuliaan bererti banyaknya kebaikan dan kemudahannya...dan sesuatu yang baik lagi terpuji disifati dengan sifat mulia
f.  Karamah itu ada dalam keistiqamahan yang berterusan, dan tidaklah Allah memuliakan hambaNya dengan suatu karamah yang lebih besar daripada taufikNya kepada sesuatu yang dicintai dan diredhaiNya, iaitu taat kepada Allah, RasulNya, serta wali-waliNya.



21.  At-Taubah:  119--"Hai orang-orang yang beriman,  bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu besama orang yang jujur (benar)"

a.  Ayat ini adalah ayat terakhir yang Allah turunkan berkaitan dengan TAQWA
b.  Ajaran yang terkandung dalam ayat ini ialah:  orang-orang yang diterima taubatnya oleh Allah iaitu:  Rasulullah saw beserta orang-orang yang bersama beliau, dan 3 orang yang tidak ikut berperang
c.  'Jujur' (benar) dalam ayat ini bermaksud:  benar dalam perkataan, perbuatan, dan keadaan, seperti yang dipraktikkan oleh Rasulullah saw dalam seluruh hidup beliau
d.  Lima ciri orang bertaqwa:  sabar, taat, infak, istigfar dan jujur  (Ali Imran: 17)
e.  Orang yang bertaqwa mempunyai jiwa yang 'futuristik'--setiap hari mesti ada penambahbaikan dalam ketaqwaan
f.  Dalam Quran ada 242 ayat (61 surah) tentang taqwa.  134 ayat (19 surah Madaniyyah)  dan 108 ayat (42 surah Makkiyyah) .  Ayat Makkiyyah lebih  kepada teori sedangkan ayat Madaniyyah lebih kepada praktikal
g.  Orang yang jujur adalah orang yang menempuh jalan para nabi dan rasul dan mendapat pujian Allah
h.  Orang yang jujur akan ditolong dan diberi kemenangan,  Allah akan mengirimkan untuknya orang yang membelanya dari arah yang tidak terfikir olehnya
i.  Orang yang benar adalah orang yang layak mendapatkan ampunan Allah dan apa yang dijanjikanNya untuk mereka berupa balasan dan pahala yang besar.


22.  Yusuf:  90--"Sesungguhnya barangsiapa yang bertaqwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik"

a.  Kenapakah disatukan ketaqwaan dan kesabaran dalam ayat ini?  Jawapannya:  pengaruh ketaqwaan ada dalam melaksanakan perintah, sedangkan kesabaran pada umumnya, pengaruhnya ada dalam meninggalkan larangan
b.  Nabi Yusuf telah menerima 2 macam gangguan lalu beliau menghadapinya dengan ketaqwaan dan kesabaran.
c. Gangguan pertama:  kezaliman saudara-saudaranya yang mengeluarkan beliau dari kebebasan orang merdeka (dan memasukkan beliau) kepada ikatan hamba sahaya yang batil tanpa kehendak beliau sendiri
d.  Gangguan kedua:  kezaliman isteri al-Aziz yang mengakibatkan beliau memilih menjadi tahanan di penjara dengan pilihan beliau sendiri
e.  Gangguan Rasulullah saw sangat besar:  beliau dan para sahabah diminta menjadi kafir, jika tidak mereka akan dibunuh
f.  Manusia kadangkala dicoba oleh para pendengki yang dengki dengan apa yang dikurniakan Allah kepadanya.  Hal ini berlaku sejak zaman Nabi Adam di mana Qabil dengki dengan Habil oleh kerana qurbannya tidak diterima Allah
g.  Kita perlu beriman, beramal dan bertaqwa--taqwa akan mengawal diri kita dari melakukan maksiat.  Taqwa perlu dipraktikkan sekarang, bukan hanya tahu teorinya sahaja
h.  Sabar dan taqwa--juga terdapat dalam surah Ali Imran ayat 120, 125 dan 186


23.  Al-Baqarah:  189--"Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya"

a.  Al-Bir mutlak adalah kebaikan-kebaikan umum seperti kesihatan, harta, keluarga, kenderaan dan lain-lain.
b.  Rumah adalah untuk melindungi kita supaya selamat->maka ia ibarat kebaikan.  Pintu untuk masuk ke rumah ibarat cara-cara untuk mendapatkan kebaikan
c.  Tujuan hidup adalah untuk mendapatkan keselamatan (dari azab neraka) dan kebahagiaan (nikmat di syurga)
d.  Cara untuk mendekatkan diri dengan Allah (tujuan hidup) adalah dengan melakukan ibadah yang menepati Quran dan Sunnah
e.  Cara untuk melakukan ibadah dengan sempurna adalah dengan menuntut ilmu  berkaitan Ilmu>Iman>Amal>Taqwa>Bahagia
f.  Prinsip ini menutup pintu untuk melakukan tipu daya terhadap hukum-hukum syariat kecuali apa yang diizinkan oleh syariat
g.  Orang yang melaksanakan sesuatu amal mengikut cara yang betul--dengan mengikut pintu-pintu dan jalan-jalan untuk amal tersebut--pasti akan beruntung, berjaya dan sampai kepada tujuan amal itu
h.  Pembicaraan bersama manusia--hendaklah kita berbicara dengan cara yang betul--mengetahui tema yang sesuai, cara penyampaian yang baik, waktu yang sesuai, dan mengenali watak orang yang menjadi lawan bicara kita.  Bicara dari hati yang ikhlas, mulut yang jujur, akan pamerkan akhlak yang mulia
i.  Cara untuk mengatasi ujian rumahtangga--i.  Banyakkan istigfar  ii.  Terima taqdir  iii.  Mohon kepada Allah--hidayah untuk jalan keluar.
j.  Jika kita kurang sabar--banyakkan bersabar;  jika kita selalu cakap kasar, lembutkan percakapan;  jika kita suka mengeluh, belajarlah menerima taqdir dengan redha.


24.  Al-Ankabut:  60--"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keredhaan) Kami,  benar-benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami"

a.  Jalan dakwah penuh dengan rintangan--para nabi terdahulu melaksanakan dakwah dengan penuh kesabaran walaupun pelbagai rintangan yang dihadapi
b.  Iman bukan hanya sekedar sebuah kalimat yang diucapkan,  sesungguhnya ia merupakan sebuah hakikat yang memiliki banyak tugas, sebuah amanah yang memiliki banyak beban, suatu jihad yang memerlukan kesabaran.
c.  Jihad yang paling agung adalah bersabar terhadap cobaan kesenangan dan kesulitan
d.  Menurut Ibnul Qayyim "manusia yang paling sempurna petunjuknya adalah yang paling banyak jihadnya dan yang paling wajib adalah jihad melawan i. diri sendiri  ii. hawa nafsu  iii.  syaitan  iv. dunia.  Maka mereka yang berjihad melawan keempat-empat perkara ini di jalan Allah, niscaya Allah akan beri petunjuk kepadanya dan mehantarkannya ke syurga....Tidak ada seorang pun yang dapat berjihad melawan musuhnya secara nyata kecuali orang yang berjihad melawan musuh-musuh secara batin...."
e.  Umar bin Abdul Aziz berkata, "...orang-orang yang beramal dengan apa yang diketahui niscaya Allah akan membukakan hatinya untuk mendapat hidayah..."
f.  Orang kafir berlindung disebalik sesuatu yang rapuh seperti rumah labah-labah
g.  Siapa yang berusaha untuk mendekatkan diri denganKu, Aku akan mudahkannya meniti jalan menujuKu, dan dia akan berjumpa denganKu.
h.  Tiga jenis jihad i.  Jihad hawa nafsu--diri, nafsu, syaitan, dunia  ii. Jihad dakwah--belajar Quran  iii. Jihad perang--jihad fizik.


25.  Al-Isra': 59--"Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti."

a.  Ini adalah salah satu kaedah (prinsip pokok) yang berkaitan dengan pemahaman terhadap sunnah ilahiyyah pada bangsa-bangsa dan masyarakat
b.  Orang mukmin hendaklah banyak merenungkan tentang hikmah dari diutusnya tanda-tanda (ayat-ayat) tersebut, yang tak lain adalah untuk menumbuhkan rasa takut, sehingga manusia merasa takut dan cemas dari hukuman yang boleh jadi turun kepadanya
c.  Pendapat kaum as-Salaf tentang makna ayat ini adalah untuk menakutkan hamba-hambaNya yang melakukan dosa/maksiat supaya mereka kembali kepada Allah.  Jika mereka tidak kembali kepada Allah, maka ini merupakan salah satu tanda kerasnya hati.  Rujuk Al-An'am: 42-44 dan Al-Mukminun: 76
d.  Ayat Al-Isra': 59 ini juga untuk menimbulkan rasa takut pada diri kita agar amal dan iman kita bertambah besar, sehingga hal itu akan menjadi keberkahan bagi kita
e.  Mengikut kajian sains sememangnya bencana seperti gempa bumi, banjir, angin taufan dan sebagainya mengikut sebab-sebab yang dikaji--tetapi persoalannya:  Siapakah yang telah memerintahkan kepada bumi, hujan dan angin sehingga menjadi bencana tersebut? Tentulah Allah.
f.  Semoga Allah anugerahkan kita sikap mengambil pelajaran, mengambil peringatan, mengambil nasihat dengan apa yang dinasihatkan kepada kita, dan kita berlindung kepada Allah dari kerasnya hati yang menghalang pemahaman (apa yang datang) dari Allah dan RasulNya.



26.  Al-Hujurat: 6--"Jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti."

a.  Ini adalah kaedah (prinsip pokok ajaran) al-Quran yang berkait rapat dengan realiti kehidupan manusia masa kini di mana penyebaran maklumat hanya di hujung jari
b.  Kaedah al-Quran yang mulia ini datang dalam konteks adab-adab agung di mana Allah mendidik hamba-hambaNya apabila menerima sesuatu berita
c.  Allah memerintahkan orang mukmin secara umum ketika mendengar suatu berita, hendaklah melakukan 2 perkara:  i. meneliti kebenaran berita tersebut  ii. Tabayyun--mencari pencerahan tentang hakikat berita tersebut
d.  Dalam kaedah al-Quran ini terdapat petunjuk lain, diantaranya:  i. bahawa berita dari seorang yang 'adil itu diterima dan tidak ditolak, kecuali jika terdapat bukti yang menunjukkan kesalahannya --maka berita ditolak ii. Allah tidak memerintahkan agar menolak berita dari orang fasik (orang yang ingkar syariat Allah), mendustakannya, dan menolak kesaksiannya secara umum, akan tetapi Allah memerintahkan tabayyun.  Sekiranya ada dalil-dalil kebenaran berita tersebut, maka berita tersebut diterima  iii.  Allah mencela orang yang terburu-buru menyebarkan berita terutamanya berita yang boleh menjejaskan nama baik seseorang
e.  Penyebaran maklumat menjadi begitu mudah dan pantas dengan adanya kemudahan teknologi telekomunikasi--telefon bimbit, internet, wassup, facebook, instagram dan sebagainya.  Oleh itu hati-hati dalam menyebarkan maklumat--lakukan pencerahan berita itu dahulu
f.  Orang yang paling besar diadakan kebohongan atas namanya melalui media-media sosial adalah Rasulullah saw.  Alangkah banyaknya hadith-hadith dan kisah-kisah yang tidak sahih dari beliau yang dinisbatkan kepada beliau!
g.  Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan orang-orang yang beradab dengan adab al-Quran dan mengamalkannya.



27.  Fathir: 18 -- "Dan barangsiapa yang menyucikan dirinya, sesungguhnya ia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri"

a.  Ini adalah kaedah al-Quran yang besar pengaruhnya dalam kehidupan seorang hamba, dan kaitannya dengan segumpal darah yang dijelaskan Rasulullah saw bahawa baiknya (segumpal darah) itu bererti baik juga seluruh jasad, dan jika rosak (segumpal darah) bererti rosak juga seluruh jasad.
b.  Tazkiah asal dari perkataan Zaka --> Zakat yang bermakna:  i. penambahan hasil  ii. pensucian jiwa
c.  Zakat yang diwajibkan kepada setiap mukmin adalah lebih kepada untuk penyucian diri sendiri, bukan untuk orang yang diberi zakat.  Orang yang berzakat, bersedekah, berinfak adalah orang yang takut kepada Allah
d.  Terdapat permasalah tentang cara penyucian diri:  ada setengah golongan manusia yang percaya bahawa orang-orang alim boleh menyucikan jiwa mereka--maka mereka memberikan habuan kepada orang alim agar mereka terselamat dari dosa.  Ini adalah kepercayaan yang salah!
e.  Bagaimanakah cara untuk menyucikan jiwa?  Jawapannya adalah dengan melakukan  tiga perkara: i. Hadirkan hati yang takutkan Allah--bina aqidah melalui makrifatullah--pelajarilah dan fahamilah makna-makna Asmaul Husna  ii. Perkataan/kata-kata  melalui zikrullah--rangkaian zikir di dalam solat dengan memuji Allah adalah di antara zikrullah yang paling berkesan iii. Perbuatan--tunaikan zakat-- bukti menuju kemenangan dan penyucian jiwa.
f. Di dalam buku yang dirujuk ada disenaraikan cara-cara penyucian diri:  i. mentauhidkan Allah ii. istiqamah membaca dan mentadabburi al-Quran  iii. banyakkan berzikir  iv. menjaga solat fardhu dan qiyamullail  v. sentiasa muhasabah diri  vi. hadirkan akhirat dalam hati  vii. sentiasa ingat mati  viii. membaca perjalanan hidup orang-orang soleh
g.  Applikasi prinsip:  Surah dalam Juzuk Amma dari al-'Ala hingga An-Nas memberikan penekanan tentang penyucian jiwa manusia.  Maka letakkan target masa untuk kita memahami dan mentadabburi surah-surah tersebut bagi menyucikan jiwa kita.  Hafalkan surah-surah ini supaya boleh dibaca ketika kita solat
h.  Ya Allah, sesungguhnya kami meminta dan memohon kepadaMu dengan apa yang dimohon oleh Rasulullah saw:  " Ya Allah, berikanlah ketaqwaan kepada diri-diri kami, dan sucikanlah diri-diri kami, Engkau adalah Yang terbaik yang dapat mensucikannya, Engkau adalah Pengurusnya dan Tuannya.  Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak tunduk, jiwa yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak terkabulkan." (Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2722).



28.  Al-A'raf: 85;  Hud: 85 dan Asy-Syu'ara: 183--"Dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya"

a.  Ini adalah kaedah al-Quran yang berkaitan erat dengan realiti manusia dan diulang tiga kali dalam al-Quran.  Semuanya terdapat dalam kisah Nabi Syu'aib dan ia berkaitan kecurangan dalam takaran dan timbangan, di mana hal ini merata dan tersebar di antara kaumnya
b.  Ayat al-A'raf: 85 merangkumi tiga unsur:  i. Aqidah--sembahlah Allah, tiada Tuhan bagi kamu selain daripadaNya  ii. Syariat--sempurnakan sukatan dan timbangan dan jangan rosakkan urusniaga  iii. balasan/spirit--balasan kebaikan bagi orang yang beriman
c.  Ayat aqidah--Allah sebagai Tuhan dapat dikenali dengan melihat alam semesta. Ayat syariat merujuk kepada jualbeli yang mengikat syariat sesama manusia
d.  Permasalahan di sini ialah--orang yang rugi/bodoh kumpul harta dengan mengurangkan timbangan dalam urusniaga mereka.  Mereka tidak percaya adanya akhirat dan seterusnya tidak beriman.  Maka solusinya:  Berimanlah kamu!
e.  Maksud prinsip ini lebih luas dari urusniaga dalam jualbeli sahaja.  Ia merangkumi/bermaksud jangan mengurangkan hak orang.  Setiap individu ada hak ke atas diri kita--sama ada hak sebagai ibu/bapa, suami/isteri, anak, sahabat, jiran tetangga, sesama manusia dan sebagainya
f.  Ibnu Taimiyyah berkata: "Allah melarang orang mukmin membenci orang kafir sehingga mendorong mereka tidak berlaku adil terhadap orang kafir...."
g.  Allah juga ada hak ke atas hambaNya--Hak Allah adalah kewajipan kita,  hak kita adalah kewajipan Allah
h.  Hak kita dari Allah ialah perlindungan, nikmat, kasih sayang dan sebagainya.  Hak Allah dari kita--pengabdian diri sepenuhnya kepada Allah.  Tanya diri kita--berapa lama masa dalam sehari yang kita peruntukkan untuk Allah?
i.  Kita tidak akan mampu membalas kebaikan Allah, maka hendaklah kita beristigfar banyak-banyak agar Allah berkenan menarik kita ke syurgaNya
j.  Semua amalan  kita adalah ibarat kita berniaga dengan Allah--Allah membeli dengan syurgaNya.  Oleh itu jangan kurangkan hak Allah.  Syukurilah segala nikmat yang diberi dan ingatlah ciri-ciri orang yang tidak rugi dalam surah al-'Asr--beriman, beramal soleh, menasihati untuk kebenaran, dan menasihati untuk kesabaran.



29.  An Nisa' : 45 -- " Dan Allah lebih mengetahui (daripada kamu) tentang musuh-musuhmu."

a.  Ini adalah sebuah kaedah al-Quran yang berkait erat dengan realiti manusia.  Keperluan untuk mempelajari kaedah ini semakin bertambah di zaman internet di mana maklumat boleh disebarluas oleh musuh-musuh sama ada secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi
b.  Apakah permasalahan yang disebut dalam ayat ini?
    i. Orang Yahudi sesat dan sentiasa hendak menyesatkan orang lain.  Mereka adalah musuh orang Islam  ii.  Orang Yahudi bersifat munafik.  Orang Islam pun ada yang bersifat munafik.  Maka mereka adalah musuh juga  iii.  Orang Yahudi suka memutarbelitkan  ayat-ayat Allah--mereka dengar ayat-ayat Allah tetapi mereka tidak mahu ikut--mereka ikut nafsu
c.  Apakan solusi kepada permasalahan ini?
   i.  Kenalpasti siapa musuh kita.  Musuh-musuh yang utama adalah: Iblis, orang-orang kafir yang memerangi kita, orang-orang yang dinyatakan al-Quran tentang permusuhan mereka--contohnya ciri-ciri orang munafik dinyatakan pada awal surah Baqarah  ii.  Orang Islam hendaklah berILMU supaya mereka boleh berhujjah dengan orang-orang munafik
d.  Apakah natijah jika mengaplikasikan solusi?
   i.  Apabila kita telah kenalpasti musuh-musuh kita, maka mudahlah untuk kita menangkis tipudaya mereka.  Contohnya untuk elakkan gangguan syaitan banyakkan bertaawwuz  ii.  Ilmu tentang Islam yang sahih sangat penting--maka orang mukmin hendaklah sentiasa mencari ilmu berdasarkan sumber-sumber al-Quran, Hadith, dan Ijtihad para alim ulamak
e.  Apakah tema kaedah ini?
    Temanya ialah:  berhati-hatilah dengan musuh kita.



30.  Ath-Thalaq: 3 --  " Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya."

a.  Ini adalah kaedah al-Quran dan kaedah keimanan yang dipegang dengan kukuh oleh orang yang mentawhidkan Allah sejak dulu hingga sekarang, sampai Allah mewariskan bumi dan apa yang ada di atasnya
b. Makna kaedah ini sangat jelas dan nyata:  Sesiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan baginya perkara yang dia tawakkalkan kepadaNya
c.  Analisis ayat ath-Talaq ayat 1-3:   i. Ayat 1:  Adab mentalak isteri--hukum Allah wajib dipatuhi
ii.  Ayat 2: Tujuan disebalik adab talak--apabila habis tempoh iddah maka suami boleh buat pilihan secara rasional sama ada rujuk kembali atau melepaskan dengan cara yang baik   iii.  Ayat 3:  Sekiranya suami rujuk kembali Allah akan cukupkan rezeki untuknya.  Gabungan tawakkal dengan taqwa--tinggi tawakkal seseorang tinggi juga ketaqwaannya
d.  Kesimpulan:  i. Orang yang bertawakkal kepada Allah tinggi taqwanya--menyerahkan segala urusan hidupnya kepada Allah dan taat dengan perintah Allah ii.  Buat keputusan (contoh di sini untuk bercerai) dengan fikiran yang jernih, bukan mengikut hawa nafsu --keputusan jangan hanya bergantung kepada sebab, tetapi tanya hati (ketaqwaan) iii.  Suami isteri saling melengkapi--cth--lelaki kurang berperasaan/emosi  sedangkan wanita pula kurang dari segi akal pemikirannya
e.  Di antara ayat-ayat Quran berkaitan tawakkal:  i. At-Taubah: 129;  al-Anfal: 61;  Hud: 123;  Ar-Rad:30; an-Nisa: 81;  an-Nahl:42; an-Naml: 79 dan Ibrahim: 12
f.   Ya Allah, sesungguhnya kami berlepas diri dari setiap daya dan kekuatan kecuali dari daya dan kekuatanMu, dan jangan Engkau biarkan nasib kami ditentukan oleh diri kami sendiri walaupun sesaat.


31.  An-Nisa' : 19 --  "Dan bergaullah dengan mereka secara ma'ruf (baik)"

a.  Ini adalah kaedah al-Quran dan keimanan yang berkait rapat dengan realiti sosial manusia--keharmonian dalam rumahtangga
b.  Ayat ini turun berkaitan dengan adat orang Arab--apabila suami meninggal, maka wali-walinya lebih berhak atas isterinya--lebih berhak dari keluarganya sendiri--menunjukkan kecintaan kepada harta benda
c.  Para suami hendaklah bergaul dengan isteri secara ma'ruf--memberikan hak-haknya berupa mahar, nafkah, tidak menyakitinya dengan ucapan yang kasar, tidak bermasam muka dsbnya--kecuali apabila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata.
d.  Para wanita/isteri juga mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf (Baqarah: 228)
e.  Rasulullah menekankan hak-hak wanita semasa khutbahnya di Padang Arafah--"...dan hak mereka atas kalian adalah memberi mereka rezeki dan pakaian dengan cara yang ma'ruf."
f.  Isteri juga mesti bertaqwa kepada Allah dalam hak-hak suaminya, menunaikan hak-hak suaminya sebatas kemampuannya dengan sabar dan ikhlas
g.  Kebiasaannya isteri memang banyak perangai/songelnya...maka si suami diminta untuk mengalah.  Maafkanlah kekurangan isteri...perbezaan di antara suami dan isteri adalah untuk menyatu, bukan untuk bercerai.  Maka tanganilah isteri yang banyak songel dengan bijak.  Contohilah Saidina Umar al-Khattab yang sabar dengan isterinya yang suka membebel.
h.  Hargailah hak suami/isteri.  Sama-samalah belajar untuk memahami watak dan psikologi suami/isteri
i.  Ayat-ayat Quran berkaitan:  Al-Baqarah: 229, 233, 237;  Ath-Talaq: 2-3, 5, 8-10
j.  Ya Allah, sebagaimana Engkau telah menunjukki kami kepada syariat ini, maka kurniakanlah kepada kami agar kami dapat mengamalkannya, dan teguh di atasnya sampai kami berjumpa denganMu.



32.  Al-Hajj:  47 --  "Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janjiNya"

a.   Ini adalah kaedah al-Quran dalam masalah keimanan--dalam konteks ancaman terhadap orang-orang kafir yang menentang dakwah Islam dengan pendustaan dan penentangan, ejekan dan cemuhan
b.  Orang-orang kafir meminta disegerakan azab  ke atas mereka jika Rasulullah saw itu benar (al-Hajj: 47) --bentuk ejekan seperti dalam surah al-Anfal: 32 dan as-Sajdah: 28
c.  Apa yang dijanjikan Allah terhadap orang-orang kafir berupa azab pasti akan terjadi, sesungguhnya Dia tidak akan mengingkari janjiNya--al-Hajj: 72
d.  Orang yang paling lemah keyakinannya terhadap janji Allah adalah para pencinta dunia dan orang yang paling kuat keyakinannya terhadap janji Allah adalah para pencinta akhirat
e.  Urusan orang Mukmin bukan untuk mengusulkan suatu tempuh untuk membinasakan orang-orang kafir atau untuk menolong orang Islam; urusanya adalah berusaha membela agama Allah dengan apa yang dia mampu, dan tidak menunggu berlakunya sunnah-sunnah Allah
f.  Maha suci Allah dengan sifat-sifat kesempurnaan dan hal itu memang layak bagiNya, dan Mahasuci Zat yang apabila berjanji, maka Dia menepatinya  (at-Taubah: 111)
g.  Ayat 46:  Allah telah kurniakan manusia dengan deria hati (qalbun), telinga, dan mata -- maka mengembaralah di bumi Allah  dengan berfikir dan pandangan yang tajam (basirun)--ambil  iktibar dari kesan-kesan azab Allah yang ditimpa kepada kaum terdahulu
h.  Ayat 47:  Orang-orang kafir mencabar Rasulullah saw dengan buta hati akan kebenaran--meminta disegerakan azab--seperti  yang terjadi pada kaum terdahulu.  Allah maha mengetahui tentang orang-orang kafir Quraish dan bertindak menangguhkan azab terhadap mereka
i.  Ayat 48:  4 tahap tindakan Allah:  i. orang yang ingkar kemudian beristigfar --Allah ampunkan  ii. orang yang ingkar, Allah turunkan hukuman, kemudian mereka beristigfar/bertaubat--maka Allah berikan keampunan  iii. orang yang ingkar, Allah turunkan hukuman, tetapi masih tidak kembali kepada Allah--dibiarkan sesat (istidraj)  iv. Allah menimpakan azab kepada orang yang ingkar --setelah diberi penangguhan (seperti dalam ayat 48)
j.  3 kemungkinan keadaan umat Islam sekarang:  i. Umat Islam banyak melakukan kesilapan dan dihukum oleh Allah--dihukum di atas dosa  ii. Umat Islam sedang diuji--bukan diatas dosa tetapi untuk dikuatkan imannya  iii. Umat Islam tidak dihukum atau diuji, Allah beri keistimewaan.  Keadaan orang kafir sekarang dalam fasa istidraj--Allah menangguhkan azab.
k.  Orang Mukmin mestilah sentiasa berfikiran positif dengan tindakan Allah.  Allah kurniakan kita qalbun, maka hendaklah kita mengikat ilmu pengetahuan di dalam qalbun (lubb) agar tidak terpesong oleh dorongan nafsu yang membinasakan.



33.  Al-Qashash:  77--"Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (iaitu kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi"

a.  Kaedah ini terdapat di tengah kisah Qarun yang telah terpedaya oleh harta dan nafsunya yang selalu menyuruhnya berbuat buruk
b.  Apabila turun ayat al-Qashash 77, Qarun telah menjawab dengan sombong dalam ayat al-Qashash 78--"Sesungguhnya aku diberi harta itu hanyalah kerana ilmu yang ada padaku".  Qarun sebagai sampel--Allah kurniakan 2 nikmat: harta dan ilmu;  tetapi Qarun lalai dengan hartanya--dia tidak beramal soleh yang boleh membahagiakannya di akhirat kelak.  Janganlah jadi seperti Qarun!  Begitu juga dengan Firaun--Allah telah kurniakan kuasa dan kedudukan--tetapi dia tidak menyembah Allah dan dia mengaku dirinya tuhan.
c.  Di akhirat Allah akan tanya 2 soalan tentang harta:  i. Dari mana harta diperolehi  ii. Dalam hal apa harta digunakan.  Maka manfaatkan harta untuk kebahagiaan di akhirat.
d.  Islam menyeru kepada keseimbangan dalam segala hal--tidak berlebihan dan tidak melalaikan.  Segala tindakan yang dilakukan hendaklah bermanfaat untuk dunia dan akhirat.  Niatkan segala tindakan kerana Allah--in shaa Allah semuanya akan menjadi amal soleh
e.  Wasiat pertama:  Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (yaitu kebahagiaan) negeri akhirat--setiap orang yang berakal wajib berusaha agar selamat di akhirat--maka jadikan masa kini di dunia sebagai persiapan untuk akhirat.   Carilah kebahagiaan yang abadi melalui kurniaan Allah
f.  Wasiat kedua:  Dan janganlah kamu melupakan bahgianmu dari (kenikmatan) duniawi--fitrah manusia suka kepada harta dan hatinya terikat kepada harta dunia--maka Allah tidak melarang manusia mencari harta dunia dengan syarat mereka mengikut syariat Allah.  Sebahagian harta hendaklah diinfak di jalan Allah, tunaikan zakat, bantu orang miskin, anak yatim, dsbnya--berikan hak kepada yang berhak menerimanya.  Janganlah di akhirat harta menjadi bara api yang digosok di kening, punggung dan belakang (at-Taubah: 35)
g.  Wasiat ketiga:  Dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu--kebaikan (ihsan) masuk dalam usaha mencari negeri akhirat,  maka hendaklah anda berbuat baik kepada makhluk-makhlikNya.  Jadilah orang yang muhsin--perbanyakkan amal soleh yang akan dicatat di Illiyyin--raihlah sijil TAQWA
h.  Wasiat keempat:  Janganlah kamu berbuat kerosakan di muka bumi.  Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerosakan--maka hindarilah diri dari berbuat kerosakan kerana ia merupakan kebalikan dari perbuatan baik.  Ingatlah! amal yang tidak disukai Allah tidak boleh dilakukan oleh hamba-hambaNya
i.  Awasilah diri anda!  Apakah yang membuat diri anda bahagia--kenikmatan dunia yang sementara atau kenikmatan akhirat yang kekal abadi....



34.  Al-Baqarah : 120--"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka."

a.  Orang-orang bukan Islam yang duduk di Madinah di zaman Rasulullah saw memerintah ialah orang musyrik, orang munafik, dan Ahli Kitab.  Ahli kitab adalah orang Yahudi dan Nasrani.  Secara umumnya orang Yahudi lebih jahat dari orang Nasrani
b.  Hati orang-orang kafir tidak bersatu, mereka bercerai berai, sedangkan hati orang mukmin bersatu.  Hal inilah yang ditakuti oleh orang-orang kafir--mereka mencari jalan bagaimana untuk mencerai beraikan orang mukmin.  Usaha ini berlaku sehingga masa kini
c.  Untuk memahami prinsip ini, kita perlu kaitkan dengan ayat sebelum dan selepas al-Baqarah 120
d.  Ayat 119:  Rasulullah saw diutus untuk menyampaikan kebenaran--berita gembira untuk orang yang beriman dan peringatan untuk orang kafir.  Tanggungjawab Rasulullah saw hanyalah untuk menyampaikan--begitu juga dengan pendakwah--tanggungjawab mereka hanya untuk menyampaikan
e.  Ayat 120:  Orang Yahudi dan Nasrani tidak akan menerima dakwah Rasulullah saw, mereka mahu Rasulullah saw mengikut agama mereka--jangan ikut mereka yang menurutkan hawa nafsu.  Petunjuk yang sebenar adalah dari Allah. Begitulah juga orang mukmin--raihlah petunjuk Allah dengan ilmu
f.  Ayat 121:  Pelajarilah al-Quran dan berpegang teguhlah kepada petunjuk Allah.  Ikutilah semua petunjukNya dengan sempurna
g.  Ikutilah metodologi dakwah Rasulullah saw--walaupun orang-orang kafir menolak Islam, beliau tetap berpegang teguh kepada petunjuk dari al-Quran.  Kita juga mesti berpegang kepada petunjuk al-Quran--pelajarilah ilmu al-Quran
h.  Di antara kaedah berinteraksi dengan al-Quran ialah:  i. Baca al-Quran dengan bertajweed dan bertafakkur --proses pemikiran melalui akal tentang kewujudan Allah--peristiwa/kejadian --kaitkan dengan kejadian semasa ii.  Taamul -- proses pemerhatian peristiwa--terkait tindakan Allah  iii. Tadabbur -- proses menyelami maksud perkataan -- mendalami apa yang Allah mahu dari kita?
i.  Ambil manfaat dari al-Quran:  i. Membaca bertajweed  ii. Tafhim--fahami melalui tafsir  iii. Tadabbur--apa hubungan saya dengan ayat yang dibaca  iv. Takbiq--pelaksanaan v. Tahfiz--menghafal semampunya  vi.  Tabligh--menyampaikan   
j.  Applikasi:  i.  Orang kafir bukan diperangi kerana kekufurannya kerana itu adalah pilihannya sendiri (Mumtahanah: 8-9)  ii.  Orang kafir diperangi jika ia bermusuh dengan Islam  iii.  Orang Islam boleh berbaik dengan orang kafir dzimmi cuma tidak boleh tunduk/taat (kecenderungan untuk sentiasa melaksanakan apa yang diperintahkan) kepada mereka.       



35.  Al-Baqarah: 186--"Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku adalah dekat."

a.  Ini adalah kaidah al-Quran dalam masalah keimanan yang memiliki hubungan dengan ibadah doa
b.  Ayat 185 katakuncinya ialah:  Ramadhan; Quran; Petunjuk;  puasa; dan syukur.  Bermakna orang yang puasa dalam keadaan taat kepada Allah akan mendapat petunjukNya, bersyukur dan mendapat ganjaran syurga.  Katakunci terpenting ialah: petunjuk.  Taatlah kepada Allah untuk mendapat petunjukNya dan seterusnya jadilah hamba-hamba yang bersyukur
c.  Ayat 186--katakuncinya ialah:  ibadi--hamba-hambaKu--merujuk kepada hamba-hamba yang bersyukur; qarib--dekat dengan Allah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat;  mujib--yang akan makbulkan doa;  istijabah--doa dalam ketaatan; iman--doa dengan penuh keimanan; irsyad--baik serta betul.  Katakunci terpenting ialah: qarib--dekat dengan Allah--kedekatan yang khusus bagi orang yang menyembahNya dan berdoa kepadaNya.  Dekat di sini bukan bermaksud fizikal, tetapi lebih kepada spiritual
d.  Al-A'raf: 180:  Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik, maka serulah (dan berdoalah) kepadaNya dengan menyebut nama-nama itu....  Oleh itu sebutlah nama-nama Allah terlebih dahulu di dalam doa, sebelum memohon sesuatu--kenali Zat Allah melalui makrifatullah--AsmaulHusna.  Ikutilah cara Rasulullah saw berdoa--pelajari dari hadis-hadis yang sahih
e.  Doa adalah asas ibadah--Allah maqbulkan doa terutama kepada mereka yang menunaikan kewajiban (al-amr) dan meninggalkan larangan (an-nahyu), beriman dengan mempelajari ilmu mengenal Allah (makrifatullah) dan seterusnya mendapat bimbingan/petunjuk dari Allah dan natijahnya memperolehi kebahagiaan
f.  Applikasi dalam kehidupan--berdoalah dengan betul:  taati perintah Allah, beriman kepadaNya, pelajari ilmu makrifatullah.  InshaaAllah doa akan dimaqbulkan sama ada i. pada ketika itu/cepat  ii. pada masa kemudian/lambat  iii. dimaqbulkan tetapi tidak seperti yang dimohon  iv. dimaqbulkan di akhirat
g.  Adalah kerugian yang besar bagi seorang hamba jika dia tidak mengetuk pintu (Allah dengan berdoa kepadaNya) dan membiarkan nafsu membuatnya lupa terhadap jalan yang agung ini!
h.  Alangkah bahagianya seseorang yang memanfaatkan waktu-waktu yang dikabulkan doa dengan bermunajat dan memohon kepadaNya untuk kebaikan dunia dan akhirat!



36.  At-Taghabun : 16--"Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu"

a.  Ini adalah sebuah kaedah (prinsip pokok) syariat yang termasuk di antara kaedah-kaedah syariat yang paling agung, yang mana para ulamak merujuk kepadanya dalam fatwa-fatwa mereka
b.  Ayat ini terkait dengan ayat sebelumnya--At-Taghabun 14-15.  Latarbelakang turun ayat--kisah sahabah yang lambat berhijrah ke Mekah disebabkan karenah isteri dan anaknya.  Maka beliau telah tertinggal banyak ilmu yang disampaikan oleh Rasulullah kepada sahabah-sahabah di Madinah.  Maka sahabah tersebut hendak menghukum isteri dan anaknya yang menyebabkan kelalaian beliau untuk berhijrah ke Madinah.
c.  Ayat 14: "...di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka), maka sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Penyayang"--ayat ini memberikan solusi supaya suami memaafkan/berlapang dada terhadap kesalahan isteri dan anaknya
d.  Ayat 15: "Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah lah pahala yang besar"--ayat ini menerangkan bahawa harta dan anak adalah ujian
e.  Ayat 16:  "Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu, dengarlah, taatlah, dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu, maka barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung"--ayat ini memberikan solusi--i. berinfak/sedekah/memberi hutang lah kepada yang memerlukan  untuk membersihkan harta kita  ii. jadilah orang yang bertaqwa mengikut kemampuanmu.  Natijahnya--perolehi keuntungan...
f.  Mengikut kemampuan bermaksud melakukan sesuatu amal sehingga sampai ke kemuncak kemampuan kita--bukan dengan sambil lewa dan cepat mengatakan sudah penat/letih.  Allah Maha Mengetahui kemampuan kita yang sebenarnya--kita tidak boleh menipu Allah!
g.  At-Taghabun berasal dari perkataan Al-Ghabnu yang bermaksud: i. Perbezaan -- di antara orang beriman yang beramal soleh dan masuk syurga; dengan orang kafir yang tidak beramal soleh dan masuk neraka ii. Kelalaian -- Allah akan melalaikan orang di syurga dari mengingati saudara/rakan mereka di neraka supaya mereka tidak merasa sedih iii. Tipuan--orang kafir yang tertipu dengan syahwat (anak, isteri, harta) yang dikendalikan menurut hawa nafsu--natijahnya di hari kiamat masuk neraka
h.  Hakikat dunia-->Manusia diuji dengan syahwat dan pelbagai fitnah dunia-->Solusinya:  Taqwa kepada Allah--dengar dan taat--> Jadilah mukmin berperibadi/berjiwa Mustaqim
i.  Allah memberi rezeki di atas keperluan kita.  Allah menguji di bawah kemampuan kita...
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     
37.  Hud: 112--"Maka tetaplah kamu istiqamah (pada jalan yang benar) sebagaimana diperintahkan kepadamu."

a.   Sebuah kaedah Al-Quran yang agung, yang mengandung kata-kata yang singkat tetapi bermakna luas,   yang mencerminkan salah satu pokok di antara pokok-pokok pesan Al-Quran
b.   Istiqamah adalah meniti jalan yang lurus secara berterusan, agama yang lurus mencakupi melaksanakan semua ketaatan dan menjauhi segala yang dilarang
c.  Orang Mukmin perlu mengetahui bahawa tujuan yang paling besar yang diinginkan oleh syaitan dari anak-anak Adam adalah menyesatkan mereka dari jalan yang lurus (Al-A'raf: 16).  Syaitan enggan sujud kepada Nabi Adam kerana dia merasakan dirinya lebih mulia dari Nabi Adam
d.  Orang Mukmin perlu istiqamah serta teguh dan konsisten (berada dalam istiqamah).  Banyak ayat-ayat Al-Quran yang menekankan hal ini:  Asy-Syura: 13-15, Yunus: 89, Al-An'am: 87-88, Fushilat: 6 dan 30.
e.  Nabi bersabda bahawa ayat ini (Hud: 112 ) membuatkan rambutnya beruban.  Kenapa kita perlu istiqamah?  Kita kena jaga iman dan aqidah agar tidak dipesongkan oleh syaitan.  Kita mesti ada ilmu untuk melawan hasutan syaitan yang berada di sekeliling kita dan berterusan sehingga hari kiamat.  Bisikan syaitan dari:  i.Kanan-nak buat baik tapi tak jadi  ii. Kiri-- tak jadi nak buat maksiat tapi syaitan kata baik  iii. Depan--akhirat dibuat samar-samar  iv. Belakang--dihadirkan dengan segala kebaikan.
f.  Syaitan tidak datang kita bersujud--sebab itu sangat baik kita berdoa semasa dalam sujud.  Berdoalah supaya kita sentiasa istiqamah: i. mohon afiat--keselamatan di dunia dan akhirat ii. mohon memaafkan untuk urusan dunia  iii. mohon Allah tutupkan keaiban kita  iv. lindungi dari syaitan dari semua arah
g.  Setinggi mana pun ketaqwaan dan keimanan seseorang, dia masih tetap sangat perlu untuk diingatkan supaya istiqamah dan konsisten.  Ibnu Taymiyyah berkata--Sesungguhnya tingkatan karamah yang paling tinggi adalah konsisten dalam keistiqamahan.... (Majmu' Fatawa, 11/298)
h.  Orang Mukmin hendaklah mengetahui bahawa tahapan istiqamah yang paling agung adalah istiqamahnya hati, setelah hati dari anggota-anggota tubuh lainnya adalah lisan, kerana  ia adalah penterjemah hati dan pengungkap (apa yang ada di dalam) hati 
i.Semoga Allah masukkan kita di antara orang-orang yang istiqamah, lahir dan batin di atas apa yang dicintai dan diredhaiNya, serta agar Dia meneguhkan kita di atas Islam dan as-Sunnah sampai kita bertemu denganNya kelak.   



38.  Al-Zalzalah:  7-8--"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.  Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, dia akan melihat (balasan)nya pula."   

a.  Prinsip Al-Quran ini menggambarkan salah satu pokok di antara pokok-pokok keadilan, balasan, dan perhitungan--orang-orang yang berbuat baik yakin terhadap kesempurnaan rahmat Allah, dan orang-orang yang berbuat buruk (yakin) terhadap keadilanNya
b.  Kronologi surah Al-Zalzalah:  Kematian (al-maut)->Kebangkitan(al-ba'ith)->Persaksian (asy-shahadah) ->Rekod Amal(al-Kitab)->Prinsip/Kaedah (ayat 7-8)
c.  Al-Kitab--Allah perintahkan manusia membaca kitab rekod amal masing-masing--diri sendiri menjadi penghitung terhadap amal yang telah dilakukan (rujuk Al-Isra:14)
d.  Amal sekecil dzarrah(atom)--tidak dapat dilihat dan tidak ada timbangan--akan dibalas oleh Allah.  Contoh 2 hadis riwayat Imam Muslim:  i. Kisah seorang lelaki (dengan makrifat Allah) yang memberi minuman kepada anjing yang kehausan -->masuk syurga  ii.  Kisah seorang wanita (tidak makrifat kepada Allah) yang mengikat kucingnya sehingga mati kelaparan-->masuk neraka
e.  Asmaul Husna yang terkait dalam prinsip ini:  Al-Ba'ith (Zat yang berkuasa membangkitkan manusia untuk diadili amalannya), Asy-Shahid (Zat yang turut hadir melihat/mengawasi amalan kita), Al-Adl, Al-Hakam, Al-'Azim, Asy-Syakur, Al-Wasi' , Al-Basyir, Al-Khabir
f.  Selain Allah dan malaikat, bumi yang kita pijak, dan seluruh badan kita juga akan menjadi saksi di atas segala amalan yang kita lakukan
g.  Awasi diri kita dari segi hati dan amalan.  Jangan beramal kerana amal itu sendiri (besar/kecil), tetapi besarkan niatnya--niatkan kerana Allah dengan menyebut Asmaul Husna--Al-Ba'ith, Asy-Syahid--inshaaAllah amal yang kecil sebesar dzarrah pun akan menjadi besar nilainya di sisi Allah.  Maka perbanyakkan membuat amal kebaikan walaupun amalan yang kecil
h.  Applikasi kaedah:  i. Cari jenis-jenis amalan kecil yang baik yang dapat dilakukan--lakukan dengan niat yang besar.  Contoh: senyum jumpa kawan, tunjukkan jalan ke masjid, ambil wuduk tanpa membazir air, gosok baju anak/suami dll ii.  Cari jenis-jenis amalan kecil yang buruk yang dapat ditinggalkan.  Contoh: senyum sinis/menyindir, pandangan kelat ke wajah ibu/ayah, tutup pintu kuat sebab marah, nak beli buah--tawar dan rasa tapi tak beli, parkir--terguris kereta sebelah--terus berlalu dll
i.  Oleh itu:  Awasi hati anda!  Awasi amalan anda!  Sediakan jawapan anda kepada Allah di akhirat kelak!   Hayati makna ayat surah Al-Fajr:  24--"Alangkah baiknya kalau aku dahulu sediakan amal-amal yang baik untuk hidupku (di sini)!"
j.  Apabila telah melakukan dosa/melampaui batas, ...janganlah berputus asa dari rahmat Allah, kerana sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa....Dan kembalilah kamu kepada Tuhan kamu dengan bertaubat, serta berserah bulat-bulat kepadaNya, sebelum kamu didatangi azab; kerana sesudah itu kamu tidak akan diberikan pertolongan (Fathir: 53-54)




39.  Asy-Syarh: 7-8--"Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.  Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap"

a.  Ini adalah salah sebuah kaedah dalam Al-Quran berkaitan pendidikan jiwa dan pengarahan tatacara hubungan manusia dengan Allah
b.  Surah Asy-Syarh (kelapangan hati) memberikan penjelasan tentang perhatian Allah terhadap Rasulullah saw dengan kelembutanNya menghilangkan kesedihan dan kesusahan beliau, memudahkan apa yang sulit dan memuliakan kedudukannya
c.  Kronologi surah Al-Fatihah ada dalam Asy-Syarh:  i. Kronologi surah Asy-Syarh:  Makrifat Allah-->Harapan-->Keletihan/Kepayahan-->Petunjuk-->Kelapangan hati-->Bahagia (Pencarian dalam hidup kita)   ii.  Kronologi surah Fatihah:  Makrifat Allah-->Usaha/Ibadah-->Petunjuk
d.  Hati yang lapang adalah hati yang bersandar kepada Allah dan mampu beramal dengan luarbiasa manakala hati yang sibuk tidak sempat untuk beramal
e.  Terdapat 3 jenis hati:  i.  Hati yang sakit--suka melakukan semua jenis amalan sama ada baik/jahat  ii. Hati yang sihat--hati yang dipenuhi cahaya Al-Quran  iii.  Hati yang mati--ingkar pada suruhan Allah (munafik/kafir)
f.  Orang yang lapang hati sentiasa beramal dengan pelbagai amal soleh sehingga meletihkan jasadnya tetapi hatinya puas/bahagia kerana dapat melakukan pelbagai amalan soleh.  Oleh itu lapangkanlah hati anda dengan meletihkan diri melakukan pelbagai amal soleh
g.  Apa yang diperintahkan kepada Rasulullah saw adalah untuk kita juga--maka apabila selesai dari suatu  ketaatan/amal tertentu, maka hendaklah kita bersungguh-sungguh memulai amal/ketaatan yang lain.  Islam tidak menyukai kalau seseorang itu kosong dari  amal apa pun,  baik amal yang bersifat keagamaan maupun duniawi
h.  Orang yang layak ditaati menjadi pemimpin adalah orang yang hatinya penuh dengan kecintaan kepada Allah
i.  Prinsip dalam ayat ini mendidik sikap cepat menyelesaikan urusan, tidak menangguhkan/menunda sesuatu pekerjaan, dan kemudian terus melakukan pekerjaan yang lain. Maka tiada waktu yang terbuang.  Orang yang lapang hatinya sangat bakhil dengan waktunya
j.  Ibnul Qayyim berkata:  Berharap kepada Allah, menginginkan WajahNya, dan merasa rindu untuk bertemu denganNya--ini merupakan harta utama seorang hamba...tidak ada kebaikan dan kenikmatan bagi hati kecuali kalau pengharapannya hanya ditujukan kepada Allah semata,  sehingga hanya Dia lah yang diharapkan, dicari, dan diinginkan
k.  Ibnu Rejab berkata:  Setiap hari orang-orang shiddiqin tidak merasa redha kecuali apabila amal kebaikan mereka bertambah, mereka merasa malu akan hilangnya hal itu, dan mereka memandangnya sebagai sebuah kerugian
l.  Maka prinsip ini memberikan motivasi kepada kita untuk bekerja dan bersungguh-sungguh dalam memanfaatkan waktu sebelum datangnya penyesalan.



40.  An-Nahl : 90 --  " Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil"

a.  Prinsip ini termasuk salah satu prinsip dasar seluruh syariat langit yang paling agung yang di bawahnya masuk berbagai cabang yang mana hanya Allah sahaja yang bisa menghitungnya
b.  Untuk memahami prinsip ini, ayat perlu ditafsir seluruhnya.  Terjemahan ayat An-Nahl:90 --  Sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil, dan berbuat kebaikan, serta memberi bantuan kepada kaum kerabat, dan melarang daripada melakukan perbuatan -perbuatan yang keji dan mungkar serta kezaliman.  Ia mengajar kamu (dengan suruhan dan laranganNya ini), supaya kamu mengambil peringatan mematuhiNya
c.  Adil bermaksud memberikan seseorang apa yang menjadi haknya.  Setiap orang disekeliling kita mempunyai hak ke atas kita.  Contoh nya isteri ada hak atas suami, suami ada hak atas isteri, anak ada hak atas ibubapanya....Oleh itu kita mesti adil dalam memberikan hak-hak (timbangan) -- jangan dikurangi hak/timbangan orang dari kita (Mutaffifin: 1-3).
d.  Nilai sebuah perintah tertakluk kepada siapa yang memerintah, bukan jenis perintah.  Contohnya iblis melihat kepada jenis perintah dan tidak kepada siapa yang memerintah--tiada makrifat--maka iblis tidak mahu sujud kepada Nabi Adam.  Apa yang diperintahkan oleh Allah semuanya agong--maka hendaklah kita berlaku adil -- kerana ini adalah perintah Allah
e.  Al-Adil terkait dengan Al-Hakam dan Al-Hakim.  Al-Adil adalah Zat yang memiliki pengetahuan yang sempurna lalu dengan pengetahuan itu bertindak meletakkan ukuran yang tepat/seimbang pada penciptaan, syariat dan tindakanNya dengan tujuan untuk mewujudkan keselesaan, keharmonian, dan keindahan
f.  Al-Hakam adalah Zat yang memiliki pengetahuan yang sempurna terhadap dua perkara yang berbeza lalu dengan pengetahuan itu bertindak memisahkan/membezakan dua perkara yang berlawanan untuk mencipta kemaslahatan atau keadilan yang hakiki
g.  Al-Hakim adalah Zat yang memiliki pengetahuan yang halus lalu bertindak mengikut kadar ukuran, waktu, masa...yang tepat sehingga wujud keselesaan dan keharmonian
h.  Amal soleh mendapat balasan pahala, amal buruk mendapat balasan dosa.  Allah Maha Adil--tidak sekali-kali berlaku zalim kepada hambaNya  (Fussilat: 46).  Berlaku adil adalah amal soleh dan boleh mendorong kepada ihsan .  Untuk berlaku adil, perlu kepada pembuktian yang sahih.  Contoh kisah Saidina Ali yang kehilangan baju besinya--telah diambil oleh seorang Nasrani--dihakimi oleh Syuraih yang berpihak kepada Nasrani tersebut kerana Saidina Ali tidak ada bukti.  Akhirnya Nasrani itu mangaku dia telah mengambil baju besi Saidina Ali.  Lalu Nasrani itu memeluk Islam dan Saidina Ali menghadiahkan baju besi itu kepadanya.
i.  Prinsip utama dalam Quran (berkaitan syariat) ada empat perkara:  keadilan, kasih sayang, kemaslahatan, dan kebijaksanaan.  Oleh itu hadith juga mesti selari dengan prinsip ini.  Pengkaji hadith perlu mengkaji hadith dalam semua aspek termasuk latarbelakang hadith bagi memastikan tidak lari dari prinsip tersebut
j.  Hidup manusia disokong oleh akal ( perlu kepada ilmu), fitrah (ada dalam jiwa--manusia berpotensi menjadi baik), dan syariat --wahyu dari Allah yang merangkumi hal berkaitan akal dan fitrah/jiwa.  Akal dan fitrah boleh tertutup disebabkan banyak faktor, tetapi syariat tetap kekal dan boleh membuka akal dan jiwa yang tertutup.  Kemungkaran adalah sesuatu yang berlaku berlawanan dengan syariat
k.  Untuk berlaku adil kita perlu ada ilmu, terutamanya ilmu agama agar segala tindakan kita mengikut syariat yang telah ditentukan oleh Allah.  Oleh itu jangan berhenti belajar dan ajarkanlah ilmu yang diperolehi kepada orang lain agar lebih ramai yang mendapat manfaat.



41.  Asy-Syura: 30 -- "Dan musibah apa saja yang menimpamu, maka itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebahagian besar (dari sesalahan-kesalahanmu)."

a.  Prinsip pokok ajaran al-Quran yang muhkam ini diulang beberapa kali dengan lafaz yang hampir sama di beberapa tempat yang lain (dalam Al-Quran)
b.  Untuk memahami prinsip ini kita perlu mengaitkannya dengan ayat sebelum dan selepas.  Ayat sebelum menekankan tentang Allah sebagai pengatur segala makhluk, Maha Berkuasa menghimpunkan semuanya apabila Ia kehendaki.  Ayat selepas menekankan tiada yang dapat melemahkan kuasa Allah dan tiada penolong selain Allah
c.  Prinsip ini applikatif dan realistik--menekankan sifat Ar-Rahim Allah--manusia ditimpakan azab/bencana supaya mereka kembali kepada Allah
d.  Musibah adalah sesuatu yang boleh menggugurkan dosa seseorang dan seterusnya membuatkan dia kembali ke jalan yang benar.  Setiap musibah pasti ada hikmahnya kerana semuanya telah ditakdirkan oleh Allah.  Tindakan yang dikehendaki Allah adalah apa yang sudah berlaku.  Tindakan yang tidak kehendaki Allah kita tidak tahu...kerana ia tidak berlaku
e.  Ada 2 jenis musibah:  i. musibah zahir--nampak secara fizikal  ii. musibah batin/ruhani--hati yang lalai/keras/lena dari mengingati Allah.  Musibah ruhani jarang diturunkan kepada orang yang Muttaqin--mereka selalunya akan mendapat musibah fizikal.  Musibah ruhani adalah lebih merbahaya dari musibah fizikal--ia merujuk kepada dosa kita yang tiada makrifat tentang Allah
f.  Ambil iktibar/ibrah daripada musibah fizikal yang berlaku--contoh kejadian tsunami dan gempa bumi di Palu.  Janganlah kita terus mengatakan mereka semua telah melakukan dosa.  Allah akan membalas makhlukNya berdasarkan amalannya secara individu.  Apabila musibah fizikal diturunkan semua akan mengalaminya-- sama ada orang beriman atau kafir
g.  Ibnu Taimiyyah berkata: "...Dan Al-Quran menjelaskan bukan hanya pada satu tempat saja, bahawa Allah tidak akan membinasakan dan menyiksa seseorang kecuali kerana suatu dosa (yang dilakukannya)--Majmu' al-Fatawa, 14/424
h.  Semoga Allah menerima taubat kita dan memperlihatkan kesalahan kita, tidak memberikan kita kekerasan hati, dan tidak menghukum kita dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang yang lemah akalnya di antara kita.  Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa.



42.  Al-Maidah: 89 -- "... Dan jagalah sumpahmu."

a. Prinsip ini terdapat dalam konteks pembicaraan tentang kaffarat sumpah seperti dalam surah Al-Maidah: 89.  Bersumpah yang dimaksudkan adalah bersumpah dengan nama Allah
b.  Kita tidak digalakkan untuk sering bersumpah.  Di dalam ayat Al-Quran terdapat ayat-ayat sumpah yang merujuk kepada perkara-perkara yang besar.  Maka manusia juga hanya boleh bersumpah dengan perkara yang besar sahaja.  Kadang kala ada yang bersumpah secara main-main--tidak dimaksudkan, maka ini tidak diambilkira.  Sumpah yang diambil kira hanyalah sumpah yang dilafazkan secara serius
c.  Ada dua jenis sumpah yang serius:  i. sumpah baik--bersumpah untuk melakukan sesuatu kebaikan--perlu ditunaikan, jika tidak perlu tunaikan kaffarat  ii. sumpah buruk--bersumpah untuk melakukan sesuatu keburukan--dibatalkan sahaja tanpa dikenakan kaffarat  
d.  Kaffarat bagi sumpah baik yang tidak dilakukan ialah:  i. memberi makan 10 orang miskin  atau ii. memberi pakaian kepada mereka atau iii. memerdekakan seorang budak atau  iv. puasa selama 3 hari  e.  Menjaga sumpah daripada 3 perkara: i. menjaga sumpah dari sumpah dengan nama Allah secara dusta  ii. menjaganya dari banyak berjanji dan bersumpah  iii. menjaganya dari pelanggaran apabila seseorang bersumpah, kecuali apabila pelanggaran itu mengandungi kebaikan
f.  Banyak bersumpah membuat kepercayaan diri seseorang dan kepercayaan manusia terhadapnya menjadi berkurangan, kerana ia mengisyaratkan bahawa dia tidak dipercayai sehingga dia harus bersumpah
g.  Maka hendaklah kita menjaga dari sikap banyak berjanji dan bersumpah tanpa keperluan, dan kita menjaganya dari pelanggaran janji kecuali apabila pelanggaran tersebut lebih baik daripada terus mempertahankan sumpahnya. 



43.  Al-Hasyr: 9 -- "Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung."     

a.  Prinsip  ini berkaitan dengan masalah akhlak, berkaitan erat dengan pendidikan dan penyucian hati, sebagaimana ia juga berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya
b.  Kaedah ini terdapat dalam Al-Quran pada 2 tempat:  i. Al-Hasyr: 9--dalam konteks pujian Allah terhadap orang-orang Anshar--akhlak mereka dalam mengurus jiwa.  Harta diberi kepada orang Muhajirin.  Di sini Allah memberi pendidikan awal -- cerdas dalam bersosial--kepada orang Anshar untuk eratkan silaturrahim, tinggalkan sifat ego dan bakhil   ii. Taghabun: 14-17-- galakan membelanjakan harta kepada keluarga sendiri dahulu, kemudian mudah untuk membelanjakan harta kepada orang lain
c.  Mengutamakan orang lain dari harta yang dimiliki -- ithar--adalah salah satu bentuk ubudiyyah .  Orang yang mengutamakan kepentingan orang lain dari kepentingan dirinya adalah orang yang meninggalkan sesuatu yang dia memerlukan, sedangkan orang yang kikir adalah orang yang tamak terhadap seuatu yang tidak ada ditangannya; dan apabila sesuatu itu sudah ada ditangannya, dia kikir dengan sesuatu itu dan bakhil untuk mengeluarkannya
d.  As-Syuh (kekikiran) -- menurut bahasa bermakna:  mencegah  disertai rasa tamak.  Sifat kikir merupakan naluri (yang tertanam) dalam jiwa.  Di antara sifat asal manusia ialah: lalai dalam agama, tergesa-gesa, cepat berputus asa, suka berbantah dan mencari alasan, sombong, kikir, dengki, dan iri hati
e.  Manusia dilingkari 5 perkara:  Alam, jasad, jiwa, roh, dan iman.  Jiwa pula mempunyai 4 lapisan:  dada/sudur (lapisan paling luar--nafsu, syaitan menempel di sini), qalbu--wadah cahaya amal di antara akal/fitrah dan syahwat, fuad--wadah cahaya makrifat, dan lubb--wadah kepada semua jenis cahaya-- ibarat pelita yang besar-->inilah orang kategori Ulul albab
f.  Tindakan praktis 1:  perangi sifat kikir dengan iman--melalui ilmu.  Sahabah Abdurrahman bin Auf ketika tawaf mengelilingi Kaabah berdoa:  "Wahai Tuhanku, jagalah aku dari sifat kikir diriku!" Beliau tidak menambah doanya dan apabila ditanya beliau menjawab: "Apabila aku dijaga dari sifat kikir diriku ini, niscaya aku tidak akan pernah mencuri, tidak akan berzina, dan aku tidak melakukan perbuatan keji."     
g.  Tindakan praktis 2:  jadilah orang yang dermawan.  Qais bin Saad bin Ubadah termasuk di antara para dermawan yang terkenal.  Ketika beliau sakit kawan-kawannya malu untuk menjenguknya kerana hutang mereka kepadanya.  Lalu beliau berkata: "Semoga Allah menghinakan harta yang mencegah kawan-kawanku untuk menjengukku."  Lalu dia mengumumkan (melalui seseorang) melunaskan semua hutang kawan-kawannya.  Selepas itu ramai kawan-kawannya datang menjenguknya.  Alangkah indahnya jiwa-jiwa besar dan akhlak-akhlak yang agung ini.   



44.  Al-Hasyr: 7 -- "Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah.  Dan apa yang dilarangnya bagimu,   maka tinggalkanlah."

a.  Ini adalah termasuk di antara kaedah yang paling agung yang dapat membantu menghambakan hati kepada Rabb semesta alam, dan mendidiknya untuk berserah diri dan tunduk patuh
b.  Kaedah ini menunjukkan dengan jelas, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Nu'aim, dalam  penjelasan tentang sebahagian keistimewaan Rasulullah saw--"Bahawa Allah mewajibkan kepada dunia agar taat kepada beliau dengan kewajiban mutlak yang tidak ada syarat dan pengecualiannya
c.  Barangsiapa yang menaati Rasul itu, maka sungguh ia telah menaati Allah (An Nisa: 80).  Sesungguhnya Allah swt mewajibkan manusia agar meneladani beliau, baik dalam perkataan mahupun perbuatan, secara mutlak tanpa disertai pengecualian
d.  Prinsip ini adalah kaedah praktis untuk orang-orang yang bertaqwa.  Di dalam ayat Al-Hasyr:7 ini Allah memerintahkan supaya harta tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya dari kalangan kamu.  Di akhir ayat ...dan bertaqwalah kamu kepada Allah.  Oleh kerana ayat ini turun di Madinah, maka taqwa di sini adalah merupakan taqwa praktis, bukan taqwa teori
e.  Sunnah Rasulullah saw terbahagi kepada dua:  i. berkaitan syariat (mesti diikuti)  ii. berkaitan hal peribadi (tidak semestinya diikuti)
f.  I'tibad Sunnah-->  mengikut cara Rasulullah saw merumuskan/menentukan tentang sesuatu perkara--mengamalkan sunnah (yang berkaitan syariah) Rasulullah saw.  Apabila kita mentaati sunnah Rasulullah, Allah akan mencintai kita dan mengampunkan dosa-dosa kita-->hidup akan tenang.  Rasulullah saw adalah pembuka rahmat, ilmu, keampunan, kemuliaan....dari Allah swt
g.  Kelapangan hati selepas melaksanakan sesuatu amal adalah merupakan tindakan praktis prinsip ini.  Contohnya:  Dalam surah Al-Anfal: 1 -- berkaitan pembahagian harta rampasan --kisah kaum Muhajirin dan Ansar.  Allah memerintahkan mereka menjalinkan ukhuwwah dan taat kepada perintah Allah dan RasulNya, bukan sibuk memikirkan tentang pembahagian harta perang.  Kaum Ansar berlapang dada walaupun menerima sedikit harta berbanding kaum Muhajirin--mereka pulang bersama Rasulullah saw, sedangkan kaum Muhajirin pulang bersama harta rampasan perang
h.  Orang yang berfikir tidak sama dengan orang yang berakal.  Orang yang berakal berfikir tentang Allah dan sentiasa menggunakan akal selari dengan fungsinya.  Orang yang berfikir terkadang kala tidak menggunakan akal mengikut fungsinya
i.  Rumusan:
Sunnah terbahagi 2:  i. Tasyrik (ada unsur syariah)--terbahagi pula kepada Am (Nabi sebagai Rasul: perkara berkaitan akhirat, ghaib; akhlak mulia; syariat/ibadah)  atau Khas (Nabi sebagai Ketua Negara /Hakim).  Sekiranya terdapat perbezaan di antara apa yang diputuskan oleh Nabi sebagai Rasul dan Nabi sebagai Ketua Negara, maka perlu dianalisa/dikaji konteks /tema sunnah atau mungkin terdapat percanggahan antara teks sunnah   ii. Non-Tasyrik--(tiada unsur syariah)--Nabi sebagai manusia biasa; experimental; arahan biasa--sekiranya tidak diikuti tidak menjadi satu kesalahan.



45.  Hud: 114 -- "Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk."

a.  Ini adalah kaedah yang diperlukan  oleh setiap orang mukmin, khususnya orang yang berkeinginan kuat untuk menghadap Tuhannya dan mengetuk pintu taubat
b.  Untuk memahami prinsip ini, perlu fahami ayat sebelumnya--ayat 112 dan 113.  Ayat 112--Hendaklah tetap teguh di jalan Allah (istiqamah) dan jangan melampaui batas--Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.  Ayat 113--Janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim--yang boleh menyebabkan kamu masuk neraka--kamu tidak mempunyai penolong selain Allah--kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.  Ayat 114-- Dirikan solat pagi dan petang dan pada bagian permulaan dari malam--amal baik akan menghapuskan amal buruk--peringatan bagi orang-orang yang ingat
c.  Istiqamah--pada jalan yang benar--perbuatan baik-->taubat yang benar-->bertaubat dari segala perbuatan syirik, atau dari segala maksiat.  Maka kebaikan tawhid dan taubat yang benar akan dapat menghapuskan perbuatan yang buruk (Al-Furqan: 68-71)
d.  Perbuatan baik adalah amal-amal soleh secara umum seperti solat, puasa, infaq, menolong fakir miskin dsbnya-->boleh menghapuskan perbuatan buruk dengan syarat tidak melakukan dosa-dosa besar (An-Nisa': 31).  Fungsi solat adalah mencegah dari perbuatan buruk/mungkar.  Seharusnya selepas solat orang mukmin cerdas ritual, cerdas sosial
e.  Penghapusan perbuatan buruk mencakup 2 perkara: i. mencegah terjadinya perbuatan buruk  ii. penghapusan terhadap dosanya apabila perbuatan buruk itu telah terjadi
f.  Makna kaedah ini terdapat dalam Al-Quran dalm beberapa bentuk, di antaranya:  i. dalam konteks pujian terhadap penghuni syurga (Ar-Rad: 22)  ii.  menetapkan makna ini pada umat-umat terdahulu (Al-Maidah: 65)  iii.  menetapkan makna ini dalam konteks pembicaraan tentang taubat para pelaku maksiat (Al-Furqan: 68-71)
g.  Di antara bentuk applikasi kaedah ini:
 i.  menegakkan solat pada kedua tepi siang, iaitu awal siang (pagi) dan akhir siang (petang),  dan beberapa saat di waktu malam--solat fardhu dan solat rawatib termasuk dalam perbuatan baik yang dapat menghapus perbuatan buruk.  Maka hendaklah kita sentiasa menjaga solat--yang fardhu dan yang sunat
ii.  Di antara aplikasi kaedah ini adalah hadith yang diriwayatkan oleh asy-Syaikhain dari Ibnu Mas'ud--bahawa seorang lelaki mencium seorang perempuan, lalu dia datang kepada Rasulullah saw dan memberitahu  beliau tentang hal itu, maka Allah menurunkan ayat ini (Hud: 114).  Lelaki tersebut berkata, "Wahai Rasulullah, apakah ayat ini untukku? "  Beliau menjawab, "Bahkan untuk semua umatku."
iii.  Kisah pembunuh yang telah membunuh 99 orang--mati semasa dalam perjalanan untuk bertaubat.  Apabila diukur jaraknya didapati lebih dekat kepada negeri yang ingin ditujui untuk bertaubat, maka malaikat rahmat membawanya pergi.  Maka janganlah kita berputus asa dari mendapat rahmat Allah--sekiranya telah melakukan sesuatu dosa, cepat-cepatlah kita bertaubat.  Lakukan kebaikan kerana hidayah Allah akan datang apabila kita banyak melakukan kebaikan
h.  Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami perbuatan-perbuatan baik yang menghapus perbuatan-perbuatan buruk kami, dan taubat yang cahayanya menyingkap kegelapan perbuatan buruk dan maksiat.  Aamiin.




46.  Al-Baqarah: 197--"Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya."

a.  Prinsip ini berkaitan rapat dengan masalah hubungan dengan Allah, dan dengan hamba-hambaNya
b.  Ayat ini adalah berkaitan urusan haji yang menerangkan di antara perkara-perkara yang dilarang  semasa ibadah haji: tidak boleh mencampuri isteri, membuat maksiat, dan bertengkar.  Apa jua kebaikan yang dikerjakan pasti diketahui Allah.  Semasa melakukan ibadah haji, bawalah bekal (keperluan) keduniaan secukupnya--pelihara diri dari meminta-minta (sedekah).  Lakukanlah ibadah haji dengan penuh ketaqwaan.  Ini adalah di antara ciri-ciri Ulul Albab-->orang yang mempunyai akal yang sihat dan dalam hatinya ada cahaya iman-->ambil berat perkara-perkara berkaitan keburukan dan kebaikan
c.  Latar belakang turun ayat: Merujuk kepada orang Yaman yang pergi menunaikan ibadah haji tanpa membawa bekalan harta-benda secukupnya.  Apabila sampai di Mekah mereka terpaksa meminta-minta dan hal ini menyusahkan jemaah haji yang lain.  Oleh itu mereka yang pergi haji perlu membawa bekal secukupnya dan sebaik-baik bekal adalah taqwa. Ulul Albab ada kaitan dengan taqwa.  Makrifat tentang Allah-->Ulul Albab-->Taqwa
d.  Segala amalan kebaikan yang dilakukan tidak perlu diiystiharkan kepada orang lain, Allah Maha Mengetahui segalanya.  " Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nadzarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahui."  (Al-Baqarah: 270).  Semakin banyak amal soleh dilakukan, semakin banyak petunjuk/hidayah yang akan dikurniakan Allah
e.  Sentiasalah memohon petunjuk dari Allah terutamanya apabila membuat sesuatu pilihan--walaupun dalam sekecil-kecil perkara.  Lakukan solat istikharah--bagi mendapatkan pilihan terbaik
f.  Tuntutlah ilmu dengan ikhlas--jalan ke kelas ilmu adalah jalan ke syurga.  Jangan tergesa-gesa semasa menuntut ilmu--kerana menuntut ilmu terkadang kala terpaksa melalui jalan yang sukar.  Laluan/proses yang dilalui dalam menuntut ilmu/melaksanakan sesuatu amal yang akan dinilai oleh Allah
g.  Applikasi 1:  Motivasi dan anjuran untuk mengikhlaskan amal kepada Allah walaupun tidak ada seorang pun yang mengetahuinya--orang yang diberi taufiq di antara hamba-hamba Allah adalah orang yang menyembunyikan amalnya dari makhluk dan hal ini banyak memberikan manfaat bagi hati dan jiwa
h.  Applikasi 2:  Ketenteraman jiwa dan ketenangan hati--kerana orang yang berbuat baik dengan ikhlas kepada makhluk, tidak menunggu penghargaan dan sanjungan dari makhluk;  dan dia juga dapat bersabar sekiranya ada yang mencemuh amal baik yang dilakukannya--kerana dia yakin Allah Maha Mengetahui segalanya
i.  Mohon kepada Allah agar kita dianugerahkan supaya sentiasa ingin melakukan kebaikan dan ikhlas kepada Allah dalam semua amal yang kita lakukan.



47.  At-Taghabun: 11--"Barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya"

a.  Prinsip ini diperlukan oleh manusia setiap waktu terutamanya ketika diuji dengan musibah--setiap musibah, apa pun bentuknya sama ada jiwa, harta, anak, kerabat dsbnya terjadi dengan qadha dan qadar Allah
b.  Ujian/musibah adalah sebahagian dari takdir (Al-Hadid:22) dan ia ibarat angin yang mengugurkan daun yang kering--analoginya: Allah menggugurkan dosa hambaNya sekiranya dia tabah dan terus bersabar menjalani ujian/musibah tersebut.  Contohnya, apabila kita bersabar dengan ujian kesakitan, maka Allah akan gugurkan dosa-dosa kecil kita
c.  Petunjuk penting dalam kaedah ini ialah: i. mendidik hati agar menerima takdir-takdir Allah yang menyakitkan  ii. orang yang menerima ujian/musibah dengan tenang adalah mereka yang tinggi keimanannya kepada Allah--yakin disebalik setiap ujian/musibah ada hikmahnya
d.  Di antara panduan Al-Quran apabila menghadapi ujian/musibah: i. pentingnya sikap sabar, berserah diri, dan menguatkan iman yang dijadikan pegangan dalam menghadapi ujian/musibah ii. memberi petunjuk sebagaimana dalam doa agung yang disebutkan dalam surah Al-Baqarah (2: 155-156)  iii. banyaknya kisah para nabi dan pengikut mereka yang ditimpa pelbagai ujian/musibah--hendaklah kita mengambil pengajaran/iktibar--ujian/musibah yang dilalui oleh para nabi adalah jauh lebih besar dari apa yang kita lalui
e.  Hadapilah setiap ujian/musibah dengan makrifatullah--sentiasa bersangka baik dengan Allah.  Ingatlah Allah Ar-Rahim--Zat yang Maha Mengetahui tentang kemaslahatan hambaNya lalu bertindak mendatangkan ujian/musibah/azab bagi tujuan untuk menyedarkan hambanya (yang kufur nikmat) supaya kembali kepadaNya.  Apa gunanya Allah menyeksa kamu sekiranya kamu bersyukur (akan nikmatNya) serta kamu beriman (kepadaNya)....(An-Nisa': 147)
f. Kenalilah hikmah sesuatu ujian/musibah dengan melihat hubungkait nama-nama Allah (AsmaulHusna) dengan ujian/musibah yang dihadapi.  Apabila kita hadapi ujian/musibah dengan makrifatullah maka akhirnya ujian/musibah tersebut akan bertukar menjadi nikmat batin
g.  Hidayah adalah petunjuk yang khusus yang diberi oleh Allah kepada orang yang khusus. Hidayah perlu ditangkap--sesuatu yang membimbing seseorang kepada ketaqwaan.  Ada 2 jenis hidayah: i. Irsyadi--bimbingan manusia  ii. Taufiqi--bimbingan Allah.  Semakin banyak hidayah yang diterima semakin banyaklah amalan soleh seseorang
h.  Hidayah terletak di qalbu.  Dalam hati manusia ada 4 lapisan:  i. Sadr--cahaya amal  ii. Qalb--cahaya iman  iii. Fuad--cahaya makrifat  iv. Lubb--merangkumi semua cahaya-->Ulul Al-Bab
i. Masalah (ujian/musibah) --> Solusi (Iman/makrifat)-->Natijahnya mendapat hidayah Allah.



48.  Al-Baqarah: 48--"Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing)"

a.  Prinsip ini merupakan salah satu di antara pengaruh hikmah Allah kepada makhlukNya, yang membantu orang yang mentadabburinya untuk memandang sesuatu dengan berimbang dan adil
b.  Kaedah ini merupakan bagian dari ayat yang mulia dalam surah al-Baqarah dan surah al-A'raf tentang kisah Nabi Musa yang memohon agar diturunkan hujan untuk kaum beliau
c.  Makna yang ditunjukkan oleh kaedah ini telah disebut pada kaedah lain, akan tetapi dengan lafaz yang berbeza iaitu  dalam surah Al-Isra': 84--"Katakanlah, 'Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing' ".  Yakni, menurut cara dan perjalanan hidup yang menjadi kebiasaan pelakunya, dan (pelakunya) tumbuh atasnya
d.  Kaedah ini menekankan pentingnya pengetahuan manusia tentang bakat dan potensi yang dikurniakan Allah kepadanya, agar dia menjadi bermanfaat dalam bidang yang sesuai dengannya dan cocok dengan potensi dan bakatnya
e.  Pengetahuan manusia tentang bakat dan potensinya sangat penting agar dia bisa kreatif dan bermanfaat kepada ummahnya--bekerja dengan penuh kreativiti dan cekap
f.  Allah telah membagi-bagi  amal sebagaimana Allah telah membagi-bagi rezeki--ada yang dipermudahkan untuk qiamullail, ada yang dipermudahkan untuk berpuasa, ada yang dipermudahkan untuk berinfaq, ada yang dipermudahkan untuk berjihad dan seterusnya
g.  Apabila Imam Malik ditanya kenapa tidak berjihad beliau menjawab: "Menyebarkan ilmu dan mengajarkannya termasuk di antara amal kebajikan yang paling utama, dan aku telah redha dengan apa yang dimudahkan Allah untukku dari hal itu, dan aku tidak mengira bahawa apa yang aku lakukan ini lebih rendah darjatnya dari apa yang kamu lakukan, dan aku berharap kita berdua berada dalam kebaikan, dan setiap orang harus redha dengan apa yang dikurniakan Allah untuknya" 
h.  Hadis riwayat Al-Bukhari: Beramallah kalian, kerana setiap orang akan dimudahkan kepada apa yang dia diciptakan untuknya
i. Manusia diciptakan beserta dengan bakat masing-masing dan semua manusia ada bakat dalam mengenal Allah --ini adalah fitrah manusia. Makrifatullah adalah perkara asas yang perlu ada pada setiap manusia dan tidak boleh ditinggalkan.  Maka jadilah doktor, jurutera, akauntan, pensyarah/guru, dan sebagainya yang disertai dengan makrifatullah
j.  Surah Al-Alaq: 1-3 menjelaskan bakat syar'i manusia sebagai hamba dan khalifah Allah.  Ayat 1-2 dan surah As-Dzariyat: 56 --takrif--fitrah manusia mengenal Allah (sebagai hamba Allah) dan ayat 3 --takrim--  manfaatkan alam untuk kemaslahatan manusia ( sebagai khalifah Allah)
k.  Tadabbur ayat 2:60:  i. Apa hubungan ayat ini dengan saya?  Cari bakat sendiri sebelum mati dan manfaatkan bakat tersebut kepada orang lain  ii. Apa kesan ayat?  Dapat kurangkan permusuhan sesama manusia--sebab ramai manusia berperang/bergaduh sebab takabbur dengan bakat masing-masing.  Makanya jangan samakan semua orang dengan diri sendiri.  Lain orang lain bakatnya... iii.  Kurangkan kerosakan alam semesta oleh kerana setiap perkara dilakukan oleh orang yang pakar dalam bidangnya. Kalau sesuatu perkara/pekerjaan dilakukan oleh orang yang bukan pakar dalam hal itu, maka timbullah pelbagai masalah/kerosakan
l.  Rumusan:  Fakta (dakwaan diri sebagai manusia terbaik--unsur takabbur) --> Solusi (setiap manusia ada bakat, baca bakat, arahkan minat, tentukan sikap!) -->Natijah (Menghilangkan permusuhan, mengurangkan kehancuran, mendapat manfaat, kesempurnaan)
m.  Maka apakah kita mahu merenungkannya dan mengambil faedah darinya, agar menjadi lebih efektif bagi potensi-potensi kita?                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                       
49.  An-Nahl: 43-- "Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui".

a.  Prinsip yang mempunyai pengaruh besar dalam meluruskan  perjalanan manusia menuju Tuhannya, mengatur ibadah, muamalah, dan perilakunya, serta mengetahui apa yang samar atau bermasalah baginya dari perkara agamanya
b.  Terdapat dua tempat dalam Al-Quran tentang prinsip ini:  An-Nahl: 43-44 dan Al-Anbiya:7
Kedua-duanya ditujukan kepada orang-orang kafir yang selalu menentang dan mendustakan agama--agar mereka bertanya kepada orang yang mendahului mereka dari kalangan Ahli Kitab
c.  Beberapa fakta dari prinsip ini:  i. pujian bagi orang yang berilmu  ii. ilmu yang paling tinggi adalah ilmu tentang Al-Quran iii. pengakuan kredibiliti ahli ilmu  iv. orang yang jahil bisa keluar dari beban berat hanya dengan sekedar bertanya  v. ahli ilmu yang paling utama adalah ahli Al-Quran  vi. ahli ilmu wajib mengajarkan ilmu dan menjawab pertanyaan berdasarkan pengetahuan mereka  vii. larangan bertanya kepada orang yang tidak memiliki ilmu  viii. ijtihad tidak diwajibkan bagi seluruh manusia--bertanyalah kepada para alim ulamak
d.  Setiap permasalah dalam agama sama ada perkara pokok (ushul) atau cabang (furu') hendaklah bertanya kepada orang yang mengetahuinya 
e.  Penyimpangan dari kaedah ini: i. ada orang yang apabila bermasaalah terus bertanya kepada orang terdekat walaupun dia tidak tahu sama ada orang tersebut mempunyai ilmu tentang permasalahnya  ii.  tidak adanya ketelitian dalam mengambil (ilmu) dari ahli dzikir yang sebenarnya.  Hal ini kerana ramai orang menyandarkan diri kepada ilmu, dan orang-orang yang menyerupai orang-orang yang berilmu lebih banyak lagi.  Masyarakat kini kurang kemampuan untuk membezakan antara ulamak dan bukan ulamak--mengira bahawa setiap orang yang berbicara tentang Islam adalah ulamak dan boleh diminta fatwa dalam masalah-masalah agama!
f.  Oleh itu berhati-hatilah dalam bertanya--bertanyalah kepada orang yang paling bertaqwa, berilmu, wara' kerana mereka itulah para ahli dzikir yang sebenar-->orang yang khasiyah (takut) hasil dari makrifatullah dan seterusnya mendapat hidayah/petunjuk dari Al-Quran.  Inilah kurniaan terindah dari Allah
g.  Nota tambahan:  Ada 4 kategori manusia:  i. Orang yang tahu, dan tahu dirinya tahu (ulamak)  ii. Orang yang tahu, tapi tak tahu yang dirinya tahu (ghafir/lalai)  iii. Orang yang tak tahu, dan tahu dirinya tak tahu (pelajar/penuntut)   iv. Orang yang tak tahu, dan tak tahu dirinya tak tahu (bodoh sombong)



50.  Al-Isra': 9 -- "Sesungguhnya Al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus".

a.  Prinsip ini termasuk hal yang sangat sesuai, yang menjadikan orang Mukmin bertambah keyakinannya tentang kebesaran Al-Quran--satu-satunya kitab yang sesuai bagi setiap zaman dan tempat
b.  Qatadah berkata: " Sesungguhnya Al-Quran menunjukkan penyakit dan (sekaligus) ubat bagi kalian. Adapun penyakit itu adalah dosa-dosa dan kesalahan kalian dan ubatnya adalah istigfar".  Maka dalam Al-Quran terdapat penawar bagi segala jenis penyakit
c.  Semua yang terdapat dalam Al-Quran adalah petunjuk kepada jalan-jalan yang paling baik, paling adil, dan paling benar--maka kalau kita mengikutinya niscaya kita akan selamat di dunia dan akhirat
d.  Al-Quran juga memberi petunjuk kepada jalan yang lurus dalam dunia ibadah, dengan menyeimbangkan antara beban taklif dan kemampuan, sehingga beban-beban taklif tidak terasa berat bagi jiwa dan tidak menjadi terlalu mudah dan ringan
e.  Al-Quran juga memberi petunjuk kepada jalan yang lurus dalam segala aspek kehidupan manusia.  Mereka yang mendapat hidayah dari Al-Quran  memperolehi kebahagiaan jiwa.
f.  Di antara sifat manusia yang disebut dalam Al-Quran:  i. Tergesa-gesa (Al-Isra:11)  ii. Keluh kesah dan kedekut (Al-Maarij: 19)  iii. Daif/lemah (An-Nisa': 28).  Sifat-sifat ini dicipta oleh Allah dengan hikmah--supaya manusia sentiasa berhubung dengan Allah.  Maka jika ada masalah mengadulah kepada Allah. Terapkan makna-makna dalam Al-Quran, panggillah Allah mengikut makna nama-nama Nya
g.  Al-Quran-->hidayah/petunjuk dan bimbingan dalam pelbagai aspek kehidupan-->Ehwal manusia/sasaran Al-Quran-->metod tafakkur-->Natijahnya kebahagiaan
h.  Qiraatul Al-Quran (membaca)-->Tilawah Al-Quran (membaca dengan faham maknanya)-->Tadarrus Al-Quran (mempelajari secara berkumpulan) -->Tadabbur Al-Quran (tafakkur--alam semesta, amalkan suruhan Allah)-->Tabligh (sampaikan kepada orang lain)-->Hafazan